Jumat Pekan
Biasa III (H)
Ibr. 10:32-39
Mzm. 37:3-4.5-6,23-24,39-40
Mrk.
4:26-34
Ibr. 10:32-39
10:32 Ingatlah
akan masa yang lalu. Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak menderita oleh
karena kamu bertahan dalam perjuangan yang berat,
10:33 baik waktu
kamu dijadikan tontonan oleh cercaan dan penderitaan, maupun waktu kamu
mengambil bagian dalam penderitaan mereka yang diperlakukan sedemikian.
10:34 Memang kamu
telah turut mengambil bagian dalam penderitaan orang-orang hukuman dan ketika
harta kamu dirampas, kamu menerima hal itu dengan sukacita, sebab kamu tahu,
bahwa kamu memiliki harta yang lebih baik dan yang lebih menetap sifatnya.
10:35 Sebab itu
janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya.
10:36 Sebab kamu
memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu
memperoleh apa yang dijanjikan itu.
10:37 "Sebab
sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan
ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya.
10:38 Tetapi
orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri,
maka Aku tidak berkenan kepadanya."
10:39 Tetapi kita
bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang
percaya dan yang beroleh hidup.
Mrk.
4:26-34
4:26
Lalu kata Yesus: "Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang
menaburkan benih di tanah,
4:27
lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu
mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak
diketahui orang itu.
4:28
Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya,
kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu.
4:29
Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim
menuai sudah tiba."
4:30
Kata-Nya lagi: "Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu,
atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya?
4:31
Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu
yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi.
4:32
Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada
segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga
burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya."
4:33
Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan firman kepada mereka
sesuai dengan pengertian mereka,
4:34
dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada
murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri
Berbuah
dan Berdaya Guna
Saudara terkasih, hari ini kita diajak merenungkan
firman Tuhan mengenai buah dan daya gunanya. Perumpaan yang dipakai jelas hal
yang berkaitan dengan pertanian, ketika konteks pendengar-Nya adalah alam
budaya agraris. Berbeda dengan ketika berhadapan dengan nelayan dan pelaku
budaya perairan.
Melihat cara Yesus mengajar ini menjadi sebuah
inspirasi bagaimana Yesus itu kreatif, kontekstual, buka kaku sesuai dengan apa
yang IA kehendaki, namun apa yang mampu dan dipahami para pendengar-Nya. Kondisi
pendengar dan murid menjadi yang utama dan penting bagi Yesus.
Saudara terkasih, berbuah itu sebuah keharusan,
konsekuensi logis atas hasil kerja bersama kasih karunia dan berkat Allah. Buah
itu penting namun belum cukup jika tidak
bermanfaat dan berdaya guna sesama. Dalam kisah Injil dikatakan bahwa biji
sesawi yang sangat kecil itu kemudian tumbuh menjadi pohon dan dahannya bisa
untuk sarang burung atau burung hinggap untuk beristirahat atau hanya hinggap sejenak.
Berbuah itu penting, menghasilkan di dalam hidup
itu juga penting, dan bahkan itu adalah konsekuensi karena sudah diberi hidup
oleh Allah. Hidup tentu akan menghasilkan buah yang berlimpah. Siapa tidak
berbuah berarti memang tidak hidup dan tidak berusaha dengan semestinya. Buah itu
adalah sebuah hasil.
Buah saja masih belum cukup karena harus bermanfaat
dan berdaya guna bagi sesama dan lingkungan. Kita di dalam hidup bersama
terutama sebagai anak bangsa tentu paham, bahwa banyak negara ini yang kaya
raya. Namun sayang kekayaannya berasal dari korupsi, mengambil hak pihak lain dengan sewenang-wenang, dan
menimbun itu semua demi kepuasan diri sendiri. Ini jelas bahwa mereka berbuah,
namun belum berdaya guna, karena masih egois dan berorientasi pada diri atau
kelompoknya semata. Pun dalam hal penegakan hukum, demikian. Bagaimana orang tahu dan paham soal hukum, namun bisa
memutarbalikan pasal demi pasal demi kepentingan sendiri. Buat apa pengetahuan
dan pengalaman jika tidak membantu sesamanya, malah merugikan demikian.
Saudara terkasih, berbuah saja tidak cukup, jika
buah itu tidak memperkembangkan sesama dan juga lingkungan. Di sinilah peran
yang berbeda sebagai anak-anak Tuhan. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar