Selasa, 07 Mei 2019

Jangan Takut, Ada AKU!


Sabtu Biasa Pekan Paskah II (P)
Kis. 6:1-7
Mzm. 33:1-2,4-5,18-19
Yoh. 6:16-21




Kis. 6:1-7

6:1 Pada masa itu, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari.
6:2 Berhubung dengan itu kedua belas rasul itu memanggil semua murid berkumpul dan berkata: "Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan Firman Allah untuk melayani meja.
6:3 Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu,
6:4 dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman."
6:5 Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia.
6:6 Mereka itu dihadapkan kepada rasul-rasul, lalu rasul-rasul itu pun berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka.
6:7 Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya.


Yoh. 6:16-21

6:16 Dan ketika hari sudah mulai malam, murid-murid Yesus pergi ke danau, lalu naik ke perahu
6:17 dan menyeberang ke Kapernaum. Ketika hari sudah gelap Yesus belum juga datang mendapatkan mereka,
6:18 sedang laut bergelora karena angin kencang.
6:19 Sesudah mereka mendayung kira-kira dua tiga mil jauhnya, mereka melihat Yesus berjalan di atas air mendekati perahu itu. Maka ketakutanlah mereka.
6:20 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Aku ini, jangan takut!"
6:21 Mereka mau menaikkan Dia ke dalam perahu, dan seketika juga perahu itu sampai ke pantai yang mereka tujui



Jangan Takut, Ada AKU!

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda  Gereja merenungkan firman-Nya mengenai ketakutan dalam iman. Hal yang normal, wajar, takut, dan galau meskipun kita beriman, beragama sejak bayi bahkan. Kecemasan, kegalauan, dan khawatir itu manusiawi, itu biasa. Namun apakah hal yang biasa itu kemudian menjadi pembenar untuk tidak berkembang dan menjadi pribadi yang ketakutan.
Ketakutan dan kecemasan itu bisa beraneka ragam, bermacam bentuk, dan alasan, serta sebabnya. Ada yang takut kelaparan, takut miskin, khawatir gagal, cemas tidak bisa sukses, atau yang lainnya. masing-masing dari kita tentu memiliki kecemasan dan kekhawatiran masing-masing, kadar yang berbeda-beda, juga alasan yang berlainan. Ada karena masa lalu, ada karena pendidikan orang tua atau tuntutan mereka, dapat pula karena obsesi yang berlebihan.
Dalam bacaan Injil kita melihat bagaimana para rasul, para murid, dan orang terdekat Yesus pun bisa mengalami ketakutan. Para murid takut akan Yesus yang berjalan di atas air. Pemikiran sederhana mereka itu adalah hantu. Tidak ada orang yang bisa berlaku demikian. Hal yang  wajar dan akan kita lakukan atau pikirkan mungkin.
Saudara terkasih, di dalam Yesus, segala kecemasan, ketakutan, dan kekhawatiran itu tidak ada pembenarnya, pamornya hilang, dan tidak lagi patut dirasakan. Ada dua sikap yang bisa meringankan dan bahkan menjauhkan dari rasa negatif itu semua.
Seperti para murid, bersama Yesus, ini Aku, jangan takut, membuat para murid menjadi tenang. Di dalam Tuhan, apa lagi yang kita takutkan, cemaskan, dan khawatirkan bukan? Tidak ada. Hanya di dalam Tuhan semua kecemasan dan ketakutan kita bisa atasi. Bersama DIA Yang Penuh Kasih, mampu menyelesaikan apa yang kita khawatirkan.
Bersama dengan sesama dan yang lain, bisa membantu dan cukup memberikan keringanan kadar ketakutan kita. Sikap berbagi dan menemukan kekuatan dari sesama itu tidak salah, namun bahwa jangan kemudian melalaikan apalagi jika sampai melupakan dari Allah sebagai pusat dan kekuatan utama kita.
Benar bahwa sesama juga kepanjangan tangan  Tuhan, namun jangan kesampingkan peran utama Allah dalam seluruh hidup kita. Termasuk di dalamnya adalah kecemasan dan ketakutan. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar