Selasa, 05 November 2019

Mencintai Ekaristi dan Jawaban atas Tawaran Keselamatan


Selasa Biasa Pekan XXXI (H)
Rm. 12:5-16
Mzm. 69:30-31,33-34,36-37
Luk. 14:15-24




Rm. 12:5-16

12:5 demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.
12:6 Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita.
12:7 Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar;
12:8 jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.
12:9 Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.
12:10 Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.
12:11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
12:12 Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!
12:13 Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!
12:14 Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!
12:15 Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!
12:16 Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!


Luk. 14:15-24

14:15 Mendengar itu berkatalah seorang dari tamu-tamu itu kepada Yesus: "Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah."
14:16 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada seorang mengadakan perjamuan besar dan ia mengundang banyak orang.
14:17 Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap.
14:18 Tetapi mereka bersama-sama meminta maaf. Yang pertama berkata kepadanya: Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan.
14:19 Yang lain berkata: Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan.
14:20 Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang.
14:21 Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semuanya itu kepada tuannya. Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya: Pergilah dengan segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh.
14:22 Kemudian hamba itu melaporkan: Tuan, apa yang tuan perintahkan itu sudah dilaksanakan, tetapi sekalipun demikian masih ada tempat.
14:23 Lalu kata tuan itu kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh.
14:24 Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorang pun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuan-Ku.



Mencintai Ekaristi dan Jawaban atas Tawaran Keselamatan

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja hendak merenungkan bagaimana keselamatan dan kebersamaan dengan Allah dalam damai abadi itu kasih karunia Allah, di mana undangan itu tidak mengenal penolakan dan bantahan. Tuhan sudah menyediakan, Tuhan sudah mempersiapkan, dan Tuhan sudah memberikan seluruhnya. Pantas tidak, ketika kita memprioritaskan yang lain?
Ilustrasi sederhana, dan sangat logis sebenarnya, ada undangan, sering juga kog kita berdalih dengan aneka kesibukan dan kerepotan, dan kadang itu mencari-cari bukan sesungguhnya, demikian pun dengan undangan dan tawaran Allah. Sangat mudah kita tilik bagaimana semangat kita dalam mempersiapkan Perayaan Ekaristi, semangat, ogah-ogahan, atau menunda, ah besok juga bisa, nanti saja ketika sudah dekat dan kita berangkat.
Jangan berpikir bahwa kuasa jahat itu menggoda dengan aneka perbuatan yang dengan mudah dan jelas kita tahu itu godaan, seperti malas atau godaan lainnya. Kadang sangat halus dengan aktifitas kebaikan, aksi sosial, namun melenakan dan menjauhkan diri dari Tuhan dalam Ekaristi. Apa salahnya coba aksi sosial atau membantu orang yang kekurangan? Baik juga bukan? Namun ketika kita terlena, kita bisa tersesat dan malah melupakan Tuhan sebagai sumber hidup.
Saudara terkasih, dalam bacaan Injil hari ini, sejatinya Tuhan hendak mengatakan kepada orang Yahudi yang telah  mendapatkan status terpilih. Dengan status itu mereka malah seenaknya sendiri, melakukan ibadah dan doa dengan sesuka hati. Mereka merasa kalau mendapatkan tempat khusus yang tidak akan bisa digantikan orang lain, Tuhan berpikir dan bertindak tidak demikian. Kini semua orang yang mau melaksanakan kehendak Tuhan, mau berusaha mengenal dan melakukan apa yang Tuhan rencanakan. Merekalah yang akan ikut perjamuan surgawi.
Logis bukan jika yang diundang dan menolak itu juga akan Tuhan kesampingkan? Coba bayangkan saja, jika kita ditolak, masih mau memberikan tawaran kita juga? Padahal masih begitu banyak yang mau menggantikannya? Mosok Tuhan tidak adil hanya demi  pribadi dan kelompok yang selalu merasa baik dan benar itu?
Saudara terkasih, benar bahwa kasih karunia itu pemberian Allah secara cuma-cuma, namun ada pula tanggapan yang sebanding dari kita si penerima. Bagaimana mungkin penolak mendapatkan hasil yang sama dengan yang menerima bahkan dengan sukacita lagi? BD. eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar