MALAM
PASKAH (P)
Kebangkitan
Tuhan itu Hidup Kita
Saudara terkasih, hari ini kita merayakan Malam
Paskah, malam kebangkitan Tuhan. Kebangkitan yang mengatasi maut, kematian yang
tidak semata bangkit dari kubur namun membawa konsekuensi keselamatan sejati
dan kekal bagi kita. Liturgi paling kompleks dan rumit, bacaan yang demikian
banyak dan panjang, sangat wajar sebagai puncak tahun liturgi Gereja.
Perayaan Malam Paskah dimulai dengan kegelapan dan
upacara cahaya, di mana lilin Paskah diarak ke dalam gedung gereja yang gelap
gulita. Simbolisasi Terang Sejati yang telah mengalahkan kegelapan dan maut. Maut
telah dikalahkan dengan kematian Yesus. Kita sebagai anak-anak-Nya tidak akan
dibiarkan dalam kekuasaan maut. Kita diselamatkan dengan pengorbanan Yesus.
Kematian-Nya demi hidup abadi kita semua.
Bacaan-bacaan yang panjang dan banyak, mengajak
kita merenungkan, bahwa karya keselamatan Allah telah dimulai bahkan sejak
Perjanjian Lama, sejak pertama kali penciptaan. Kisah penciptaan yang
menitikberatkan pada semua itu baik adanya. Tidak ada keburukan yang berasal
dari Allah.
Bacaan berikutnya yang wajib ada adalah kisah
keluaran dari perbudakan Mesir. Itu adalah juga simbolisasi kasih Allah yang
tidak pernah berubah. Apapun perilaku manusia tidak berpengaruh pada wujud
kasih-Nya yang tetap sama.
Liturgi baptis, idealnya ada pembaptisan baru,
inisiasi anggota baru ke dalam pangkuan Gereja, namun alasan pastoral, biasanya kegiatan baptisan baru dilakukan
sebelum perayaan Malam Paskah. Namun ada
kegiatan atau liturgi baptis, di mana umat diajak untuk kembali memperbarui
janji baptis. Di sana kita diingatkan konsekuensi keselamatan itu tidak serta
merta begitu saja, namun ada syarat yang harus dipenuhi, ada batasan-batasan di
mana kita tidak boleh berlaku seenaknya sendiri karena merasa sudah mendapatkan
jaminan keselamatan. Jika demikian bukan iman namanya.
Pewahyuan, kedatangan Tuhan, tawaran keselamatan
itu perlu jawaban dalam perilaku kita, yaitu iman. Iman sebagai tanggapan atas kasih Allah. Jika kasih-Nya
kita lewatkan, jawaban kita adalah penolakan, ya tidak akan ada keselamatan,
jatah kita lewat. Allah kita Mahabaik, Mahacinta, dan dari sana IA memberikan
kebebasan kepada kita, termasuk untuk berdosa dan memilih jalan yang berbeda.
Lihat, betapa Tuhan itu baik, bukan jahat, apalagi
kejam dan tidak mengenal belas kasihan. Ia memberikan kebebasan penuh, tidak
setengah-setengah, kebebasan manusiawi tidak direnggut atas nama kasih-Nya.
Kita dapat membayangkan sebagai orang tua, apakah berani membebaskan anak-anak
kita untuk termasuk melupakan kita? Tidak bukan? Tuhan adalah Kasih itu nyata.
Tuhan kita Mahakasih dan Mahasempurna.
Selamat Paskah, Tuhan Bangkit, dan kita hidup. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar