Selasa, 12 Februari 2019

Peraturan, Tuhan, dan Manusia


Selasa Pekan Biasa V (H)
Kej. 1:20-2:4a
Mzm. 8:4-5,6-7,8-9
Mrk. 7:1-13




Kej. 1:20-2:4a

1:20 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala."
1:21 Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
1:22 Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya: "Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak."
1:23 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima.
1:24 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian.
1:25 Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
1:29 Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.
1:30 Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian.
1:31 Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
2:1 Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya.
2:2 Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu.
2:3 Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.
2:4 Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan



Mrk. 7:1-13

7:1 Pada suatu kali serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus.
7:2 Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh.
7:3 Sebab orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka;
7:4 dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga.
7:5 Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?"
7:6 Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
7:7 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.
7:8 Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia."
7:9 Yesus berkata pula kepada mereka: "Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri.
7:10 Karena Musa telah berkata: Hormatilah ayahmu dan ibumu! dan: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati.
7:11 Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapanya atau ibunya: Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk korban -- yaitu persembahan kepada Allah --,
7:12 maka kamu tidak membiarkannya lagi berbuat sesuatu pun untuk bapanya atau ibunya.
7:13 Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan."



Peraturan, Tuhan, dan Manusia

Saudara terkasih, hari ini kita diajak merenungkan sabda Tuhan yang berbicara mengenai sikap yang tulus di dalam taat akan peraturan. Adanya kesesuaian kata dan perbuatan. Peraturan dibuat untuk menjamin kebebasan manusiawi dan menjaga tertib hidup bersama. Hidup bersama perlu diatur agar terjamin hak setiap orang atau individu, sehingga tidak ada yang menang-menangan dan ada yang dirugikan.
Peraturan yang dibuat karena sebagai jaminan hidup bersama, artinya jangan juga membebani dan menghambat kebebasan manusiawi dengan rupa-rupa beban yang tidak semestinya. Pun sebagai jaminan hidup manusiawi, jangan sampai bahwa peraturan yang ada itu merugikan orang karena pihak-pihak tertentu yang berbuat dengan sengaja untuk keuntungan mereka. Termasuk hal ini adalah peraturan dalam keagamaan.
Sikap terhadap peraturan itu juga penting. Bagaimana orang itu diharapkan adalah penuh kesadaran, mau menyadari taat aturan, bukan semata karena takut hukuman atau sanksi yang ada. Taat aturan karena memang mau tertib di dalama hidupnya. Apalagi jika munafik di mana menekan dan memaksa orang lain menuruti peraturan namun dirinya sendiri seenaknya sendiri melanggar dan memilih seenaknya sendiri dengan berbagai alasan.
Dalam bacaan Injil, Tuhan mengritik perilaku imam dan orang Farisi karena menekan orang lain dengan begitu rupa. Menekankan ajaran nenek moyang yang kadang lebih berat dan lepas dari kehendak dan ajaran Tuhan. Perilaku mereka juga sering tidak sejalan, sebagaimana kata Yesus mereka memuji Allah hanya dengan bibir mereka, sedangkan perilaku mereka juah dari apa yang mereka katakan dan nyatakan.
Perilaku mengedepankan perintah manusia yang diatasnamakan ajaran dan aturan manusiawi pun jelas terbaca dalam bacaan hari ini. Agama dan  ajaran Tuhan direndahkan demi kepentingan dan kebanggaan mereka. Mereka berlindung di balikjubah agama agar memiliki sebuah pembenar dan kekuatan yang bisa membuat orang lain takut.
Sering kita jumpai, bagaimana orang hidup dengan model mendua demikian. bicara muluk-muluk dan mengatakan hal yang indah-indah, namun mereka tidak melakukan hal itu di dalam hidup sehari-hari mereka. Demikian juga perilaku penegakan hukum dan aturan yang dikemas dalam kedok agama demi mendapatkan kekuasaan. Akhir-akhir ini demikian menguat dalam hidup bersama kita sebagai bangsa.
Kita layak bersyukur dengan ajakan Bapa Paus Fransiskus ketika mengunjungi Timur Tengah dan bersama imam di sana menyerukan penghentian membawa-bawa Tuhan dalam politik dan sosial terutama kekerasan dan peperangan. Atas nama Tuhan, padahal sejatinya adalah ketamakan dan kerakusan atas kekayaan dan kekuasaan saja. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar