Pw.
S. Paulus Miki, Im.dkk. Mrt (M)
Ibr.
1:4-7,11-15
Mzm.
103:1-2,13-14,17-18a
Mrk.
6:1-6
Ibr.
1:4-7,11-15
12:4 Dalam pergumulan kamu
melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah.
12:5 Dan sudah lupakah kamu
akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai
anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila
engkau diperingatkan-Nya;
12:6 karena Tuhan menghajar
orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai
anak."
12:7 Jika kamu harus
menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat
anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?
12:11 Memang tiap-tiap
ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita.
Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada
mereka yang dilatih olehnya.
12:12 Sebab itu kuatkanlah
tangan yang lemah dan lutut yang goyah;
12:13 dan luruskanlah jalan
bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh.
12:14 Berusahalah hidup damai
dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang
pun akan melihat Tuhan.
12:15 Jagalah supaya jangan
ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh
akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang
Mrk.
6:1-6
6:1 Kemudian Yesus berangkat
dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia.
6:2 Pada hari Sabat Ia mulai
mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan
mereka berkata: "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah
yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat
diadakan oleh tangan-Nya?
6:3 Bukankah Ia ini tukang
kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah
saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa
dan menolak Dia.
6:4 Maka Yesus berkata kepada
mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya
sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya."
6:5 Ia tidak dapat mengadakan
satu mujizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan
meletakkan tangan-Nya atas mereka.
6:6a Ia merasa heran atas
ketidakpercayaan mereka.
6:6b Lalu Yesus berjalan
keliling dari desa ke desa sambil mengajar.
Bersama
Tuhan Selalu Bahagia dan Mampu
Saudara terkasih, hari ini kita merayakan Perayaan
Wajib Santo Paulus Miki dkk, imam dan awam martir Jepang. Mereka dihukum mati
dan disiksa dengan sanga kejam oleh saudara sebangsanya sendiri karena memilih
Yesus untuk iman mereka. Perlakuan keji dan kejam yang dilakukan untuk
meruntuhkan iman mereka ternyata tidak mempan. Mereka tetap setia untuk
mencurahkan darah bagi iman kepercayaan mereka.
Bacaan Injil hari ini juga mengajak kita untuk
merenungkan sabda-Nya yang berbicara mengenai kekecewaan orang dan tetangga
Yesus. Mereka merasa tahu dan mengenal keluarga Yesus, jadi mereka malah
mempertanyakan kualitas Yesus atas pengenalan mereka. Model yang demikian pun
kita alami, merasa kecewa karena Tuhan tidak mengabulkan doa kita yang sudah
kita panjatkan lama. Atau kita kecewa karena Tuhan mengambil orang yang paling
kita sayangi. Ada pula orang lain yang tidak terima, kecewa karena Tuhan
memberikan apa yang tidak diinginkan, malah memberikan pada orang yang tidak
kita senangi misalnya.
Kekecewaan pada Tuhan juga bisa karena dirasakan bahwa Tuhan tidak
memberikan pasangan sebagaimana yang diinginkan. Mengingatkan pasangan yang
cantik, ganteng, dan mapan, namun Tuhan ternyata malah memberikan yang biasa-biasanya. Atau siswa
menghendaki nilai paling baik, apa daya hanya pas-pasan, padahal sudah belajar
mati-matian. Ungkapan kecewa dengan marah, protes pada Tuhan dengan tidak mau
lagi berdosa.
Apa yang terjadi pada tetangga Yesus pun demikian,
mereka merasa bahwa bukan sebagaimana mereka inginkan. Mengapa Yesus hanya Anak
Yusuf si tukang kayu. Mengapa bukan anak atau kerabat mereka saja. Hal yang
lumrah dan manusiawi bukan? Namun Tuhan berkehendak bahwa Yesus itu lahir di
keluarga Maria dan Yusuf. Mereka juga
merasa Yesus sebagai anak tukang kayu tidak akan mampu demikian. Hasil belajar
dari mana, konsep manusiawi, dan melupakan adanya peran Allah di sana.
Saudara terkasih, kita pun sering terlalu
mengandalkan pengetahuan kita, logika kita, pengetahuan kita, dan itu membuat
kita kecewa. Libatkan Tuhan dan rencana-Nya dalam hidup kita, dan akan
memperoleh keindahan dan kekuatan batin yang luar biasa. Bayangkan bagaimana
Santo Paulus Miki dkk, tanpa melibatkan Allah dan kehendak-Nya tidak akan mampu
menjalani penderitaan yang amat sangat itu. Kasih karunia dan Tuhan yang hadir untuk menguatkan mereka. Kita
pun akan mampu dalam menghadapi semua di dalam Allah. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar