Selasa
Biasa Pekan XXXI (H)
Rm. 12:5-16
Mzm. 69:30-31,33-34,36-37
Luk.
14:15-24
Rm. 12:5-16
12:5 demikian
juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita
masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.
12:6 Demikianlah
kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang
dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita
melakukannya sesuai dengan iman kita.
12:7 Jika karunia
untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah
kita mengajar;
12:8 jika karunia
untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu,
hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan,
hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan,
hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.
12:9 Hendaklah
kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.
12:10 Hendaklah
kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi
hormat.
12:11 Janganlah
hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
12:12
Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah
dalam doa!
12:13 Bantulah
dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu
memberikan tumpangan!
12:14 Berkatilah
siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!
12:15
Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang
menangis!
12:16 Hendaklah
kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan
perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara
yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!
Luk.
14:15-24
14:15
Mendengar itu berkatalah seorang dari tamu-tamu itu kepada Yesus:
"Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah."
14:16
Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada seorang mengadakan perjamuan besar
dan ia mengundang banyak orang.
14:17
Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para
undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap.
14:18
Tetapi mereka bersama-sama meminta maaf. Yang pertama berkata kepadanya: Aku
telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan.
14:19
Yang lain berkata: Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus
pergi mencobanya; aku minta dimaafkan.
14:20
Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang.
14:21
Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semuanya itu kepada tuannya. Lalu
murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya: Pergilah dengan segera ke
segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang miskin dan
orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh.
14:22
Kemudian hamba itu melaporkan: Tuan, apa yang tuan perintahkan itu sudah
dilaksanakan, tetapi sekalipun demikian masih ada tempat.
14:23
Lalu kata tuan itu kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan
paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh.
14:24
Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorang pun dari orang-orang yang telah
diundang itu akan menikmati jamuan-Ku.
Mencintai
Ekaristi dan Jawaban atas Tawaran Keselamatan
Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda
Gereja hendak merenungkan bagaimana keselamatan dan kebersamaan dengan Allah
dalam damai abadi itu kasih karunia Allah, di mana undangan itu tidak mengenal
penolakan dan bantahan. Tuhan sudah menyediakan, Tuhan sudah mempersiapkan, dan
Tuhan sudah memberikan seluruhnya. Pantas tidak, ketika kita memprioritaskan
yang lain?
Ilustrasi sederhana, dan sangat logis sebenarnya,
ada undangan, sering juga kog kita berdalih dengan aneka kesibukan dan
kerepotan, dan kadang itu mencari-cari bukan sesungguhnya, demikian pun dengan
undangan dan tawaran Allah. Sangat mudah kita tilik bagaimana semangat kita
dalam mempersiapkan Perayaan Ekaristi, semangat, ogah-ogahan, atau menunda, ah
besok juga bisa, nanti saja ketika sudah dekat dan kita berangkat.
Jangan berpikir bahwa kuasa jahat itu menggoda
dengan aneka perbuatan yang dengan mudah dan jelas kita tahu itu godaan,
seperti malas atau godaan lainnya. Kadang sangat halus dengan aktifitas
kebaikan, aksi sosial, namun melenakan dan menjauhkan diri dari Tuhan dalam
Ekaristi. Apa salahnya coba aksi sosial atau membantu orang yang kekurangan? Baik
juga bukan? Namun ketika kita terlena, kita bisa tersesat dan malah melupakan
Tuhan sebagai sumber hidup.
Saudara terkasih, dalam bacaan Injil hari ini,
sejatinya Tuhan hendak mengatakan kepada orang Yahudi yang telah mendapatkan status terpilih. Dengan status itu
mereka malah seenaknya sendiri, melakukan ibadah dan doa dengan sesuka hati. Mereka
merasa kalau mendapatkan tempat khusus yang tidak akan bisa digantikan orang
lain, Tuhan berpikir dan bertindak tidak demikian. Kini semua orang yang mau
melaksanakan kehendak Tuhan, mau berusaha mengenal dan melakukan apa yang Tuhan
rencanakan. Merekalah yang akan ikut perjamuan surgawi.
Logis bukan jika yang diundang dan menolak itu juga
akan Tuhan kesampingkan? Coba bayangkan saja, jika kita ditolak, masih mau
memberikan tawaran kita juga? Padahal masih begitu banyak yang mau
menggantikannya? Mosok Tuhan tidak adil hanya demi pribadi dan kelompok yang selalu merasa baik
dan benar itu?
Saudara terkasih, benar bahwa kasih karunia itu
pemberian Allah secara cuma-cuma, namun ada pula tanggapan yang sebanding dari
kita si penerima. Bagaimana mungkin penolak mendapatkan hasil yang sama dengan
yang menerima bahkan dengan sukacita lagi? BD. eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar