Jumat, 08 Februari 2019

Yohanes Pembaptis, Pembela Kebenaran


Jumat Pekan Biasa IV (H)
Ibr. 13:1-8
Mzm. 27:1,3,5,8b-9abc
Mrk. 6:14-29



Ibr. 13:1-8

13:1 Peliharalah kasih persaudaraan!
13:2 Jangan kamu lupa memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat.
13:3 Ingatlah akan orang-orang hukuman, karena kamu sendiri juga adalah orang-orang hukuman. Dan ingatlah akan orang-orang yang diperlakukan sewenang-wenang, karena kamu sendiri juga masih hidup di dunia ini.
13:4 Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah.
13:5 Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."
13:6 Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: "Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?"
13:7 Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.
13:8 Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.


Mrk. 6:14-29

6:14 Raja Herodes juga mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya sudah terkenal dan orang mengatakan: "Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia."
6:15 Yang lain mengatakan: "Dia itu Elia!" Yang lain lagi mengatakan: "Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu."
6:16 Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata: "Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan yang bangkit lagi."
6:17 Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri.
6:18 Karena Yohanes pernah menegor Herodes: "Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!"
6:19 Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat,
6:20 sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.
6:21 Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya, perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea.
6:22 Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: "Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!",
6:23 lalu bersumpah kepadanya: "Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!"
6:24 Anak itu pergi dan menanyakan ibunya: "Apa yang harus kuminta?" Jawabnya: "Kepala Yohanes Pembaptis!"
6:25 Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: "Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!"
6:26 Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya.
6:27 Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara.
6:28 Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya.
6:29 Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kuburan



Yohanes Pembaptis, Pembela Kebenaran

Saudara terkasih, hari ini kita diajak merenungkan firman Tuhan yang berbicara mengenai kualitas beberapa pribadi. Paling utama adalah pengenalan pribadi Yesus. Beberapa pengenalan terpengaruh masa lalu, sehingga siapa Yesus belum menjadi yang utama bagi mereka.
Kepribadian dan kualitas pihak-pihak yang terkait, baik untuk menjadi bahan permenungan kita. Pertama, Yohanes Pembaptis, di mana menjadi pribadi yang memberikan keteladanan di dalam menyuarakan kebenaran di atas segalanya, dan puncaknya adalah nyawanya. Hal yang sangat konkret sebagai sebuah bangsa, ketika kini kebohongan, hoax, dan fitnah menjadi bahan utama di dalam mencari kekuasaan. Kritik Yohanes atas perilaku tidak bermoral ala Herodes itu kebenaran dan dijawab dengan terpenggalnya kepala. Itu benar-benar dalam arti kritik dan bukan kritik ala politikus hari-hari ini. beranikah kita menyuarakan kebenaran sebagaimana dinyatakan oleh Yohanes?
Kepribadian Herodias, pendendam, dan menutupi kesalahan dengan kelicikan dan menggunakan segala kesempatan untuk mendapatkan kemuliaan. Konkret hari-hari ini di dalam berbangsa. Bagaimana kekuasaan dikejar dan mengabaikan moral dan etika. Herodias tentu malu karena teguran Yohanes Pembaptis.
Kita tentu biasa menerima teguran, dan kemudian bagaimana bersikap atas teguran itu, mau memperbaiki diri atau malah mencari pembenar dan kadang menyerang yang memberikan nasihat baik itu. Mekanisme manusiawi yang  dalam pengaruh kuasa jahat.
Kepribadian Herodes, jelas kekuasaan dan nama baik adalah segalanya. Soal kebenaran dan pengingkaran atas nama wibawa bisa menjadi hal yang lumrah bagi politikus. Lagi-lagi ini konkret bagi hidup berbangsa kita. Ia lebih bangga atas kewibaannya di hadapan bawahan dari pada kebenaran yang hakiki. Atas nama kebanggaan dan kebesaran nama menggunakan Yohanes sebagai korban dan nyawanya yang diberikan untuk itu semua.
Saudara terkasih, kita perlu mengenal pribadi Yesus, dengan mengenal Yesus kita akan makin mengerti apa kehendak Tuhan, menjalankan rencana dan kehendak Allah di dalam hidup kita. Relasi yang lebih mendalam di dalam Tuhan memampukan kita mengedepankan kebenaran dan keadilan dari pada sekadar nama baik atau kekuasaan semata.
Sepanjang kita di dalam Tuhan dan mengenal Tuhan, kita akan mampu. Meninggalkan Tuhan, kita akan memperoleh apa yang dilakukan keluarga Herodes itu. Kita patut memohon kepada Tuhan agar dibimbing semakin mengenal DIA, sehingga tidak takut untuk menyuarakan kebenaran dan keadilan. Hari-hari ini adalah medan untuk memperlihatkan kualitas iman kita. Di mana kita mampu menyuarakan kebenaran di antara silang sengkarut kebenaran dan kebenaran yang dibelokan, dan benar-benar kesalahan di kemas atas nama ini dan itu. Padahal jelas itu adalah kebejatan yang dipakai untuk memperoleh kekuasaan. Beranikah kita seperti Yohanes? BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar