Rabu, 22 Mei 2019

Janganlah Gelisah Hatimu!


Jumat Biasa Pekan Paskah IV (P)
Kis. 13:26-33
Mzm. 2:6-7,8-9,10-11
Yoh. 14:1-6



Kis. 13:26-33

13:26 Hai saudara-saudaraku, baik yang termasuk keturunan Abraham, maupun yang takut akan Allah, kabar keselamatan itu sudah disampaikan kepada kita.
13:27 Sebab penduduk Yerusalem dan pemimpin-pemimpinnya tidak mengakui Yesus. Dengan menjatuhkan hukuman mati atas Dia, mereka menggenapi perkataan nabi-nabi yang dibacakan setiap hari Sabat.
13:28 Dan meskipun mereka tidak menemukan sesuatu yang dapat menjadi alasan untuk hukuman mati itu, namun mereka telah meminta kepada Pilatus supaya Ia dibunuh.
13:29 Dan setelah mereka menggenapi segala sesuatu yang ada tertulis tentang Dia, mereka menurunkan Dia dari kayu salib, lalu membaringkan-Nya di dalam kubur.
13:30 Tetapi Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati.
13:31 Dan selama beberapa waktu Ia menampakkan diri kepada mereka yang mengikuti Dia dari Galilea ke Yerusalem. Mereka itulah yang sekarang menjadi saksi-Nya bagi umat ini.
13:32 Dan kami sekarang memberitakan kabar kesukaan kepada kamu, yaitu bahwa janji yang diberikan kepada nenek moyang kita,
13:33 telah digenapi Allah kepada kita, keturunan mereka, dengan membangkitkan Yesus, seperti yang ada tertulis dalam mazmur kedua: Anak-Ku Engkau! Aku telah memperanakkan Engkau pada hari ini


Yoh. 14:1-6

14:1 "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.
14:2 Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.
14:3 Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.
14:4 Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ."
14:5 Kata Tomas kepada-Nya: "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?"
14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.



Janganlah Gelisah Hatimu!

Saudara terkasih, hari ini kita merenungkan sabda Tuhan mengenai peneguhan atas sikap cemas, galau, dan khawatir kita. Kecemasan itu manusiawi, namun apakah kegalauan itu menjadi dominan, dan mengalahkan logika, apalagi iman, itu baru menjadi masalah. Perlu  penyadaran dan kesadaran baru untuk berbenah dan berubah.
Dalam bacaan Injil hari ini Tuhan Yesus memberikan peneguhan bagi para murid. Janji luar biasa mendalam dan indah, di mana Tuhan yang menyediakan kamar, menyediakan tempat tinggal untuk kita. Tempat tinggal yang sejati, bukan rumah di dunia yang terbatas ini.
Cemas. Kecemasan itu biasa, bisa karena berbagai hal. Namun apakah itu meruntuhkan nalar kita, apalagi kepercayaan  kita akan Kuasa Ilahi. Dalam hidup sehari-hari sangat mungkin kita takut, cemas, khawatir, dan galau. Apapun bisa menjadi penyebab ketakutan kita. Anak-anak muda bisa saja takut nilai buruk, tidak disukai teman, mengecewakan orang tua, dan banyak lagi.
Gelisah materi, bagi pribadi yang berajak dewasa, kecemasan akan materi bisa sangat mungkin. Tetangganya atau rekan sebayanya sudah bisa membeli dan memiliki ini, kemudian menjadi cemas. Galau dan terpenjara untuk bisa sama dengan tetangga atau rekan itu. Khawatir tidak mampu membahagiakan pasangan dan keluarganya.
Padahal apakah mesti materi menjadi jaminan kebahagiaan? Atau materi yang terbatas mesti menjadi sumber derita? Belum tentu demikian tentunya.
Jabatan profesi, bisa juga menjadi sumber kecemasan. Hilangnya jabatan dan pekerjaan bisa menjadi frustasi, malu, dan putus asa. Itulah sumber kebanggaan dan kebahagiaan. Dan ketika itu hilang, pupus juga semangatnya. Maka apapun dilakukan, termasuk menyuap, menjilat, dan tidak jarang menggadaikan iman.
Saudara terkasih, sudah seharusnya kesempurnaan hidup dan keselamatan yang menjadi fokus dalam hidup kita. Dengan fokus dalam membangun hidup menuju kesempurnaan dan keselamatan, kita menjadi tenang. Cemas dan khawatir tidak cukup mendapatkan energi dan kesempatan untuk berkembang. Di dalam Tuhan semuanya menjadi lebih ringan dan mudah.
Kebangkitan adalah jaminan bahwa kita tidak perlu cemas dalam banyak perkara. Bagaimana mau cemas ketika hidup abadi sudah ada di tangan. Asal kita yakin dan percaya di dalam Tuhan. Kecemasan bisa membuat kita malah jauh dari keselamatan. Kita tidak pasrah dan berserah di dalam DIA. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar