Pw. S.
Sirilius, Pert dan S. Metodeus Usk (P)
Kej.3:1-8
Mzm.
128:1-2,3,4-5
Mrk.
7:24-30
Kej.3:1-8
3:1 Adapun ular ialah yang paling cerdik
dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata
kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman
ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
3:2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular
itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,
3:3 tetapi tentang buah pohon yang ada
di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah
itu, nanti kamu mati."
3:4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan
itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,
3:5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada
waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah,
tahu tentang yang baik dan yang jahat."
3:6 Perempuan itu melihat, bahwa buah
pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik
hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya
dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan
suaminya pun memakannya.
3:7 Maka terbukalah mata mereka berdua
dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara
dan membuat cawat.
3:8 Ketika mereka mendengar bunyi
langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk,
bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara
pohon-pohonan dalam taman.
Mrk.
7:24-30
7:24 Lalu Yesus berangkat dari situ dan pergi ke daerah
Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang
mengetahuinya, tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan.
7:25 Malah seorang ibu, yang anaknya perempuan
kerasukan roh jahat, segera mendengar tentang Dia, lalu datang dan tersungkur
di depan kaki-Nya.
7:26 Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia.
Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya.
7:27 Lalu Yesus berkata kepadanya: "Biarlah
anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi
anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."
7:28 Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan.
Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan
anak-anak."
7:29 Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena
kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari
anakmu."
7:30 Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya
anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar
Keselamatan
untuk Semua
Saudara terkasih, hari ini kita merayakan Pw. Santo
Sirilius seorang pertapa dan Santo Metodeus seorang Uskup. Mereka dua bersaudara.
Sirilius lahir sekitar tahun 827 di Tesalonika, Yunani dengan nama Konstantin
dan kemungkinan ibunya orang Slavia. Konstantin
belajar filsafat di Univrsitas Konstantinopel. Ia kemudian ditahbiskan sebagai
imam. Santo Sirilius meninggal tahun 869 pada tanggal 14 Februari di Roma Italia.
Santo Metodius, lahir sekitar 826 di Tesalonika,
Yunani. Bersama saudaranya Sirilius, ia menjadi misionaris di Moravia pada
tahun 863. Santo Metodeus menerjemahkan Kitab Suci ke dalam bahasa Slavia,
kecuali Kitab Makabe. Metodeus meninggal pada tanggal 6 April 885 di Moravia,
Republik Ceko.
Dalam bacaan Injil kita hari ini kita diajak untuk
melihat kasih Allah yang berlaku universal, ini yang pertama. Yang kedua,
mengenai peran perempuan sebagai pembantu, penolong, dan menjadi sarana
pernyataan keselamatan dan kasih Allah dinyatakan. Hal yang membantu kita
memahami bahwa kasih Allah itu tidak ada diskriminasi dan perbedaan dalam jenis
kelamin, ataupun batasan sama sekali.
Pernyataan Yesus yang memberikan keselamatan kepada
semua orang, dalam bacaan ini dilambangkan dengan asal muasal perempuan yang
memohonkan pertolongan Tuhan Yesus. Perempuan Siro Fenesia. Keselamatan yang
awalnya untuk orang Yahudi, kini menjadi keseluruhan, berlaku universal, dan
seluruh orang. Kerendahan hati perempuan itu, yang awalnya ditolak Yesus, pun akhirnya
dijawab dengan baik. Iman yang diuji dan dijawab dengan baik, mendapatkan
keselamatan dan pertolongan Ilahi.
Perempuan sebagai “sumber” dosa sebagaimana
disematkan dalam diri Hawa, dengan peran Maria, dan kini perempuan yang
berkenan dengan segala kerendahan hati memohon kesembuhan itu, terjawab. Dua peran
dan pernyataan diwakili pada sosok ini.
Saudara terkasih, kita perlu belajar dan
merenungkan, bahkan kadang Tuhan juga menguji kita, seberapa besar ketekunan
dan keyakinan kita. Bisa saja kita menjadi patah arang, frustasi, dan enggan
lagi memohon kepada Tuhan ketika ada hambatan dan kesulitan. Kisah dalam Injil
tadi ternyata juga dialami St. Metodeus, di mana ia ditahan hingga Paus turun
tangan. Mereka berdua kakak beradik pun mendapatkan kesulitan ketika
menerjemahkan liturgi dalam bahasa setempat. Gereja Latin baru menggunakan
bahasa setempat usai Konsili Vatikan II dan itu lebih dari seribu tahun
kemudian. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar