Selasa, 05 November 2019

Kesederhanaan Boromeus dan Do ut Des



Pw. S. Karolus Borromeus, Usk. (P)
Rm. 11:29-36
Mzm. 69:30-31,34,36-37
Luk. 14:12-14




Rm. 11:29-36

11:29 Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya.
11:30 Sebab sama seperti kamu dahulu tidak taat kepada Allah, tetapi sekarang beroleh kemurahan oleh ketidaktaatan mereka,
11:31 demikian juga mereka sekarang tidak taat, supaya oleh kemurahan yang telah kamu peroleh, mereka juga akan beroleh kemurahan.
11:32 Sebab Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka semua.
11:33 O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!
11:34 Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?
11:35 Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya?
11:36 Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!


Luk. 14:12-14

14:12 Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang Dia: "Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya.
14:13 Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta.
14:14 Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar."



Kesederhanaan Boromeus dan Do ut Des

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan ketulusan di dalam berbagi. Sering dan sangat mudah kita jatuh untuk berharap mendapatkan balasan. Hal yang sama juga bisa terbawa dalam berdoa dan beribadah. Beribadah bukan demi memuliakan Allah, namun demi kepentingan diri sendiri.
Dalam hidup sehari-haripun sering kita asyik dengan pribadi yang kaya, tenar, dan populer, untuk mendapatkan sesuatu, kesawaban, ikut mendapatkan bagian dari sana. Namun, apakah pernah berempati dengan yang sedang menderita, kesepian, dan dalam keadaan kekurangan? Minimal, ketika datang kegiatan lingkungan di rumah yang kaya banyak yang datang dan sebaliknya.
Bacaan Injil hari ini mengajarkan kepada kita untuk tidak mengharapkan balasan dalam kondisi apapun. Ketulusan untuk mengesampingkan sikap do ut des, saya memberi akan saya juga diberi. Hal yang jamak terjadi. Memberikan kepada orang yang tidak mampu mengembalikan, dalam bacaan Injil mengundang makan orang yang tidak akan pernah mengundang balik karena miskin, dan menderita, bukan karena pelit lho ya.
Mengundang saudara yang kekurangan itu selain menjadikan kita tidak berharap mendapatkan balasan, juga kita akan belajar untuk tulus. Jiwa yang tulus ini membedakan dengan kebiasaan duniawi yang biasanya mengharapkan mendapatkan hal yang sama. Jangan salah, ada pula yang memberikan kolekte atau derma itu demi mendapatkan yang lebih banyak juga. Ini banyak terjadi karena terpengaruh budaya dan kebiasaan. Hal yang perlu diubah, bahwa di dalam Tuhan dan Gereja bukan demikian.
Saudara terkasih, hari ini kita juga merayakan Santo Karolus Boromeus, seorang Kardinal dan Uskup Agung Milan. Pamannya adalah Paus Pius VI. Berasal dari keluarga bangsawan, ia belajar hukum sipil sekaligus hukum kanonik. Kehidupan sekuler sekitarnyalah yang membuat ia mengubah haluan yang sekuler dan akhirnya menjadi imam.
Ia banyak mendirikan seminari dan rumah sakit. Ia juga membantu memperbaiki dan menyempurnakan buku Misa dan buku Brevier, atau buku panduan ibadat harian untuk biarawan-biarawati.
Ekaristi dan Yesus menjadi pusat bagi hidup Karolus, dan ia menyatakan semua mampu ia lalui karena bersama Yesus dengan menyantap Ekaristi sesering mungkin. Mendekati meja perjamuan secara tidak layak juga menjadi nasihat bijaknya. Selain pribadi Ekaristik, ia juga pecinta kaum miskin dan sederhana. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar