Rabu
Pekan Biasa VI (H)
Ke.
8:6-13,20-22
Mzm.
116:12-13,14-15,18-19
Mrk.
8:22-26
Ke.
8:6-13,20-22
8:6 Sesudah lewat empat puluh
hari, maka Nuh membuka tingkap yang dibuatnya pada bahtera itu.
8:7 Lalu ia melepaskan seekor
burung gagak; dan burung itu terbang pulang pergi, sampai air itu menjadi
kering dari atas bumi.
8:8 Kemudian dilepaskannya
seekor burung merpati untuk melihat, apakah air itu telah berkurang dari muka
bumi.
8:9 Tetapi burung merpati itu
tidak mendapat tempat tumpuan kakinya dan pulanglah ia kembali mendapatkan Nuh
ke dalam bahtera itu, karena di seluruh bumi masih ada air; lalu Nuh
mengulurkan tangannya, ditangkapnya burung itu dan dibawanya masuk ke dalam
bahtera.
8:10 Ia menunggu tujuh hari
lagi, kemudian dilepaskannya pula burung merpati itu dari bahtera;
8:11 menjelang waktu senja
pulanglah burung merpati itu mendapatkan Nuh, dan pada paruhnya dibawanya
sehelai daun zaitun yang segar. Dari situlah diketahui Nuh, bahwa air itu telah
berkurang dari atas bumi.
8:12 Selanjutnya ditunggunya
pula tujuh hari lagi, kemudian dilepaskannya burung merpati itu, tetapi burung
itu tidak kembali lagi kepadanya.
8:13 Dalam tahun keenam ratus
satu, dalam bulan pertama, pada tanggal satu bulan itu, sudahlah kering air itu
dari atas bumi; kemudian Nuh membuka tutup bahtera itu dan melihat-lihat;
ternyatalah muka bumi sudah mulai kering
8:20 Lalu Nuh mendirikan
mezbah bagi TUHAN; dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung
yang tidak haram diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan korban
bakaran di atas mezbah itu.
8:21 Ketika TUHAN mencium
persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN dalam hati-Nya: "Aku takkan
mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya
adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang
hidup seperti yang telah Kulakukan.
8:22 Selama bumi masih ada,
takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan
hujan, siang dan malam.
Mrk.
8:22-26
8:21 Lalu kata-Nya kepada
mereka: "Masihkah kamu belum mengerti?"
8:22 Kemudian tibalah Yesus
dan murid-murid-Nya di Betsaida. Di situ orang membawa kepada Yesus seorang
buta dan mereka memohon kepada-Nya, supaya Ia menjamah dia.
8:23 Yesus memegang tangan
orang buta itu dan membawa dia ke luar kampung. Lalu Ia meludahi mata orang itu
dan meletakkan tangan-Nya atasnya, dan bertanya: "Sudahkah kaulihat
sesuatu?"
8:24 Orang itu memandang ke
depan, lalu berkata: "Aku melihat orang, sebab melihat mereka
berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon."
8:25 Yesus meletakkan lagi
tangan-Nya pada mata orang itu, maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan
telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas.
8:26 Sesudah itu Yesus
menyuruh dia pulang ke rumahnya dan berkata: "Jangan masuk ke
kampung!"
Bukalah
Mataku Tuhan!
Saudara terkasih, hari ini Bunda Gereja mengajak
kita merenungkan sabda Tuhan yang berbicara mengenai belas kasih Tuhan. Belas kasih
dan tindakan Mesianik, ketika ada si buta disembuhkan matanya dan bisa
melihat. Membuka mata orang buta,
membuka telinga orang tuli, orang bisa berkata-kata, dan menghidupkan orang
mati, adalah tindakan yang hanya bisa dilakukan oleh Mesias.
Yesus menyembuhkan si buta, di luar kampung. Yesus
membawa si penderita ke luar dari kerumunan orang banyak. Si sakit diajak oleh
Yesus secara pribadi, diundang secara privat, dan disembuhkan di dalam
kesendirian. Simbolisasi bahwa kita pun diundang untuk datang kepada-Nya secara
pribadi. Benar bahwa Tuhan menghendaki kita terlibat di dalam hidup bersama. Merayakan
sakramen secara publik dan bersama dengan anggota Gereja yang lain.
Tuhan menghendaki kita juga menyediakan waktu
secara personal dengan DIA. Berdialog di dalam iman yang personal. Merenungan firman-Nya
di dalam ketekunan pribadi. Ingat ini bukan berarti mengajak dan mengajarkan
kepada kita untuk bersikap egois dan hanya berkutat pada diri sendiri. Tidak demikian.
Tuhan mengajak kita juga menjalin relasi secara personal, intim, dan secara
privat di dalam Tuhan.
Dalam bacaan Injil, si buta disembuhkan dan masih
merasa belum jelas dan sepenuhnya melihat. Di sanalah peran personal itu,
sehingga Tuhan tahu dengan baik apa yang dialami anak-anak-Nya. Kesulitan yang
dialami oleh umat-Nya.
Saudara terkasih, ini adalah bukti bahwa Tuhan kita
itu Mahamurah, Mahabaik, dan Maha Mendengar. Mana ada Mahabaik yang tidaka mau
tahu penderitaan umat-Nya. Kekurangan dan kelemahan akan dipenuhi dan
diselesaikan oleh Tuhan. Apa yang tidak jelas akan diperjelas dan dinyatakan
dengan lebih baik lagi, semua itu dilakukan oleh Tuhan.
Dalam hidup sehari-hari kita perlu menjalin relasi
di dalam Tuhan, agar nurani kita menjadi jernih. Mata kita bisa melihat, pun
hati kita mampu membedakan mana yang baik dan benar. Mana yang sesuai dengan
kehendak Tuhan dan mana yang hanya memenuhi hasrat diri kita semata. Biarkanlah
Tuhan menyelikan mata kita agar tidak terus menerus buta, apalagi buta hati dan
budi. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar