Jumat, 22 November 2019

Tuhan Melawatimu, Sadar dan Syukurilah!


Pw. SP Maria Dipersembahkan kepada Allah (P)
1 Mak. 2:15-29
Mzm. 50:1-2,5-6,14-15
Luk. 19:45-48




1 Mak. 2:15-29

2:15 Kemudian para pegawai raja yang bertugas memaksa orang-orang Yahudi murtad datang ke kota Modein untuk menuntut pengorbanan.
2:16 Banyak orang Israel datang kepada mereka. Adapun Matatias serta anak-anaknya berhimpun pula.
2:17 Pegawai raja itu angkat bicara dan berkata kepada Matatias: "Saudara adalah seorang pemimpin, orang terhormat dan pembesar di kota ini dan lagi didukung oleh anak-anak serta kaum kerabat saudara.
2:18 Baiklah saudara sekarang juga maju ke depan sebagai orang pertama untuk memenuhi penetapan raja, sebagaimana telah dilakukan semua bangsa, bahkan orang-orang Yehuda dan mereka yang masih tertinggal di Yerusalem. Kalau demikian, niscaya saudara serta anak-anak saudara termasuk ke dalam kalangan sahabat-sahabat raja dan akan dihormati dengan perak, emas dan banyak hadiah!"
2:19 Tetapi Matatias menjawab dengan suara lantang: "Kalaupun segala bangsa di lingkungan wilayah raja mematuhi seri baginda dan masing-masing murtad dari ibadah nenek moyangnya serta menyesuaikan diri dengan perintah-perintah seri baginda,
2:20 namun aku serta anak-anak dan kaum kerabatku terus hendak hidup menurut perjanjian nenek moyang kami.
2:21 Semoga Tuhan mencegah bahwa kami meninggalkan hukum Taurat serta peraturan-peraturan Tuhan.
2:22 Titah raja itu tidak dapat kami taati dan kami tidak dapat menyimpang dari ibadah kami baik ke kanan maupun ke kiri!"
2:23 Matatias belum lagi selesai mengucapkan perkataan tadi maka seorang Yahudi sudah tampil ke muka di depan umum untuk mempersembahkan korban di atas perkorbanan di kota Modein menurut penetapan raja.
2:24 Melihat itu Matatias naik darah dan gentarlah hatinya serta meluap-luaplah geramnya yang tepat. Disergapnya orang Yahudi itu dan digoroknya di dekat perkorbanan itu.
2:25 Petugas raja yang memaksakan korban itu dibunuhnya pula pada saat itu juga. Kemudian perkorbanan itu dirobohkannya.
2:26 Serupalah kerajinannya untuk hukum Taurat itu dengan apa yang telah dilakukan dahulu oleh Pinehas kepada Zimri bin Salom.
2:27 Lalu berteriaklah Matatias dengan suara lantang di kota Modein: "Siapa saja yang rindu memegang hukum Taurat dan berpaut pada perjanjian hendaknya ia mengikuti aku!"
2:28 Kemudian Matatias serta anak-anaknya melarikan diri ke pegunungan. Segala harta miliknya di kota ditinggalkannya.
2:29 Kemudian turunlah ke padang gurun banyak orang yang mencari kebenaran dan keadilan.


Luk. 19:45-48

19:41 Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya,
19:42 kata-Nya: "Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.
19:43 Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan,
19:44 dan mereka akan membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batu pun tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat, bilamana Allah melawat engkau.



Tuhan Melawatimu, Sadar dan Syukurilah!

Saudara terkasih, hari ini kita merayakan SP Maria Dipersembahkan kepada Allah. Peranan Maria menjadi penting, ketika berkaitan dengan bacaan hari ini, Allah melawat umat-Nya. Lawatan, kunjungan, dan kedatangan Allah ke dunia, melalui Putera-Nya dan Maria yang mengandung-Nya. Ini menjadi penting, tanpa peran Maria, tata Keselamatan Allah sungguh berbeda.
Kita kadang dan malah sering pula, berseru-seru memanggil dan mengeluh mengapa Tuhan abai akan doa-doa kita. Apakah benar demikian? Tidak. Kitalah yang lalai mendengarkan Tuhan yang sedang berbincang dan melawati kita. Kita asyik dengan pola pikir, dengan pola tindak, dan keinginan, rancangan, serta haraan-harapan kita. Namun melupakan Tuhan juga memiliki rancangan dan kehendak atas kita. Rancangan-Nya yang perlu kita pahami, mengapa?
Tuhan memberikan kepada kita yang terbaik, karena Allah memiliki pandangan, wawasan, dan cakupan jauh lebih luas. Tidak sesempit dan sepenggal-sepenggal seperti yang kita pahami. Di sinilah kadang perbedaan itu membuat kita salah memahami kapan Allah hadir dan mendengarkan kita.
Kita hidup di dalam alam ketidaksadaran. Hidup di dalam angan, bayangan, dan rancangan yang sering berlebihan. Seperti orang menantikan kendaraan umum di jalan raya, ketika terlewat baru sadar. Di sinilah peran kesadaran, ketika Tuhan hadir, kita malah asyik dengan pemikiran dan rancangan kita. Padahal kehendak dan rancangan Tuhan pasti jauh lebih baik dan benar.
Saudara terkasih, selain kesadaran, kita juga perlu namanya syukur. Jika tidak bisa bersyukur, kita tidak akan melihat keterlibatan Tuhan dalam segala aspek hidup kita. Hidup ini adalah medan untuk bersyukur atas apa yang Tuhan berikan dan perbuat. Kita ini bukan apa-apa, tanpa Tuhan. Jangan merasa besar, ketika apa yang di hadapan kita pun semua dari Tuhan.
Syukur membuat kita mampu melihat karya Tuhan dan karya sesama sebagai kepanjangan dan alat Tuhan. Kita tidak ada apa-apanya, jika mau menyadari ini. Kesadaran yang akan membawa sikap syukur. Dan acap kali kita jatuh pada sikap abai karena tidak sadar.
Kesadaran dan sikap syukur juga perlu dibina. Tidak akan serta merta bisa begitu saja jika kita tidak pernah mengolah dan menjadikannya sebagai sebuah gaya hidup. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar