Senin
Pekan IV Prapaskah (U)
Yes. 65:17-21
Mzm.
30:2,4,5-6,11-12a,13b
Yoh. 4:43-54
Yes. 65:17-21
65:17 "Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru
dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan
timbul lagi dalam hati.
65:18 Tetapi bergiranglah dan bersorak-sorak untuk selama-lamanya
atas apa yang Kuciptakan, sebab sesungguhnya, Aku menciptakan Yerusalem penuh
sorak-sorak dan penduduknya penuh kegirangan.
65:19 Aku akan bersorak-sorak karena Yerusalem, dan bergirang
karena umat-Ku; di dalamnya tidak akan kedengaran lagi bunyi tangisan dan bunyi
erang pun tidak.
65:20 Di situ tidak akan ada lagi bayi yang hanya hidup beberapa
hari atau orang tua yang tidak mencapai umur suntuk, sebab siapa yang mati pada
umur seratus tahun masih akan dianggap muda, dan siapa yang tidak mencapai umur
seratus tahun akan dianggap kena kutuk.
65:21 Mereka akan mendirikan rumah-rumah dan mendiaminya juga;
mereka akan menanami kebun-kebun anggur dan memakan buahnya juga.
Yoh. 4:43-54
4:43 Dan setelah dua hari itu Yesus berangkat dari sana ke Galilea,
4:44 sebab Yesus sendiri telah bersaksi, bahwa seorang nabi tidak
dihormati di negerinya sendiri.
4:45 Maka setelah Ia tiba di Galilea, orang-orang Galilea pun
menyambut Dia, karena mereka telah melihat segala sesuatu yang dikerjakan-Nya
di Yerusalem pada pesta itu, sebab mereka sendiri pun turut ke pesta itu.
4:46 Maka Yesus kembali lagi ke Kana di Galilea, di mana Ia
membuat air menjadi anggur. Dan di Kapernaum ada seorang pegawai istana,
anaknya sedang sakit.
4:47 Ketika ia mendengar, bahwa Yesus telah datang dari Yudea ke
Galilea, pergilah ia kepada-Nya lalu meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan
anaknya, sebab anaknya itu hampir mati.
4:48 Maka kata Yesus kepadanya: "Jika kamu tidak melihat
tanda dan mujizat, kamu tidak percaya."
4:49 Pegawai istana itu berkata kepada-Nya: "Tuhan, datanglah
sebelum anakku mati."
4:50 Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, anakmu hidup!"
Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi.
4:51 Ketika ia masih di tengah jalan hamba-hambanya telah datang
kepadanya dengan kabar, bahwa anaknya hidup.
4:52 Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh.
Jawab mereka: "Kemarin siang pukul satu demamnya hilang."
4:53 Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah Yesus
berkata kepadanya: "Anakmu hidup." Lalu ia pun percaya, ia dan
seluruh keluarganya.
4:54 Dan itulah tanda kedua yang dibuat Yesus ketika Ia pulang
dari Yudea ke Galilea.
Mukjizat
dari Yesus
Saudara terkasih, hari ini Bunda Gereja mengajak kita
merenungkan firman Tuhan mengenai buah dan ciri iman. Bagaimana mukjizat itu
penting, namun bukan yang utama. Orang bisa salah mencari Tuhan untuk
memperoleh mukjizat, namun tidak sampai mengenal Yesus dengan sebagaimana
mestinya. Itulah alasan Yesus tidak memberikan mukjizat sering dan bukan itu
yang utama.
Mukjizat sebagai sarana, namun bukan tujuan dan
sebagai bentuk janji agar mengikuti Yesus. Yesus tidak demikian. Namun bahwa
mukjizat dalah sebentuk tanda iya. Oleh karena itu tidak banyak mukjizat yang
Yesus lakukan.
Iman adalah melangkah keluar, meninggalkan zona
nyaman, dan menemukan sumber utamanya, yaitu dalam diri Yesus. Pegawai istana,
di mana itu adalah sumber kekuatan, kekuasaan, dan juga ilmu kala itu, namun
peawai itu datang kepada Yesus. Hari-hari ini Paus mengatakan Messi hebat namun
Messi bukan Tuhan. Istana itu penuh kuasa, namun istana tidak bisa memberikan
kehidupan. Yang mampu memberikan hidup adalah Tuhan. Tuhan yang mampu membantu,
menghidupkan, dan mengembalikan.
Buah iman lainnya adalah kesederhanaan. Bagaimana orang
sederhana, tidak merasa hebat, merasa paling di antara yang lain. Di sanalah
peran iman yang membantu orang untuk tetap sederhana. pegawai istana itu cukup
sederhana dan tidak merasa lebih dari siapapun.
Sederhana itu dilengkapi dengan rendah hati. Bagaimana
pribadi yang rendah hati, mau memohon bantuan ketika memang tidak mampu. Jangan
dianggap sepele, biasa, sederhana lho memohon bantuan itu. Itu adalah kualitas, prestasi, dan sebuah upaya yang
tidak mudah. Nah di sinilah peran iman yang akan membantu hati lebih lembut dan
akhirnya rendah hati.
Kebalikan dari rendah hati adalah sombong, tinggi
hati, sok, dan itu yang menjauhkan dari Tuhan. Sikap yang tidak sepatutnya di
hadapan Tuhan, sikap yang perlu untuk disadari, dikelola, dan diupayakan untuk
berubah.
Saudara terkasih, sering di dalam hidup beriman
kita, kita mengupayakan mukjizat itu sebagai tujuan, memohonkan hal-hal yang
kadang di luar akal, dan itu boleh dan sah-sah saja, namun ingat bahwa hak
prerogatif, hak sepenuhnya ada di dalam Tuhan untuk oke atau tidaknya. Hasil adalah
hak sepenuhnya Tuhan. Kita bertugas
untuk memohon dan mengupayakannya. BD.eleSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar