Selasa, 07 Mei 2019

Akulah Roti Hidup


Selasa Biasa Pekan III Paskah (P)
Kis. 7:51-8:1
Mzm. 31:3cd-4,6ab,7b, 8a, 17,21ab,
Yoh. 6:30-35



Kis. 7:51-8:1

7:51 Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu.
7:52 Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang lebih dahulu memberitakan tentang kedatangan Orang Benar, yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh.
7:53 Kamu telah menerima hukum Taurat yang disampaikan oleh malaikat-malaikat, akan tetapi kamu tidak menurutinya."
7:54 Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu mendengar semuanya itu, sangat tertusuk hati mereka. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi.
7:55 Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah.
7:56 Lalu katanya: "Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah."
7:57 Maka berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia.
7:58 Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus.
7:59 Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."
7:60 Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" Dan dengan perkataan itu meninggallah ia.
 8:1a Saulus juga setuju, bahwa Stefanus mati dibunuh.


Yoh. 6:30-35

6:30 Maka kata mereka kepada-Nya: "Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan?
6:31 Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari sorga."
6:32 Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga.
6:33 Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia."
6:34 Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa."
6:35 Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi



Akulah Roti Hidup

Saudara terkasih, hari ini kita diajak bersama Bunda Gereja untuk merenungkan firman-Nya mengenai Roti Hidup. Dalam hidup ini, manusia memerlukan roti atau makanan untuk hidup. Kadang ada  orang yang hidup untuk makanan. Orientasinya hanya makanan, materi, dan demi itu merugikan orang lain pun bukan pertimbangan.
Dalam hari-hari terakhir ini, kita menyaksikan bagaimana maraknya korupsi. Mereka ini para pencari nasi atau roti dan kemewahan gaya hidup mereka. Mereka melakukan itu tanpa merasa bersalah jika merugikan pihak lain. Maling anggaran untuk dana bencana saja seolah sah-sah saja. Atau pembangunan jalan dan jembatan yang bisa membahayakan hidup orang banyak. Mereka ini para pencari kekenyanga perut dan kemewahan badani atau duniawi.
Atau perilaku teroris yang meledakan diri demi surga mereka. Aneh dan lucu ketika mengatakan demi Tuhan namun mereka mengabaikan tanggung jawab dan kewajibannya di dunia ini. Ini pencarian surga atau hidup abadi namun abai yang duniawi. Sama saja sesatnya. Bagaimana bisa memperoleh surga ketika di dunia saja abai dan bahkan menelantarkan keluarganya? Hal yang patut mendapatkan perhatian bersama ini  bukan soal agamanya apa, namun perilaku. Kadang agama menjadi kedok untuk berbuat kejahatan dan perilaku jahat di dunia.
Perilaku mencari hidup enak namun dengan mengaitkan kehidupan surgawi dalam politik praktis juga sedang marak-maraknya. Hal yang jika mau menggunakan nalar dan akal sehat, jelas itu hanya kamuflase, penggunaan, memperalat agama demi kekuasaan sesaat. Perilaku yang sejatinya bukan seturut kehendak Allah, namun kehendak sendiri yang dipaksakan dan diberi label kehendak Allah atau kehendak surga.
Akulah Roti Hidup, datang dan makan Tuhan, artinya melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan adalah mengasihi Tuhan Allah dengan segenap akal budi dan mengasihi sesama sebagaimana diri sendiri. Itulah perilaku orang percaya. Percaya kepada Tuhan semata tanpa perilaku juga omong kosong. Ada keseimbangan dan perilaku yang berimbang ketika mengasihi Tuhan dan sesama. Jika mengasihi Tuhan namun melukai sesama atau merugikan sesama, apa itu benar? Atau asyik mengasihi sesama, mengabaikan Tuhan, apa itu juga layak? BD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar