Rabu, 15 Mei 2019

Yesus adalah Roti Hidup


Kamis Pekan Paskah III (P)
Kis. 8:26-40
Mzm. 66:8-9,16-17,20
Yoh. 6:44-51



Kis. 8:26-40

8:26 Kemudian berkatalah seorang malaikat Tuhan kepada Filipus, katanya: "Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza." Jalan itu jalan yang sunyi.
8:27 Lalu berangkatlah Filipus. Adalah seorang Etiopia, seorang sida-sida, pembesar dan kepala perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia, yang pergi ke Yerusalem untuk beribadah.
8:28 Sekarang orang itu sedang dalam perjalanan pulang dan duduk dalam keretanya sambil membaca kitab nabi Yesaya.
8:29 Lalu kata Roh kepada Filipus: "Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!"
8:30 Filipus segera ke situ dan mendengar sida-sida itu sedang membaca kitab nabi Yesaya. Kata Filipus: "Mengertikah tuan apa yang tuan baca itu?"
8:31 Jawabnya: "Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?" Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya.
8:32 Nas yang dibacanya itu berbunyi seperti berikut: Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya.
8:33 Dalam kehinaan-Nya berlangsunglah hukuman-Nya; siapakah yang akan menceriterakan asal usul-Nya? Sebab nyawa-Nya diambil dari bumi.
8:34 Maka kata sida-sida itu kepada Filipus: "Aku bertanya kepadamu, tentang siapakah nabi berkata demikian? Tentang dirinya sendiri atau tentang orang lain?"
8:35 Maka mulailah Filipus berbicara dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya.
8:36 Mereka melanjutkan perjalanan mereka, dan tiba di suatu tempat yang ada air. Lalu kata sida-sida itu: "Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?"
8:37 [Sahut Filipus: "Jika tuan percaya dengan segenap hati, boleh." Jawabnya: "Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah."]
8:38 Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia.
8:39 Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita.
8:40 Tetapi ternyata Filipus ada di Asdod. Ia berjalan melalui daerah itu dan memberitakan Injil di semua kota sampai ia tiba di Kaisarea.

Yoh. 6:44-51

6:44 Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.
6:45 Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku.
6:46 Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa.
6:47 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal.
6:48 Akulah roti hidup.
6:49 Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati.
6:50 Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati.
6:51 Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.



Yesus adalah Roti Hidup

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan Roti Hidup  yang mengenyangkan kita, memberikan hidup abadi, dan tidak membuat kita lapar lagi. Satu hal utama yang perlu kita cermati adalah, bahwa Allah yang mengundang kita, Allah yang memanggil kita.  Kita tidak bisa datang kepada-Nya jika tidak karena Allah Bapa.
Kita ini  pribadi-pribadi terpilih, yang Tuhan kehendaki untuk menjadi pribadi pilihan dan itu adalah berkat luar biasa. Hidup kekal akan menjadi bagian utuh hidup kita. Kita tidak akan tersesat, kita tidak akan lapar, dan kita akan hidup abadi. Kehidupan setelah kematian yang kekal sangat penting, sehingga kita tidak merana dan tidak sia-sia dalam hidup kita ini.
Saudara terkasih, Tuhan sudah memanggil kita, Allah sudah memilih kita, IA yang berkenan untuk memilih kita, dan kita lah yang perlu menjawab dengan sepenuh hati. Kita diajak untuk menjawab panggilan dan pilihan Allah itu dengan hati yang terbuka.
Selain pilihan jawaban atau tanggapan kita, kita juga perlu belajar melihat dan melibatkan Tuhan dalam segala hal dalam hidup kita. Sering kita gagal melihat adanya peran, rencana, dan kinerja Tuhan di sana. Kita malah sering berterima kasih atas bantuan atasan kita, doa keluarga kita, atau bahkan dukun atau siapapun yang mendoakan kita, namun apakah pernah kita berdoa dan bersyukur bahwa Tuhan hadir dan membantu kita?
Sebaliknya, malah ketika kita gagal, ketika kita merasa tidak didengar doa kita, kita ingat bahwa Tuhan tidak datang, Tuhan tidak hadir, dan Tuhan mengabaikan kita. Ini yang perlu kita sadari, hal yang patut kita ingat, dan menjadi perhatian kita. Tuhan selalu hadir, namun kita salah menilai dan persepsi. Bagaimana orang yang kembali dari Mesir menyangka Musa yang memberi manna, padahal itu dari Tuhan. Kesalahan hal yang normal karena kurangnya kesadaran di sana-sini. Iman membuat kita sadar dan tahu adanya Tuhan dalam seluruh dinamika hidup kita.
Tuhan mengenyangkan kita, Tuhan menyelamatkan kita, dan kita perlu bersyukur atas itu semua. Tanpa Tuhan kita tidak bisa apa-apa. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar