Rabu, 10 April 2019

Percaya Membawa Hidup


Selasa Pekan V Prapaskah (U)
Bil. 21:4-9
Mzm. 102:2-3,16-18,19-21
Yoh. 8:21-30



Bil. 21:4-9

21:4 Setelah mereka berangkat dari gunung Hor, berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom, maka bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan.
21:5 Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: "Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak."
21:6 Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati.
21:7 Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata: "Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami." Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu.
21:8 Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup."
21:9 Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.


Yoh. 8:21-30

8:21 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak: "Aku akan pergi dan kamu akan mencari Aku tetapi kamu akan mati dalam dosamu. Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang."
8:22 Maka kata orang-orang Yahudi itu: "Apakah Ia mau bunuh diri dan karena itu dikatakan-Nya: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang?"
8:23 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini.
8:24 Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu."
8:25 Maka kata mereka kepada-Nya: "Siapakah Engkau?" Jawab Yesus kepada mereka: "Apakah gunanya lagi Aku berbicara dengan kamu?
8:26 Banyak yang harus Kukatakan dan Kuhakimi tentang kamu; akan tetapi Dia, yang mengutus Aku, adalah benar, dan apa yang Kudengar dari pada-Nya, itu yang Kukatakan kepada dunia."
8:27 Mereka tidak mengerti, bahwa Ia berbicara kepada mereka tentang Bapa.
8:28 Maka kata Yesus: "Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku.
8:29 Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya."
8:30 Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya




Percaya Membawa Hidup

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan sabda Tuhan mengenai konsekuensi atas sikap percaya. Dalam bacaan Injil hari ini kita bersama-sama melihat Tuhan mengatakan manusia akan mati hingga tiga kali. Ada yang penting hingga ada pengulangan demikian.
Percaya kepada-Nya lah yang membawa hidup, konsekuensi atas pengajaran kalau tidak percaya kamu akan mati.  Dengan gamblang syarat untuk hidup adalah percaya kepada-Nya. Namun mengapa orang susah percaya ketika konsekuensi yang ada adalah demikian? Yyaitu antara hidup dan mati.
Mengapa tidak bisa percaya? Ternyata ada penyebab dan alasan yang melingkupinya. Tidak percaya karena kalau pandangan itu adalah rabun, kita melihat menjadi biasa, susah membedakan mana yang baik, buruk, atau netral, tidak keduanya. Selaput ini yang memang dikehendaki dan diciptakan si jahat.
Selaput karena manusia berasal dari dunia, sedangkan Yesus bukan dari dunia ini. Ada pemisahan, jurang yang tidak terjembatani, ketika kuasa jahat menguasai dunia. Apakah selaput itu? Yaitu dosa, dosa yang membuat oang tidak lagi bisa melihat kasih Allah sebagaimana mestinya. Kasih dan keberadaan Allah tertutupi oleh dosa, keinginan, dan hasrat dunia ini.
Pengenalan akan Yesus membuat orang menjadi percaya dan artinya membawanya kepada hidup, hidup bukan sembarang hidup, namun hidup abadi.  Ini yang membedakan dan membuat kita lebih patut bersyukur karena mendapatkan kasih karunia sehingga memperoleh hidup abadi.
Suadara terkasih, kita patut memohon kepada Tuhan agar selalu mendapatkan kasih karunia dan berkat dari Tuhan, sehingga mampu untuk hidup percaya. Hidup percaya itu tidak semudah di dalam keinginan semata, namun benar-benar perlu penyertaan Tuhan. Konsekuensi yang besar juga perlu perjuangan besar. Godaan dunia tidak mudah, apalagi bersama si jahat makin susah untuk setia.
Anugerah Allah itu tetap namun bahwa kita perlu kesetiaan dan kerja keras adalah iya. Hidup doa membantu kita untuk tetap percaya di dalm Dia, tidak tergoda pihak lain yang melakukan provokasi. Dunia itu penuh godaan dan kita mohon dukungannya. BD. eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar