Rabu
Biasa Ppekan Paskah V (P)
Kis.
15:1-6
Mzm.
145:10-11,12-13ab,21
Yoh.
15:1-8
Kis.
15:1-6
15:1 Beberapa orang datang
dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ:
"Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh
Musa, kamu tidak dapat diselamatkan."
15:2 Tetapi Paulus dan
Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya
ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat
itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk
membicarakan soal itu.
15:3 Mereka diantarkan oleh
jemaat sampai ke luar kota, lalu mereka berjalan melalui Fenisia dan Samaria,
dan di tempat-tempat itu mereka menceriterakan tentang pertobatan orang-orang
yang tidak mengenal Allah. Hal itu sangat menggembirakan hati saudara-saudara
di situ.
15:4 Setibanya di Yerusalem
mereka disambut oleh jemaat dan oleh rasul-rasul dan penatua-penatua, lalu
mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan
mereka.
15:5 Tetapi beberapa orang
dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata:
"Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti
hukum Musa."
15:6 Maka bersidanglah
rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu.
Yoh.
15:1-8
15:1 "Akulah pokok
anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.
15:2 Setiap ranting pada-Ku
yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah,
dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.
15:3 Kamu memang sudah bersih
karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
15:4 Tinggallah di dalam Aku
dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya
sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak
berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
15:5 Akulah pokok anggur dan
kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam
dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
15:6 Barangsiapa tidak
tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering,
kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
15:7 Jikalau kamu tinggal di
dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu
kehendaki, dan kamu akan menerimanya.
15:8 Dalam hal inilah Bapa-Ku
dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah
murid-murid-Ku."
Yesus
Pokok Anggur
Saudara terkasih, hari ini kita merenungkan
mengenai keberadaan kita di dalam Tuhan. Simbolisasi yang dipakai adalah pokok
anggur dan ranting-rantingnya. Ketergantungan mutlak ranting pada pokok anggur
yang tidak bisa terpisahkan. Ada beberapa hal yang patut kita renungkan lebih
dalam lagi yaitu:
Pertama, ketergantungan total atas ranting pada
pokoknya. Tidak bisa digantikan oleh apapun juga dan dengan apapun juga.
Terpisah berarti kering, mati, tidak akan menghasilkan apapun juga. Kondisi
terpisah total dengan Sumber Hidup.
Kedua, keadaan ranting yang bersih, usai disiangi,
ingat konteks pokok anggur yang dibersihkan dari ranting usai panen, kadang
sulit kita pahami karena memang tidak ada budaya kita demikian. disiangi untuk
mempersiapkan tunas baru dan daun baru yang kemudian akan menjadi bunga dan
buah. Yesus menyatakan karena firman-Nya, sabda-Nya yang kita dengarkan,
renungkan, dan resapkan telah membersihkan kita. Tinggal menghasilkan buah
limpah.
Ketiga, keberadaan buah itu tergantu Allah Bapa di
mana kita bernaung. Tanpa DIA dan di luar DIA, jangan bisa berharap banyak buah
melimpah. Peran kita adalah bergantung sepenuhnya kepada-Nya.
Keempat, bukti atau fakta bahwa kita di dalam DIA
adalah buah yang kita hasilkan. Buah melimpah berarti bahwa firman-Nya
menghidupi kita. Kehendak-Nya yang kita jalankan dan lakukan, bukan kehendak
kita sendiri.
Saudara terkasih, inilah yang perlu kita usahakan,
upayakan, dan capai untuk selalu merenungkan firman-Nya. Mengapa? Menjaga agar
hati kita tetap bersih, jernih, dan terbuka di dalam merasakan kehadiran Tuhan.
Hati nurani yang tetap tajam di dalam melihat kehendak Tuhan, bukan hanya
keinginan kita saja. Peran firman sebagaimana Tuhan, menyiapkan ranting kita
bisa menghasilkan buah yang berlimpah.
Kita yang sudah bersih karena hidup di dalam firman
itu perlu untuk bisa sepenuhnya
bergantung kepada-Nya. Jangan sampai bahwa firman-Nya itu hanyalah hafalan atau
sebatas rutinitas, sehingga malah bukan membersihkan namun malah menambah kerak
atau benalu karena membawa kita pada kesmombongan diri, menghakimi sesama, atau
mencari-cari kelemahan pihak lain dengan ayat yang telah kita baca.
Saudara terkasih, bergantung pada Allah itu bukan kelemahan
kita, namun justru kualitas hidup beriman kita. Di dalam DIAlah dan bersatu
dengan-Nyalah iman kita itu mendapatkan manfaat dan menghasilkan kelimpahan
buah.BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar