Rabu
Pekan Biasa V (H)
Kej.
2:4-9,15-17
Mzm.
104:1-2a,27-28,29bc,
Mrk.
7:14-23
Kej.
2:4-9,15-17
2:4 Demikianlah riwayat
langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan
langit, --
2:5 belum ada semak apa pun
di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apa pun di padang, sebab TUHAN Allah
belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah
itu;
2:6 tetapi ada kabut naik ke
atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu --
2:7 ketika itulah TUHAN Allah
membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam
hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.
2:8 Selanjutnya TUHAN Allah
membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang
dibentuk-Nya itu.
2:9 Lalu TUHAN Allah
menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk
dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon
pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat
2:15 TUHAN Allah mengambil
manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan
memelihara taman itu.
2:16 Lalu TUHAN Allah memberi
perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan
buahnya dengan bebas,
2:17 tetapi pohon pengetahuan
tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada
hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.
Mrk.
7:14-23
7:14 Lalu Yesus memanggil
lagi orang banyak dan berkata kepada mereka: "Kamu semua, dengarlah
kepada-Ku dan camkanlah.
7:15 Apa pun dari luar, yang
masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar
dari seseorang, itulah yang menajiskannya."
7:16 [Barangsiapa bertelinga
untuk mendengar hendaklah ia mendengar!]
7:17 Sesudah Ia masuk ke
sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak, murid-murid-Nya bertanya
kepada-Nya tentang arti perumpamaan itu.
7:18 Maka jawab-Nya:
"Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala
sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya,
7:19 karena bukan masuk ke
dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?" Dengan
demikian Ia menyatakan semua makanan halal.
7:20 Kata-Nya lagi: "Apa
yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya,
7:21 sebab dari dalam, dari
hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,
7:22 perzinahan, keserakahan,
kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.
7:23 Semua hal-hal jahat ini
timbul dari dalam dan menajiskan orang.
Keluar
dari Hati Sumber Kejahatan, jika Jauh
dari Tuhan
Saudara terkasih, hari ini kita diajak merenungkan
bagaimana yang masuk ke dalam tubuh dan yang keluar dari badan. Membedakan mana
yang najis dan bukan. Jadi ingat ketika ada rekan yang “diserang” pihak lain
karena orang Katolik makan babi. Padahal Yesus sangat jelas dan gamblang
mengatakan ini. Apapun yang masuk ke dalam tubuh adalah baik.
Konteks baik ini berkaitan dengan apa yang Tuhan
kehendaki dan ciptakan bukan. Tuhan mengatakan menciptakan semuanya adalah baik
adanya. Tuhan menciptakan hal-hal yang baik dan akan menjadi baik pula. Termasuk
di dalamnya adalah seluruh ciptaan itu akan baik adanya, jika hendak di makan
ataupun diminum.
Berkaitan dengan
hal yang sama, di mana Tuhan menyatakan, apa yang keluar dari badan,
jelas kotoran itu jelek dan najis. Lebih dalam Yesus mengatakan jika apa yang keluar
dari hati itu yang menajiskan. Kejahatan, iri dengki, fitnah, percabulan,
pencurian, dan kesombongan, kelicikan, serta aneka jahat dan buruk itu.
Sumber kejahatan, iri hati, kebencian dan
seterusnya jelas dari hati. Mengapa bisa demikian? Karena hati kita jauh dari Allah dan lebih banyak memberikan
peluang roh jahat menguasai hati kita. Di sanalah, kondisi demikianlah yang
membuat kejahatan leluasa mengendalikan perilaku kita.
Hari-hari ini, kita sebagai bangsa sedang dikuasai
denga nafsu berkuasa dengan menggunakan segala cara. Cara-cara buruk dengan
fitnah, menyembunyikan data dan fakta, yang penting menang dan menjadi
pemimpin. Jangan kaget jika hidup menggereja pun terlibat di sana dengan tidak
merasa bersalah.
Nurani yang tumpul karena memang tidak pernah
diasah, nurani yang dibiarkan terbengkalai sehingga kering dan tidak mampu
menjadi penunjuk arah yang terbaik bagi hidup kita. Menjadi penting membina
hati nurani sehingga tetap jernih dan bening sehingga suara Tuhan mampu kita
dengar dan pahami dengan lebih baik.
Saudara terkasih, menjalin relasi di dalam dan
bersama Tuhan dalam sakramen dan sakramentali, mendengarkan dan merenungkan
sabda Tuhan secara rutin, berdoa secara rutin dan ada waktu yang rutin, mau
peduli pada sesama, bersikap baik dan perperilaku dengan menjunjung keutamaan
sebagai sarana membina nurani agar selalu baik. Relasi dengan Tuhan sehingga
kita memberikan Tuhan yang akan membimbing langkah kita.
Biarkan Tuhan yang membimbing langkah dan laku
dalam hidup sehari-hari. Di dalam Tuhan adalah baik dan benar. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar