Kamis
Pekan Paskah III (P)
Kis.
8:26-40
Mzm.
66:8-9,16-17,20
Yoh.
6:44-51
Kis.
8:26-40
8:26 Kemudian berkatalah
seorang malaikat Tuhan kepada Filipus, katanya: "Bangunlah dan
berangkatlah ke sebelah selatan, menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza."
Jalan itu jalan yang sunyi.
8:27 Lalu berangkatlah
Filipus. Adalah seorang Etiopia, seorang sida-sida, pembesar dan kepala
perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia, yang pergi ke Yerusalem untuk
beribadah.
8:28 Sekarang orang itu
sedang dalam perjalanan pulang dan duduk dalam keretanya sambil membaca kitab
nabi Yesaya.
8:29 Lalu kata Roh kepada
Filipus: "Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!"
8:30 Filipus segera ke situ
dan mendengar sida-sida itu sedang membaca kitab nabi Yesaya. Kata Filipus:
"Mengertikah tuan apa yang tuan baca itu?"
8:31 Jawabnya:
"Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing
aku?" Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya.
8:32 Nas yang dibacanya itu
berbunyi seperti berikut: Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan
seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya,
demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya.
8:33 Dalam kehinaan-Nya
berlangsunglah hukuman-Nya; siapakah yang akan menceriterakan asal usul-Nya?
Sebab nyawa-Nya diambil dari bumi.
8:34 Maka kata sida-sida itu
kepada Filipus: "Aku bertanya kepadamu, tentang siapakah nabi berkata
demikian? Tentang dirinya sendiri atau tentang orang lain?"
8:35 Maka mulailah Filipus
berbicara dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya.
8:36 Mereka melanjutkan
perjalanan mereka, dan tiba di suatu tempat yang ada air. Lalu kata sida-sida
itu: "Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?"
8:37 [Sahut Filipus:
"Jika tuan percaya dengan segenap hati, boleh." Jawabnya: "Aku
percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah."]
8:38 Lalu orang Etiopia itu
menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus
maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia.
8:39 Dan setelah mereka
keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak
melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita.
8:40 Tetapi ternyata Filipus
ada di Asdod. Ia berjalan melalui daerah itu dan memberitakan Injil di semua
kota sampai ia tiba di Kaisarea.
Yoh.
6:44-51
6:44 Tidak ada seorang pun
yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus
Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.
6:45 Ada tertulis dalam kitab
nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang
telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku.
6:46 Hal itu tidak berarti,
bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah,
Dialah yang telah melihat Bapa.
6:47 Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal.
6:48 Akulah roti hidup.
6:49 Nenek moyangmu telah
makan manna di padang gurun dan mereka telah mati.
6:50 Inilah roti yang turun
dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati.
6:51 Akulah roti hidup yang
telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup
selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan
Kuberikan untuk hidup dunia.
Yesus
adalah Roti Hidup
Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda
Gereja merenungkan Roti Hidup yang
mengenyangkan kita, memberikan hidup abadi, dan tidak membuat kita lapar lagi.
Satu hal utama yang perlu kita cermati adalah, bahwa Allah yang mengundang kita,
Allah yang memanggil kita. Kita tidak
bisa datang kepada-Nya jika tidak karena Allah Bapa.
Kita ini
pribadi-pribadi terpilih, yang Tuhan kehendaki untuk menjadi pribadi
pilihan dan itu adalah berkat luar biasa. Hidup kekal akan menjadi bagian utuh
hidup kita. Kita tidak akan tersesat, kita tidak akan lapar, dan kita akan
hidup abadi. Kehidupan setelah kematian yang kekal sangat penting, sehingga
kita tidak merana dan tidak sia-sia dalam hidup kita ini.
Saudara terkasih, Tuhan sudah memanggil kita, Allah
sudah memilih kita, IA yang berkenan untuk memilih kita, dan kita lah yang
perlu menjawab dengan sepenuh hati. Kita diajak untuk menjawab panggilan dan
pilihan Allah itu dengan hati yang terbuka.
Selain pilihan jawaban atau tanggapan kita, kita
juga perlu belajar melihat dan melibatkan Tuhan dalam segala hal dalam hidup
kita. Sering kita gagal melihat adanya peran, rencana, dan kinerja Tuhan di
sana. Kita malah sering berterima kasih atas bantuan atasan kita, doa keluarga
kita, atau bahkan dukun atau siapapun yang mendoakan kita, namun apakah pernah
kita berdoa dan bersyukur bahwa Tuhan hadir dan membantu kita?
Sebaliknya, malah ketika kita gagal, ketika kita
merasa tidak didengar doa kita, kita ingat bahwa Tuhan tidak datang, Tuhan
tidak hadir, dan Tuhan mengabaikan kita. Ini yang perlu kita sadari, hal yang
patut kita ingat, dan menjadi perhatian kita. Tuhan selalu hadir, namun kita
salah menilai dan persepsi. Bagaimana orang yang kembali dari Mesir menyangka
Musa yang memberi manna, padahal itu
dari Tuhan. Kesalahan hal yang normal karena kurangnya kesadaran di sana-sini.
Iman membuat kita sadar dan tahu adanya Tuhan dalam seluruh dinamika hidup
kita.
Tuhan mengenyangkan kita, Tuhan menyelamatkan kita,
dan kita perlu bersyukur atas itu semua. Tanpa Tuhan kita tidak bisa apa-apa.
BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar