Rabu
Pekan Paskah IV (P)
Kis.
12:24-23:5
Mzm.
67:2-3,5,6,8
Yoh.
12:44-50
Kis.
12:24-23:5
12:24 Maka firman Tuhan makin
tersebar dan makin banyak didengar orang.
12:25 Barnabas dan Saulus
kembali dari Yerusalem, setelah mereka menyelesaikan tugas pelayanan mereka.
Mereka membawa Yohanes, yang disebut juga Markus.
13:1 Pada waktu itu dalam
jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon
yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama
dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus.
13:2 Pada suatu hari ketika
mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus:
"Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah
Kutentukan bagi mereka."
13:3 Maka berpuasa dan
berdoalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka
membiarkan keduanya pergi.
13:4 Oleh karena disuruh Roh
Kudus, Barnabas dan Saulus berangkat ke Seleukia, dan dari situ mereka berlayar
ke Siprus.
13:5 Setiba di Salamis mereka
memberitakan firman Allah di dalam rumah-rumah ibadat orang Yahudi. Dan Yohanes
menyertai mereka sebagai pembantu mereka.
Yoh.
12:44-50
12:44 Tetapi Yesus berseru
kata-Nya: "Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku,
tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku;
12:45 dan barangsiapa melihat
Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku.
12:46 Aku telah datang ke
dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan
tinggal di dalam kegelapan.
12:47 Dan jikalau seorang
mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya,
sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk
menyelamatkannya.
12:48 Barangsiapa menolak
Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang
telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman.
12:49 Sebab Aku berkata-kata
bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang
memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku
sampaikan.
12:50 Dan Aku tahu, bahwa
perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku
menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku.
Terang
Sejati
Saudara terkasih, hari ini Bunda Gereja mengajak
kita merenungkan firman Tuhan mengenai sikap percaya dan asal percaya. Sikap percaya
membawa kita kepada Bapa. Sapaan Allah yang kita jawab dengan percaya membawa
kita kepada keselamatan.
Mengapa kita dapat percaya? Karena kita dibawa ke
dalam terang. Terang yang membuat kita mampu melihat dengan gamblang tidak ada
penghalang apapun. Kebalikan dari terang adalah gelap. Bagaimana hidup dalam
gelap adalah ketidakjelasan.
Kita kalau listri mati saja ribut, menghubungi PLN,
marah-marah, mencari lilin, dan ribut tidak karu-karuan. Hal ini tentu jelas
selaras dengan jiwa hakiki manusia yang suka terang, bukan sebaliknya. Namun apakah
demikian ketika dalam berperilaku sehari-hari?
Hidup dalam gelap berarti sering tidak terus
terang, memilih untuk kasak-kusuk, perilaku buruk lainnya demi hasrat pilihan
duniawi. Demikian marak dan maruk keduniawian memberikan bukti bahwa hidup
manusiawi itu cenderung pilihan kegelapan. Barang siapa yang memilih terang,
tentu perilaku baik, positif, dan tidak ada yang tertutupi apapun.
Terang dan hidup di dalamnya akan membawa
kebahagiaan. Kemauan berbagi, penuh cinta dan kasih tanpa pamrih, hidup dalam
suka cita, optimis, dan hidup berpengharapan. Terang memberikan harapan dan
kejelasan. Kita mampu demikian karena kita berada dalam Terang Sejati. Tuhan
memilih dan menempatkan kita di dalam terang.
Jangan lupa pula, bahwa terang itu tidak akan
otomatis membawa kita kepada kebenaran, karena kebebasan manusiawi yang
seutuhnya tidak disandera oleh Allah Yang Mahakasih itu. kebebasan manusiawi
pun masih dapat menyesatkan kita, membawa kita kepada kegelapan dan tersesat di
sana. Ini adalah karena kasih-Nya yang tidak terbatas itu. kebebasan yang
termasuk untuk menolak terang dan kasih Allah.
Pilihan bebas itu tentu membawa konsekuensi jika
kita jauh dari pada-Nya. Manusia sering jatuh memilih yang mudah, dan yang mudah
malah sering menyesatkan. Perlu diingat, bahwa si jahat pun bisa berpura-pura
memberikan terang, namun itu sangat menyesatkan, dan perlu tahu mana terang
yang sejati. Di dalam Tuhan lah terang sejati itu ada.
Terang dari Allah itu akan menenteramkan. Terang yang
membawa kepada kesatua bukan perpecahan. Terang yang menuntun pada damai
sejahtera bukan caci maki. Terang yang akan menuntun pada keselamatan bukan
kesesatan.BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar