Rabu, 15 Mei 2019

Terang Sejati


Rabu Pekan Paskah IV (P)
Kis. 12:24-23:5
Mzm. 67:2-3,5,6,8
Yoh. 12:44-50



Kis. 12:24-23:5

12:24 Maka firman Tuhan makin tersebar dan makin banyak didengar orang.
12:25 Barnabas dan Saulus kembali dari Yerusalem, setelah mereka menyelesaikan tugas pelayanan mereka. Mereka membawa Yohanes, yang disebut juga Markus.
13:1 Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus.
13:2 Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka."
13:3 Maka berpuasa dan berdoalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi.
13:4 Oleh karena disuruh Roh Kudus, Barnabas dan Saulus berangkat ke Seleukia, dan dari situ mereka berlayar ke Siprus.
13:5 Setiba di Salamis mereka memberitakan firman Allah di dalam rumah-rumah ibadat orang Yahudi. Dan Yohanes menyertai mereka sebagai pembantu mereka.


Yoh. 12:44-50

12:44 Tetapi Yesus berseru kata-Nya: "Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku;
12:45 dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku.
12:46 Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan.
12:47 Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.
12:48 Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman.
12:49 Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan.
12:50 Dan Aku tahu, bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku.



Terang Sejati

Saudara terkasih, hari ini Bunda Gereja mengajak kita merenungkan firman Tuhan mengenai sikap percaya dan asal percaya. Sikap percaya membawa kita kepada Bapa. Sapaan Allah yang kita jawab dengan percaya membawa kita kepada keselamatan.
Mengapa kita dapat percaya? Karena kita dibawa ke dalam terang. Terang yang membuat kita mampu melihat dengan gamblang tidak ada penghalang apapun. Kebalikan dari terang adalah gelap. Bagaimana hidup dalam gelap adalah ketidakjelasan.
Kita kalau listri mati saja ribut, menghubungi PLN, marah-marah, mencari lilin, dan ribut tidak karu-karuan. Hal ini tentu jelas selaras dengan jiwa hakiki manusia yang suka terang, bukan sebaliknya. Namun apakah demikian ketika dalam berperilaku sehari-hari?
Hidup dalam gelap berarti sering tidak terus terang, memilih untuk kasak-kusuk, perilaku buruk lainnya demi hasrat pilihan duniawi. Demikian marak dan maruk keduniawian memberikan bukti bahwa hidup manusiawi itu cenderung pilihan kegelapan. Barang siapa yang memilih terang, tentu perilaku baik, positif, dan tidak ada yang tertutupi apapun.
Terang dan hidup di dalamnya akan membawa kebahagiaan. Kemauan berbagi, penuh cinta dan kasih tanpa pamrih, hidup dalam suka cita, optimis, dan hidup berpengharapan. Terang memberikan harapan dan kejelasan. Kita mampu demikian karena kita berada dalam Terang Sejati. Tuhan memilih dan menempatkan kita di dalam terang.
Jangan lupa pula, bahwa terang itu tidak akan otomatis membawa kita kepada kebenaran, karena kebebasan manusiawi yang seutuhnya tidak disandera oleh Allah Yang Mahakasih itu. kebebasan manusiawi pun masih dapat menyesatkan kita, membawa kita kepada kegelapan dan tersesat di sana. Ini adalah karena kasih-Nya yang tidak terbatas itu. kebebasan yang termasuk untuk menolak terang dan kasih Allah.
Pilihan bebas itu tentu membawa konsekuensi jika kita jauh dari pada-Nya. Manusia sering jatuh memilih yang mudah, dan yang mudah malah sering menyesatkan. Perlu diingat, bahwa si jahat pun bisa berpura-pura memberikan terang, namun itu sangat menyesatkan, dan perlu tahu mana terang yang sejati. Di dalam Tuhan lah terang sejati itu ada.
Terang dari Allah itu akan menenteramkan. Terang yang membawa kepada kesatua bukan perpecahan. Terang yang menuntun pada damai sejahtera bukan caci maki. Terang yang akan menuntun pada keselamatan bukan kesesatan.BD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar