Rabu, 01 Mei 2019

Kelahiran Baru yang Menyelamatkan


Selasa Biasa Pekan Paskah II (P)
Kis. 4:32-37
Mzm. 2:1-3,4-6,7-9
Yoh. 3:7-15




Kis. 4:32-37

4:32 Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.
4:33 Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah.
4:34 Sebab tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa
4:35 dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya.
4:36 Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus.
4:37 Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.


Yoh. 3:7-15

3:7 Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
3:8 Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."
3:9 Nikodemus menjawab, katanya: "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?"
3:10 Jawab Yesus: "Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu?
3:11 Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami.
3:12 Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi?
3:13 Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia.
3:14 Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan,
3:15 supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal



Kelahiran Baru yang Menyelamatkan

Saudara terkasih, hari ini Bunda Gereja mengajak kita merenungkan firman-Nya yang  berbicara mengenai kelahiran baru yang berkontibusi utama dalam mendapatkan keselamatan. Sama dengan kemarin, bacaan Injil masih sama dengan tokoh utama adalah Nikodemus.
Kembali Yesus berbicara mengenai asal-usulnya. Surga dari mana IA berasal. Namun Yesus juga berbicara dengan bahasa manusia. Kesaksian yang IA nyatakan dan berikan adalah bahasa dan budaya manusia agar bisa dipahami dengan baik oleh manusia.
Nikodemus sebagai seorang ahli di Yahudi saja gagal paham, karena ia tidak bersama dan di dalam Yesus Tuhan. Kebersamaan dengan Tuhan cukup membedakan dan berperan cukup penting dan signifikan. Di sana ada keselamatan dan akibat yang ditimbulkan.
Pada sisi yang berbeda, jika orang abai akan kepercayaan kepada Tuhan, mereka bisa menjadi terisolasi dari Tuhan dan terasing. Bayangkan saja, jika kita terasing, terpencil, dan sendirian tanpa sanak saudara, handai taulan, dan tetangga. Keterasingan yang ada batasnya saja sudah membuat kita galau, cemas, dan khawatir. Apalagi jika terpisah dan terasing dari kasih  Allah.
Saudara terkasih, konsekuensi percaya adalah bersatu dengan kasih Allah. Jika kita  bersama orang yang kita sayangi, cintai, dan sukai, bagaimana perasaannya? Senang, bahagia, damai, dan penuh suka cita bukan? Tawa canda menghiasi, puas dalam banyak suasana, waktu cepat berlalu, dan enggan untuk terhenti bukan? Demikian juga jika kita bersatu di dalam Tuhan dengan kasih-Nya yang tak terbatas itu.
Sebaliknya, jika kita terasing, terpisah, dan terputus dengan orang yang kita sayangi, apapun rasanya gelap, susah untuk ini dan itu. Sama dan bahkan lebih buruk jika kita terpisah dengan kasih sejati yaitu Tuhan. Hidup kita akan hampa, apalagi hidup di dalam keabadian. Di sana kita seolah akan sia-sia, karena terpisah dengan Sang Kasih Sejati itu.
Saudara terkasih, kepercayaan, keyakinan, dan kehendak untuk menyatakan ya pada kasih Tuhan adalah iman. Iman yang membawa kita kepada kesatuan kasih ilahi yang membahagiakan, menenteramkan dan membahagiakan kita secara kekal dan abadi. Pilihan pada kita, mau terpisah atau bersatu. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar