Pw.
SP Maria Dipersembahkan kepada Allah (P)
1
Mak. 2:15-29
Mzm.
50:1-2,5-6,14-15
Luk.
19:45-48
1
Mak. 2:15-29
2:15 Kemudian para pegawai
raja yang bertugas memaksa orang-orang Yahudi murtad datang ke kota Modein
untuk menuntut pengorbanan.
2:16 Banyak orang Israel
datang kepada mereka. Adapun Matatias serta anak-anaknya berhimpun pula.
2:17 Pegawai raja itu angkat
bicara dan berkata kepada Matatias: "Saudara adalah seorang pemimpin,
orang terhormat dan pembesar di kota ini dan lagi didukung oleh anak-anak serta
kaum kerabat saudara.
2:18 Baiklah saudara sekarang
juga maju ke depan sebagai orang pertama untuk memenuhi penetapan raja,
sebagaimana telah dilakukan semua bangsa, bahkan orang-orang Yehuda dan mereka
yang masih tertinggal di Yerusalem. Kalau demikian, niscaya saudara serta
anak-anak saudara termasuk ke dalam kalangan sahabat-sahabat raja dan akan
dihormati dengan perak, emas dan banyak hadiah!"
2:19 Tetapi Matatias menjawab
dengan suara lantang: "Kalaupun segala bangsa di lingkungan wilayah raja
mematuhi seri baginda dan masing-masing murtad dari ibadah nenek moyangnya
serta menyesuaikan diri dengan perintah-perintah seri baginda,
2:20 namun aku serta
anak-anak dan kaum kerabatku terus hendak hidup menurut perjanjian nenek moyang
kami.
2:21 Semoga Tuhan mencegah
bahwa kami meninggalkan hukum Taurat serta peraturan-peraturan Tuhan.
2:22 Titah raja itu tidak
dapat kami taati dan kami tidak dapat menyimpang dari ibadah kami baik ke kanan
maupun ke kiri!"
2:23 Matatias belum lagi
selesai mengucapkan perkataan tadi maka seorang Yahudi sudah tampil ke muka di
depan umum untuk mempersembahkan korban di atas perkorbanan di kota Modein
menurut penetapan raja.
2:24 Melihat itu Matatias
naik darah dan gentarlah hatinya serta meluap-luaplah geramnya yang tepat.
Disergapnya orang Yahudi itu dan digoroknya di dekat perkorbanan itu.
2:25 Petugas raja yang
memaksakan korban itu dibunuhnya pula pada saat itu juga. Kemudian perkorbanan
itu dirobohkannya.
2:26 Serupalah kerajinannya
untuk hukum Taurat itu dengan apa yang telah dilakukan dahulu oleh Pinehas
kepada Zimri bin Salom.
2:27 Lalu berteriaklah
Matatias dengan suara lantang di kota Modein: "Siapa saja yang rindu
memegang hukum Taurat dan berpaut pada perjanjian hendaknya ia mengikuti
aku!"
2:28 Kemudian Matatias serta
anak-anaknya melarikan diri ke pegunungan. Segala harta miliknya di kota
ditinggalkannya.
2:29 Kemudian turunlah ke
padang gurun banyak orang yang mencari kebenaran dan keadilan.
Luk.
19:45-48
19:41 Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota
itu, Ia menangisinya,
19:42 kata-Nya: "Wahai, betapa baiknya jika pada
hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi
sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.
19:43 Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan
mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau
dari segala jurusan,
19:44 dan mereka akan membinasakan engkau beserta
dengan pendudukmu dan pada tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batu pun
tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat,
bilamana Allah melawat engkau.
Tuhan
Melawatimu, Sadar dan Syukurilah!
Saudara terkasih, hari ini kita merayakan SP Maria
Dipersembahkan kepada Allah. Peranan Maria menjadi penting, ketika berkaitan
dengan bacaan hari ini, Allah melawat umat-Nya. Lawatan, kunjungan, dan
kedatangan Allah ke dunia, melalui Putera-Nya dan Maria yang mengandung-Nya. Ini
menjadi penting, tanpa peran Maria, tata Keselamatan Allah sungguh berbeda.
Kita kadang dan malah sering pula, berseru-seru
memanggil dan mengeluh mengapa Tuhan abai akan doa-doa kita. Apakah benar
demikian? Tidak. Kitalah yang lalai mendengarkan Tuhan yang sedang berbincang
dan melawati kita. Kita asyik dengan pola pikir, dengan pola tindak, dan
keinginan, rancangan, serta haraan-harapan kita. Namun melupakan Tuhan juga
memiliki rancangan dan kehendak atas kita. Rancangan-Nya yang perlu kita
pahami, mengapa?
Tuhan memberikan kepada kita yang terbaik, karena
Allah memiliki pandangan, wawasan, dan cakupan jauh lebih luas. Tidak sesempit
dan sepenggal-sepenggal seperti yang kita pahami. Di sinilah kadang perbedaan
itu membuat kita salah memahami kapan Allah hadir dan mendengarkan kita.
Kita hidup di dalam alam ketidaksadaran. Hidup di
dalam angan, bayangan, dan rancangan yang sering berlebihan. Seperti orang
menantikan kendaraan umum di jalan raya, ketika terlewat baru sadar. Di sinilah
peran kesadaran, ketika Tuhan hadir, kita malah asyik dengan pemikiran dan
rancangan kita. Padahal kehendak dan rancangan Tuhan pasti jauh lebih baik dan
benar.
Saudara terkasih, selain kesadaran, kita juga perlu
namanya syukur. Jika tidak bisa bersyukur, kita tidak akan melihat keterlibatan
Tuhan dalam segala aspek hidup kita. Hidup ini adalah medan untuk bersyukur
atas apa yang Tuhan berikan dan perbuat. Kita ini bukan apa-apa, tanpa Tuhan. Jangan
merasa besar, ketika apa yang di hadapan kita pun semua dari Tuhan.
Syukur membuat kita mampu melihat karya Tuhan dan
karya sesama sebagai kepanjangan dan alat Tuhan. Kita tidak ada apa-apanya,
jika mau menyadari ini. Kesadaran yang akan membawa sikap syukur. Dan acap kali
kita jatuh pada sikap abai karena tidak sadar.
Kesadaran dan sikap syukur juga perlu dibina. Tidak
akan serta merta bisa begitu saja jika kita tidak pernah mengolah dan menjadikannya
sebagai sebuah gaya hidup. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar