Pw.
S. Polykarpus, Usk Mrt (M)
Ib.
11:1-7
Mzm.
145:2,3,4-5,10-11
Mrk.
9:2-13
Ib.
11:1-7
11:1 Iman adalah dasar dari
segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita
lihat.
11:2 Sebab oleh imanlah telah
diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita.
11:3 Karena iman kita
mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa
yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat.
11:4 Karena iman Habel telah
mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain.
Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena
Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara,
sesudah ia mati.
11:5 Karena iman Henokh
terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena
Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian,
bahwa ia berkenan kepada Allah.
11:6 Tetapi tanpa iman tidak
mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah,
ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang
yang sungguh-sungguh mencari Dia.
11:7 Karena iman, maka Nuh --
dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan -- dengan taat
mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia
menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan
imannya.
Mrk.
9:2-13
9:2 Enam hari kemudian Yesus
membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke
sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah
rupa di depan mata mereka,
9:3 dan pakaian-Nya sangat
putih berkilat-kilat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat
mengelantang pakaian seperti itu.
9:4 Maka nampaklah kepada
mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus.
9:5 Kata Petrus kepada Yesus:
"Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan
tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia."
9:6 Ia berkata demikian,
sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan.
9:7 Maka datanglah awan
menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: "Inilah Anak yang
Kukasihi, dengarkanlah Dia."
9:8 Dan sekonyong-konyong
waktu mereka memandang sekeliling mereka, mereka tidak melihat seorang pun lagi
bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri.
9:9 Pada waktu mereka turun
dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya mereka jangan
menceriterakan kepada seorang pun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak
Manusia bangkit dari antara orang mati.
9:10 Mereka memegang pesan
tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan
"bangkit dari antara orang mati."
9:11 Lalu mereka bertanya
kepada-Nya: "Mengapa ahli-ahli Taurat berkata, bahwa Elia harus datang
dahulu?"
9:12 Jawab Yesus:
"Memang Elia akan datang dahulu dan memulihkan segala sesuatu. Hanya,
bagaimanakah dengan yang ada tertulis mengenai Anak Manusia, bahwa Ia akan
banyak menderita dan akan dihinakan?
9:13 Tetapi Aku berkata kepadamu:
Memang Elia sudah datang dan orang memperlakukan dia menurut kehendak mereka,
sesuai dengan yang ada tertulis tentang dia.
Transfigurasi
dan Kehendak Allah di Dalam Hidup
Santo Polykarpus adalah Uskup Smyrna, Turki yang
wafat dibakar karena menolak menghujat Allah. Ia yang menjadi uskup benar-benar
membawa diri sebagai teladan di dalam iman, bukan hanya omongan. Ia menjamu
para serdadu yang menangkapnya dengan makanan lezat. Lihat bagaimana sikap
positif ia ambil. Ia mengatakan, “Jadilah
kehendak Tuhan atas diriku.” Dan ia memohon waktu untuk berdoa dan kemudian
dibelenggu dibawa kepada Prokonsul.
Penolakannya menghianati Yesus membuat Prokonsul
marah dan membakarnya hidup-hidup. Ia terima itu dengan tabah. Pernyataannya yang
patut kita renungkan adalah, bahwa Tuhan
belum pernah berbuat salah dan merugikan selama 86 tahun ia mengimani-Nya, dan
mengabdi-Nya. Apa yang disampaikan dengan penuh iman dan kerendahatian.
Bisa dibayangkan di depan hakim dan algojo kematian
sekaligus masih bisa berbicara demikian lugas dan bernas. Perilaku utama yang
belum tentu bisa dijalani oleh pribadi lemah yang hanya mencari keamanan diri.
Bacaan Injil hari ini menyatakan mengenai
pengalaman para murid bersama Yesus di atas gunung. Beberapa hal yang boleh
kita renungkan arti dan simbol dari puncak. Pertama, puncak di mana kita bisa
melihat banyak hal, dari pada kita dilereng, apalagi di bawah. Dari sana juga
berarti puncak atas pengalama rohani, spiritual, dan kedekatan personal dengan
Tuhan. Pun jika kita retret, rekoleksi, atau berdoa priadi pun bisa mengalami
pengalaman demikian.
Kedua, gunung, adalah simbol atau lambang
kesunyian, sepi, dan kondisi lepas bebas dari hiruk pikuk dunia. Waktu dan tempat di mana kita mampu menjaga jarak dengan
dunia. Melepaskan sejenak rutinitas dan aktivitas yang serba sibuk di tengah dunia,
demi menjalin relasi bersama Tuhan.
Ketiga, reaksi ketika kita berada di dalam puncak bersama Tuhan. Saking gagap dan
gugupnya pengalaman itu, Petrus hendak “menyandera” Yesus eksklusif bersama
mereka. Pernyataan Polykarpus nampaknya sangat tepat, terjadilah kehendak Tuhan, lihat Petrus mau mengubah kehendak Tuhan
dengan kebanggaannya sendiri.
Keempat, Petrus berpikir mengenai kenyamanan, zona
nyaman kata orang modern. Padahal Mesianis Yesus berupa sengara. Di sinilah
pemahaman Petrus masih perlu diluruskan dan dibenahi. Kita pun masih sering
salah menangkap kehendak Tuhan sesuai dengan apa yang kita maui.
Kelima, Tuhan berjalan sesuai dengan rencana dan
rancangan Allah. Fokus atas apa yang Allah Bapa kehendaki. Di sinilah peran dan
pilihan yang sangat berbeda dengan pilihan dan perilaku kita, yang mudah
terpengaruh dan dipengaruhi untuk tergiur.
Saudara terkasih, pernyataan Polykarpus bisa
menjadi kekuatan kita jika sedang menghadapi godaan apalagi tekanan, bahwa ada
kehendak Tuhan di sana. Melibatkan Tuhan dalam seluruh aktivitas kita. Membawa seluruh
suka duka dan keinginan kita, rancangan kita di dalam Tuhan. Berani
meninggalkan zona nyaman yang sejatinya bukan seturut kehendak Allah. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar