Kamis, 14 Februari 2019

Keselamatan untuk Semua


Pw. S. Sirilius, Pert dan S. Metodeus Usk (P)
Kej.3:1-8
Mzm. 128:1-2,3,4-5
Mrk. 7:24-30



Kej.3:1-8

3:1 Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
3:2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,
3:3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."
3:4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,
3:5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."
3:6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.
3:7 Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
3:8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.


Mrk. 7:24-30

7:24 Lalu Yesus berangkat dari situ dan pergi ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya, tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan.
7:25 Malah seorang ibu, yang anaknya perempuan kerasukan roh jahat, segera mendengar tentang Dia, lalu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya.
7:26 Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya.
7:27 Lalu Yesus berkata kepadanya: "Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."
7:28 Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak."
7:29 Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu."
7:30 Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar



Keselamatan untuk Semua

Saudara terkasih, hari ini kita merayakan Pw. Santo Sirilius seorang pertapa dan Santo Metodeus seorang Uskup. Mereka dua bersaudara. Sirilius lahir sekitar tahun 827 di Tesalonika, Yunani dengan nama Konstantin dan kemungkinan ibunya orang Slavia. Konstantin  belajar filsafat di Univrsitas Konstantinopel. Ia kemudian ditahbiskan sebagai imam. Santo Sirilius meninggal tahun 869 pada tanggal 14 Februari di  Roma Italia.
Santo Metodius, lahir sekitar 826 di Tesalonika, Yunani. Bersama saudaranya Sirilius, ia menjadi misionaris di Moravia pada tahun 863. Santo Metodeus menerjemahkan Kitab Suci ke dalam bahasa Slavia, kecuali Kitab Makabe. Metodeus meninggal pada tanggal 6 April 885 di Moravia, Republik Ceko.
Dalam bacaan Injil kita hari ini kita diajak untuk melihat kasih Allah yang berlaku universal, ini yang pertama. Yang kedua, mengenai peran perempuan sebagai pembantu, penolong, dan menjadi sarana pernyataan keselamatan dan kasih Allah dinyatakan. Hal yang membantu kita memahami bahwa kasih Allah itu tidak ada diskriminasi dan perbedaan dalam jenis kelamin, ataupun batasan sama sekali.
Pernyataan Yesus yang memberikan keselamatan kepada semua orang, dalam bacaan ini dilambangkan dengan asal muasal perempuan yang memohonkan pertolongan Tuhan Yesus. Perempuan Siro Fenesia. Keselamatan yang awalnya untuk orang Yahudi, kini menjadi keseluruhan, berlaku universal, dan seluruh orang. Kerendahan hati perempuan itu, yang awalnya ditolak Yesus, pun akhirnya dijawab dengan baik. Iman yang diuji dan dijawab dengan baik, mendapatkan keselamatan dan pertolongan Ilahi.
Perempuan sebagai “sumber” dosa sebagaimana disematkan dalam diri Hawa, dengan peran Maria, dan kini perempuan yang berkenan dengan segala kerendahan hati memohon kesembuhan itu, terjawab. Dua peran dan pernyataan diwakili pada sosok ini.
Saudara terkasih, kita perlu belajar dan merenungkan, bahkan kadang Tuhan juga menguji kita, seberapa besar ketekunan dan keyakinan kita. Bisa saja kita menjadi patah arang, frustasi, dan enggan lagi memohon kepada Tuhan ketika ada hambatan dan kesulitan. Kisah dalam Injil tadi ternyata juga dialami St. Metodeus, di mana ia ditahan hingga Paus turun tangan. Mereka berdua kakak beradik pun mendapatkan kesulitan ketika menerjemahkan liturgi dalam bahasa setempat. Gereja Latin baru menggunakan bahasa setempat usai Konsili Vatikan II dan itu lebih dari seribu tahun kemudian. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar