Rabu, 22 Mei 2019

Yesus Pokok Anggur


Rabu Biasa Ppekan Paskah V (P)
Kis. 15:1-6
Mzm. 145:10-11,12-13ab,21
Yoh. 15:1-8




Kis. 15:1-6

15:1 Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: "Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan."
15:2 Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu.
15:3 Mereka diantarkan oleh jemaat sampai ke luar kota, lalu mereka berjalan melalui Fenisia dan Samaria, dan di tempat-tempat itu mereka menceriterakan tentang pertobatan orang-orang yang tidak mengenal Allah. Hal itu sangat menggembirakan hati saudara-saudara di situ.
15:4 Setibanya di Yerusalem mereka disambut oleh jemaat dan oleh rasul-rasul dan penatua-penatua, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka.
15:5 Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata: "Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa."
15:6 Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu.


Yoh. 15:1-8

15:1 "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.
15:2 Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.
15:3 Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
15:4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
15:5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
15:6 Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
15:7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.
15:8 Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."




Yesus Pokok Anggur

Saudara terkasih, hari ini kita merenungkan mengenai keberadaan kita di dalam Tuhan. Simbolisasi yang dipakai adalah pokok anggur dan ranting-rantingnya. Ketergantungan mutlak ranting pada pokok anggur yang tidak bisa terpisahkan. Ada beberapa hal yang patut kita renungkan lebih dalam lagi yaitu:
Pertama, ketergantungan total atas ranting pada pokoknya. Tidak bisa digantikan oleh apapun juga dan dengan apapun juga. Terpisah berarti kering, mati, tidak akan menghasilkan apapun juga. Kondisi terpisah total dengan Sumber Hidup.
Kedua, keadaan ranting yang bersih, usai disiangi, ingat konteks pokok anggur yang dibersihkan dari ranting usai panen, kadang sulit kita pahami karena memang tidak ada budaya kita demikian. disiangi untuk mempersiapkan tunas baru dan daun baru yang kemudian akan menjadi bunga dan buah. Yesus menyatakan karena firman-Nya, sabda-Nya yang kita dengarkan, renungkan, dan resapkan telah membersihkan kita. Tinggal menghasilkan buah limpah.
Ketiga, keberadaan buah itu tergantu Allah Bapa di mana kita bernaung. Tanpa DIA dan di luar DIA, jangan bisa berharap banyak buah melimpah. Peran kita adalah bergantung sepenuhnya kepada-Nya.
Keempat, bukti atau fakta bahwa kita di dalam DIA adalah buah yang kita hasilkan. Buah melimpah berarti bahwa firman-Nya menghidupi kita. Kehendak-Nya yang kita jalankan dan lakukan, bukan kehendak kita sendiri.
Saudara terkasih, inilah yang perlu kita usahakan, upayakan, dan capai untuk selalu merenungkan firman-Nya. Mengapa? Menjaga agar hati kita tetap bersih, jernih, dan terbuka di dalam merasakan kehadiran Tuhan. Hati nurani yang tetap tajam di dalam melihat kehendak Tuhan, bukan hanya keinginan kita saja. Peran firman sebagaimana Tuhan, menyiapkan ranting kita bisa menghasilkan buah yang berlimpah.
Kita yang sudah bersih karena hidup di dalam firman itu perlu  untuk bisa sepenuhnya bergantung kepada-Nya. Jangan sampai bahwa firman-Nya itu hanyalah hafalan atau sebatas rutinitas, sehingga malah bukan membersihkan namun malah menambah kerak atau benalu karena membawa kita pada kesmombongan diri, menghakimi sesama, atau mencari-cari kelemahan pihak lain dengan ayat yang telah kita baca.
Saudara terkasih, bergantung pada Allah itu bukan kelemahan kita, namun justru kualitas hidup beriman kita. Di dalam DIAlah dan bersatu dengan-Nyalah iman kita itu mendapatkan manfaat dan menghasilkan kelimpahan buah.BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar