Rabu, 24 April 2019

Perjumpaan yang Mengubah


RABU OKTAF PASKAH (P)
Kis. 3:1-10
Mzm. 103,1-2,3-4,6-7,8-9
Luk. 24:13-35



Kis. 3:1-10

3:1 Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang, naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Allah.
3:2 Di situ ada seorang laki-laki, yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah, yang bernama Gerbang Indah, untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam Bait Allah.
3:3 Ketika orang itu melihat, bahwa Petrus dan Yohanes hendak masuk ke Bait Allah, ia meminta sedekah.
3:4 Mereka menatap dia dan Petrus berkata: "Lihatlah kepada kami."
3:5 Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka.
3:6 Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!"
3:7 Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu.
3:8 Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari dan mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah.
3:9 Seluruh rakyat itu melihat dia berjalan sambil memuji Allah,
3:10 lalu mereka mengenal dia sebagai orang yang biasanya duduk meminta sedekah di Gerbang Indah Bait Allah, sehingga mereka takjub dan tercengang tentang apa yang telah terjadi padanya.



Luk. 24:13-35

24:13 Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem,
24:14 dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi.
24:15 Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka.
24:16 Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.
24:17 Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan muka muram.
24:18 Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: "Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?"
24:19 Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami.
24:20 Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya.
24:21 Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi.
24:22 Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur,
24:23 dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup.
24:24 Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat."
24:25 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi!
24:26 Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?"
24:27 Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.
24:28 Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya.
24:29 Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: "Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka.
24:30 Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka.
24:31 Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.
24:32 Kata mereka seorang kepada yang lain: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?"
24:33 Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka.
24:34 Kata mereka itu: "Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon."
24:35 Lalu kedua orang itu pun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.




Perjumpaan yang Mengubah

Saudara terkasih, hari ini kita merenungkan pengalaman para murid di perjalanan ke Emaus. Pengalaman berjumpa dengan Tuhan Yang Baru, Yesus yang telah bangkit, Tuhan yang membuat hati mereka berkobar-kobar meskipun tidak mengenal-Nya dengan semestinya. Apa yang oatut kita renungkan adalah sebagai berikut:
Pertama, inisiatif selalu berasal dari Tuhan. Tuhan yang datang ke tengah para murid. IA hadir di sana dan bertanya mereka sedang memperbincangkan apa. Tuhan yang memulai dan mendekatkan kepada mereka.
Kedua, meskipun Tuhan berinisiatif datang, memperkenalkan diri, para murid termasuk kita, bisa saja tidak mampu mengenal-Nya. Kesiapsediaan dan kemampuan kita diperlukan, meskipun Tuhan sudah datang dan memperkenalkan diri.
Ketiga, Tuhan itu akan menggembirakan, akan membuat hati berkobar-kobar, dan bersemangat, ada buah baik yang menggerakan hati untuk bersemangat. Ini khas karya Allah dalam diri setiap pribadi.
Keempat, mewartakan dan menjadi saksi kebangkitan itu adalah kewajiban sekaligus konsekuensi atas tawaran dan inisiatif kasih Allah yang hadir dalam diri kita. Kita menjadi saluran rahmat, menjadi kepanjangan tangan dan alat Tuhan, bukan malah menyimpannya sendiri.
Saudara terkasih, buah Roh adalah kebaikan, kasih, kehendak untuk berbagi, menebarkan khabar suka cita. Damai yang ada terpancar sehingga kita menjadi bersemangat. Hidup kita menjadi lebih berwarna. Muka berseri-seri karena memancarkan citra Allah dari dalam diri kita.
Hidup di dalam Tuhan adalah jaminan baik, hidup berkelimpahan, dan hidup dalam kekayaan karena kelimpahan Tuhan sendiri yang diberikan. Kita yang hidup di dalam Tuhan tidak ada akan menampilkan ciri pesimis, takut, dan cemas. Yang ada adalah berkobar-kobar dan bersemangat. Lihat pengalaman para murid yang berjalan ke Emaus, bagaimana mereka pesimis, takut, cemas, galau, dan khawatir.
Apa yang mereka tampilkan berbalik sepenuhnya ketika Tuhan bersama dengan mereka. Mereka belajar dan akhirnya mengenal Tuhan. Kehadiran Tuhan yang awalnya tidak mereka sadari itu akhirnya mereka kenal juga dan membua mereka bersuka cita. Suka cita yang kemudian dibagikan kepada para murid yang lain.
Kehadiran Tuhan menyingkirkan kecemasan mereka. Mereka menjadi bersemangat dan kembali untuk berbagi. Keberanian yang ada karena kehadiran Tuhan di tengah-tengah mereka. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar