Rabu, 15 Mei 2019

Menyelami Kehendak Tuhan


Jumat Pekan Paskah III (P)
Kis. 9:1-20
Mzm. 117:1,2
Yoh. 6:52-59



Kis. 9:1-20


9:1 Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar,
9:2 dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem.
9:3 Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia.
9:4 Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?"
9:5 Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu.
9:6 Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat."
9:7 Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang juga pun.
9:8 Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik.
9:9 Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum.
9:10 Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan: "Ananias!" Jawabnya: "Ini aku, Tuhan!"
9:11 Firman Tuhan: "Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa,
9:12 dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi."
9:13 Jawab Ananias: "Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem.
9:14 Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu."
9:15 Tetapi firman Tuhan kepadanya: "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel.
9:16 Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku."
9:17 Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya: "Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus."
9:18 Dan seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis.
9:19a Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya.
9:19b Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik.
9:20 Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah.


Yoh. 6:52-59

6:52 Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan."
6:53 Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.
6:54 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.
6:55 Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.
6:56 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.
6:57 Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.
6:58 Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya."
6:59 Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat




Menyelami Kehendak Tuhan

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan mengenai kehendak Tuhan yang sering tidak secara instan kita pahami. Dalam bacaan Injil orang-orang, para pendengar Yesus berkasak-kusuk, bahkan bertengkar karena Yesus mengatakan, barang siapa tidak makan daging-Ku dan minim darah-Ku, mereka memikirkannya dalam konteks benar-benar memakan Yesus yang ada di hadapan mereka itu.
Sering dalam kehidupan kita, kita menghadapi sebuah peristiwa, kejadian, atau mengalami sebuah keadaan yang enak ataupun tidak enak. Kita berpikir ada apa kog mengalami hal ini, biasanya yang enak abai akan melihat ada apa di balik itu. Namun ketika tidak enak dan tidak  nyaman baru merasakan dan mencari-cari ada apanya. Kadang sampai lama baru kita pahami arti atau maknanya. Hal yang wajar.
Dalam bacaan Injil ini pun sebagai pendengar langsung Yesus masih bingung, kita yang hidup ribuan tahun usai era Yesus langsung juga bisa bingung dan kacau. Kita bisa menjadi apatis pokoknya ikut saja seperti itu, atau malah menjadi fanatis dengan mengatakan pokoke tanpa mau tahu dan belajar melihat apa yang dimaksud itu dengan lebih dalam lagi.  Belajar bersama dan di dalam Tuhan dengan segala kerendahan hati untuk mengerti.
Mengikuti Tuhan itu kadang memang tidak gampang, ekstrem bahkan, susah karena kita menggunakan pola kita. Jika kita menggunakan, mengikuti, dan menjalankan kehendak dan pola Tuhan sebenarnya mudah dan tidak sulit. Kita belajar dengan segala rendah hati mengikuti kehendak-Nya, belajar mengerti apa yang Tuhan ajarkan, memaknai hidup setiap saat, dan akhirnya mengenal Tuhan dan mengenal diri dengan lebih dalam lagi.
Mengenal diri da mengenal Tuhan membuat kita memahami apa yang Tuhan kehendaki dengan budi yang jernih. Hati yang rendah hati sehingga kita membebaskan kepentingan dan kehendak kita. Kehendak Tuhan yang menjadi pandu, menjadi gps, menjadi kompas bagi hidup kita. Keselamatan akan menjadi bagian diri kita, jika kita mau berjalan dalam panduan Tuhan. Kehendak-Nya yang menjadi acuan. Makan daging-Nya minum darah-Nya dalam korban Ekaristi dan melakukan pengorbanan dengan sikap berbagi dan mengampuni. Mengasihi dengan sepenuh hati dan tanpa pamrih. BD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar