Senin, 01 April 2019

Mukjizat dari Yesus


Senin Pekan IV Prapaskah (U)
Yes. 65:17-21
Mzm. 30:2,4,5-6,11-12a,13b
Yoh. 4:43-54




Yes. 65:17-21


65:17 "Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati.
65:18 Tetapi bergiranglah dan bersorak-sorak untuk selama-lamanya atas apa yang Kuciptakan, sebab sesungguhnya, Aku menciptakan Yerusalem penuh sorak-sorak dan penduduknya penuh kegirangan.
65:19 Aku akan bersorak-sorak karena Yerusalem, dan bergirang karena umat-Ku; di dalamnya tidak akan kedengaran lagi bunyi tangisan dan bunyi erang pun tidak.
65:20 Di situ tidak akan ada lagi bayi yang hanya hidup beberapa hari atau orang tua yang tidak mencapai umur suntuk, sebab siapa yang mati pada umur seratus tahun masih akan dianggap muda, dan siapa yang tidak mencapai umur seratus tahun akan dianggap kena kutuk.
65:21 Mereka akan mendirikan rumah-rumah dan mendiaminya juga; mereka akan menanami kebun-kebun anggur dan memakan buahnya juga.


Yoh. 4:43-54

4:43 Dan setelah dua hari itu Yesus berangkat dari sana ke Galilea,
4:44 sebab Yesus sendiri telah bersaksi, bahwa seorang nabi tidak dihormati di negerinya sendiri.
4:45 Maka setelah Ia tiba di Galilea, orang-orang Galilea pun menyambut Dia, karena mereka telah melihat segala sesuatu yang dikerjakan-Nya di Yerusalem pada pesta itu, sebab mereka sendiri pun turut ke pesta itu.
4:46 Maka Yesus kembali lagi ke Kana di Galilea, di mana Ia membuat air menjadi anggur. Dan di Kapernaum ada seorang pegawai istana, anaknya sedang sakit.
4:47 Ketika ia mendengar, bahwa Yesus telah datang dari Yudea ke Galilea, pergilah ia kepada-Nya lalu meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan anaknya, sebab anaknya itu hampir mati.
4:48 Maka kata Yesus kepadanya: "Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya."
4:49 Pegawai istana itu berkata kepada-Nya: "Tuhan, datanglah sebelum anakku mati."
4:50 Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, anakmu hidup!" Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi.
4:51 Ketika ia masih di tengah jalan hamba-hambanya telah datang kepadanya dengan kabar, bahwa anaknya hidup.
4:52 Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh. Jawab mereka: "Kemarin siang pukul satu demamnya hilang."
4:53 Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya: "Anakmu hidup." Lalu ia pun percaya, ia dan seluruh keluarganya.
4:54 Dan itulah tanda kedua yang dibuat Yesus ketika Ia pulang dari Yudea ke Galilea.



Mukjizat dari Yesus

Saudara  terkasih, hari ini Bunda Gereja mengajak kita merenungkan firman Tuhan mengenai buah dan ciri iman. Bagaimana mukjizat itu penting, namun bukan yang utama. Orang bisa salah mencari Tuhan untuk memperoleh mukjizat, namun tidak sampai mengenal Yesus dengan sebagaimana mestinya. Itulah alasan Yesus tidak memberikan mukjizat sering dan bukan itu yang utama.
Mukjizat sebagai sarana, namun bukan tujuan dan sebagai bentuk janji agar mengikuti Yesus. Yesus tidak demikian. Namun bahwa mukjizat dalah sebentuk tanda iya. Oleh karena itu tidak banyak mukjizat yang Yesus lakukan.
Iman adalah melangkah keluar, meninggalkan zona nyaman, dan menemukan sumber utamanya, yaitu dalam diri Yesus. Pegawai istana, di mana itu adalah sumber kekuatan, kekuasaan, dan juga ilmu kala itu, namun peawai itu datang kepada Yesus. Hari-hari ini Paus mengatakan Messi hebat namun Messi bukan Tuhan. Istana itu penuh kuasa, namun istana tidak bisa memberikan kehidupan. Yang mampu memberikan hidup adalah Tuhan. Tuhan yang mampu membantu, menghidupkan, dan mengembalikan.
Buah iman lainnya adalah kesederhanaan. Bagaimana orang sederhana, tidak merasa hebat, merasa paling di antara yang lain. Di sanalah peran iman yang membantu orang untuk tetap sederhana. pegawai istana itu cukup sederhana dan tidak merasa lebih dari siapapun.
Sederhana itu dilengkapi dengan rendah hati. Bagaimana pribadi yang rendah hati, mau memohon bantuan ketika memang tidak mampu. Jangan dianggap sepele, biasa, sederhana lho memohon bantuan itu. Itu adalah  kualitas, prestasi, dan sebuah upaya yang tidak mudah. Nah di sinilah peran iman yang akan membantu hati lebih lembut dan akhirnya rendah hati.
Kebalikan dari rendah hati adalah sombong, tinggi hati, sok, dan itu yang menjauhkan dari Tuhan. Sikap yang tidak sepatutnya di hadapan Tuhan, sikap yang perlu untuk disadari, dikelola, dan diupayakan untuk berubah.
Saudara terkasih, sering di dalam hidup beriman kita, kita mengupayakan mukjizat itu sebagai tujuan, memohonkan hal-hal yang kadang di luar akal, dan itu boleh dan sah-sah saja, namun ingat bahwa hak prerogatif, hak sepenuhnya ada di dalam Tuhan untuk oke atau tidaknya. Hasil adalah hak sepenuhnya Tuhan.  Kita bertugas untuk memohon dan mengupayakannya. BD.eleSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar