Selasa
Biasa Pekan Paskah II (P)
Kis.
4:32-37
Mzm.
2:1-3,4-6,7-9
Yoh. 3:7-15
Kis.
4:32-37
4:32 Adapun kumpulan orang yang telah
percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata,
bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu
adalah kepunyaan mereka bersama.
4:33 Dan dengan kuasa yang besar
rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua
hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah.
4:34 Sebab tidak ada seorang pun yang
berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau
rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa
4:35 dan mereka letakkan di depan kaki
rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan
keperluannya.
4:36 Demikian pula dengan Yusuf, yang
oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari
Siprus.
4:37 Ia menjual ladang, miliknya, lalu
membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.
Yoh. 3:7-15
3:7 Janganlah engkau heran, karena Aku berkata
kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
3:8 Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar
bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi.
Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."
3:9 Nikodemus menjawab, katanya: "Bagaimanakah
mungkin hal itu terjadi?"
3:10 Jawab Yesus: "Engkau adalah pengajar Israel,
dan engkau tidak mengerti hal-hal itu?
3:11 Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami
berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang
kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami.
3:12 Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan
kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku
berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi?
3:13 Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga,
selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia.
3:14 Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang
gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan,
3:15 supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya
beroleh hidup yang kekal
Kelahiran Baru yang Menyelamatkan
Saudara terkasih, hari ini Bunda Gereja mengajak
kita merenungkan firman-Nya yang berbicara
mengenai kelahiran baru yang berkontibusi utama dalam mendapatkan keselamatan. Sama
dengan kemarin, bacaan Injil masih sama dengan tokoh utama adalah Nikodemus.
Kembali Yesus berbicara mengenai asal-usulnya.
Surga dari mana IA berasal. Namun Yesus juga berbicara dengan bahasa manusia. Kesaksian
yang IA nyatakan dan berikan adalah bahasa dan budaya manusia agar bisa
dipahami dengan baik oleh manusia.
Nikodemus sebagai seorang ahli di Yahudi saja gagal
paham, karena ia tidak bersama dan di dalam Yesus Tuhan. Kebersamaan dengan
Tuhan cukup membedakan dan berperan cukup penting dan signifikan. Di sana ada
keselamatan dan akibat yang ditimbulkan.
Pada sisi yang berbeda, jika orang abai akan
kepercayaan kepada Tuhan, mereka bisa menjadi terisolasi dari Tuhan dan
terasing. Bayangkan saja, jika kita terasing, terpencil, dan sendirian tanpa
sanak saudara, handai taulan, dan tetangga. Keterasingan yang ada batasnya saja
sudah membuat kita galau, cemas, dan khawatir. Apalagi jika terpisah dan
terasing dari kasih Allah.
Saudara terkasih, konsekuensi percaya adalah
bersatu dengan kasih Allah. Jika kita bersama orang yang kita sayangi, cintai, dan
sukai, bagaimana perasaannya? Senang, bahagia, damai, dan penuh suka cita
bukan? Tawa canda menghiasi, puas dalam banyak suasana, waktu cepat berlalu,
dan enggan untuk terhenti bukan? Demikian juga jika kita bersatu di dalam Tuhan
dengan kasih-Nya yang tak terbatas itu.
Sebaliknya, jika kita terasing, terpisah, dan
terputus dengan orang yang kita sayangi, apapun rasanya gelap, susah untuk ini
dan itu. Sama dan bahkan lebih buruk jika kita terpisah dengan kasih sejati
yaitu Tuhan. Hidup kita akan hampa, apalagi hidup di dalam keabadian. Di sana
kita seolah akan sia-sia, karena terpisah dengan Sang Kasih Sejati itu.
Saudara terkasih, kepercayaan, keyakinan, dan
kehendak untuk menyatakan ya pada kasih Tuhan adalah iman. Iman yang membawa kita
kepada kesatuan kasih ilahi yang membahagiakan, menenteramkan dan membahagiakan
kita secara kekal dan abadi. Pilihan pada kita, mau terpisah atau bersatu. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar