Sabtu, 02 Februari 2019

Doa, Kerendahan Hati, dan Ketaatan


Pesta Yesus Dipersembahkan dalam Bait Allah (P)
Ibr. 2:14-18
Mzm. 24:7.8,9,10
Luk. 2:22-32




Ibr. 2:14-18

2:14 Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut;
2:15 dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.
2:16 Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani.
2:17 Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.
2:18 Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.


Luk. 2:22-32

2:22 Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan,
2:23 seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah",
2:24 dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.
2:25 Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya,
2:26 dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan.
2:27 Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat,
2:28 ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya:
2:29 "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu,
2:30 sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu,
2:31 yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa,
2:32 yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.



Doa, Kerendahan Hati, dan Ketaatan

Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk merenungkan Yesus Dipersembahkan dalam Bait Allah. Ada beberapa hal  menarik yang patut kita renungkan dan menjadi bahan serta inspirasi dalam hidup beriman kita.
Pertama, budaya Yahudi, di mana Yesus lahir sebagai Putera Maria, diikuti dengan sepenuhnya. Yesus benar-benar Anak budaya Yahudi dengan segala adat istiadat yang melingkupinya. Salah satunya adalah persembahan sebagai anak laki-laki sulung. Yesus adalah anak laki-laki dan sulung.
Kedua, sikap ketaatan Ibu Maria dan Bapak Yusuf juga patut kita jadikan referensi dan panutan di dalam hidup bersama. Bagaimana mereka  yang hidup dalam alam budaya Yahudi ikut terliat di dalamnya sebagai simbol kesalehan.
Ketiga, kesaksian Simeon, ia seorangs saleh yang dianugerahi Allah untuk meninggal usai melihat Mesias. Ia digerakan Roh Kudus datang ke Bait Allah ketika Yesus  diserahkan dalam Bait Allah. Di sinilah kesaksian siapa bayi Yesus itu. Ia kemudian merasa puas dan cukup hidup di dalam dunia ini.
Keempat, mengatakan cukup sebagaimana Simeon. Sering orang diberikan anugerah kemudian meinta lagi. Namun Simeon tidak demikian.
Kelima, aktivitas dalam Bait Allah adalah ibadah, berdoa, berkomunikasi dengan Allah, dan Yesus diajarkan itu sejak dini oleh kedua orang tuanya di dunia ini, apalagi Bapa Surgawi.  Doa dan relasi dengan Bapa-Nya menjadi penting.
Saudara terkasih, kerendahan hati, ketaatan, dan doa menjadi penting dan menu harian dalam hidup kita. Dengan demikian, kita akan mampu hidup dan menggarami dunia ini. Yesus bersama Keluarga Kudus Nazareth membantu kita membangun sikap batin sebagai pendoa yang rendah hati dan taat sampai akhirnya.
Kerendahan hati susah dijalani jika kita tidak pernah berdoa. Berdoa untuk memohon kepada Tuhan agar diberikan kerendahn hati. Hal ini perlu dijalankan dengan penuh ketaatan dan kehendak yang kuat. Kerendahan hati juga membuat kita mampu mengatakan cukup.
Relasi dengan Tuhan harus diupayakan, agar Roh Kudus tetap menjadi nahkoda hidup kita di tengah dunia ini. persembahan Yesus ke Bait Allah adalah simbolisasi ini komplet, antara kerendahan hati, ketaatan, dan komunikasi di dalam dan bersama Allah. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar