Sabtu, 27 April 2019

Pergilah ke Seluruh Dunia, Beritakanlah Injil!


SABTU DALAM OKTAF PASKAH (P)
Kis. 4:13-21
Mzm. 118:1,14-15,16ab-18, 19-21
Mrk 16:9-15



Kis. 4:13-21

4:13 Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus.
4:14 Tetapi karena mereka melihat orang yang disembuhkan itu berdiri di samping kedua rasul itu, mereka tidak dapat mengatakan apa-apa untuk membantahnya.
4:15 Dan setelah mereka menyuruh rasul-rasul itu meninggalkan ruang sidang, berundinglah mereka,
4:16 dan berkata: "Tindakan apakah yang harus kita ambil terhadap orang-orang ini? Sebab telah nyata kepada semua penduduk Yerusalem, bahwa mereka telah mengadakan suatu mujizat yang menyolok dan kita tidak dapat menyangkalnya.
4:17 Tetapi supaya hal itu jangan makin luas tersiar di antara orang banyak, baiklah kita mengancam dan melarang mereka, supaya mereka jangan berbicara lagi dengan siapa pun dalam nama itu."
4:18 Dan setelah keduanya disuruh masuk, mereka diperintahkan, supaya sama sekali jangan berbicara atau mengajar lagi dalam nama Yesus.
4:19 Tetapi Petrus dan Yohanes menjawab mereka: "Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah.
4:20 Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar."
4:21 Mereka semakin keras mengancam rasul-rasul itu, tetapi akhirnya melepaskan mereka juga, sebab sidang tidak melihat jalan untuk menghukum mereka karena takut akan orang banyak yang memuliakan nama Allah berhubung dengan apa yang telah terjadi.

Mrk 16:9-15

16:9 Setelah Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena. Dari padanya Yesus pernah mengusir tujuh setan.
16:10 Lalu perempuan itu pergi memberitahukannya kepada mereka yang selalu mengiringi Yesus, dan yang pada waktu itu sedang berkabung dan menangis.
16:11 Tetapi ketika mereka mendengar, bahwa Yesus hidup dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya.
16:12 Sesudah itu Ia menampakkan diri dalam rupa yang lain kepada dua orang dari mereka, ketika keduanya dalam perjalanan ke luar kota.
16:13 Lalu kembalilah mereka dan memberitahukannya kepada teman-teman yang lain, tetapi kepada mereka pun teman-teman itu tidak percaya.
16:14 Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya.
16:15 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.



Pergilah ke Seluruh Dunia, Beritakanlah Injil!

Saudara terkasih, hari ini kita merenungkan konsekuensi kebangkitan, dan kerapuhan, serta kedegilan hati kita, sebagaimana para murid alami. Yesus menegur para murid yang degil hati mereka. Kesaksian kebangkitan selalu tidak dipercaya. Pertama-tama kepada Maria, mereka juga susah percaya. Kesaksian berikut dengan dua orang sekaligus dalam perjalanan Emaus, pun sama saja.  Kehadiran Tuhan di depan sebelas para murid, dan di sanalah mereka akhirnya percaya.
Saudara terkasih, tiga kali dan itu adalah arti simbolis bagaimana Tuhan harus terus menerus mengajar para murid untuk sampai kepada pemahaman kebangkitan dan Misianisme Yesus itu. Mereka masih perlu bimbingan, mereka membutuhkan pengajaran terus menerus.
Dalam diri kita pun demikian,  jatuh bangun dalam mencari kehendak Tuhan. Jatuh bangun untuk mencoba memahami rancangan dan rencana Tuhan dalam hidup kita. Kesalahan dan kekeliriuan memaknai rencana kita yang coba dipaksakan sebagai rencana Tuhan.
Tuhan memiliki rencana dan rancangan indah, IA perkokoh para murid, dan kemudian mendapatkan perutusan ke seluruh dunia untuk mewartakan khabar gembira. Perutusan yang sama dengan apa yang diberikan kepada para rasul pun kita terima.
Paus baru saja menyatakan, tugas kita bukan menjadikan tetangga kita Kristen, namun berjiwa Kristiani, di mana kasih-persaudaraan, kebersamaan di dalam peziarahan di tengah dunia menuju pada Bapa yang sama. Tugas kita, tugas Gereja, dan  tugas murid-murid Tuhan di era modern ini bukan soal jumlah penganut Kristennya yang lebih dipentingkan, namun bagaimana hidup di dalam ajaran Tuhan. Hidup dengan nafas cinta kasih, kemanusiaan menjadi yang utama, menjalankan kehendak Tuhan dengan jiwa sportif.
Membela kebenaran dan keadilan siapapun orangnya, apapun agamanya, dan di manapun mereka berada. Perpecahan atas nama agama, sebenarnya jauh dari nilai agama secara esensial. Perintah Tuhan itu sederhana, kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri, perintah kemanusiaan, selain perintah untuk mengasihi Tuhan melebihi apapun itu.
Tuhan tidak akan menghendaki pemaksaan kehendak untuk dunia yang satu. Kesadaran dan kehendak bebas jauh lebih menjadi prioritas. Lihat sikap para murid yang bebal itu, bahkan langsung Yesus lho yang mengajarkan. Tiga kali baru berhasil dengan baik. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar