Jumat
Pekan Biasa IV (H)
Ibr.
13:1-8
Mzm.
27:1,3,5,8b-9abc
Mrk.
6:14-29
Ibr.
13:1-8
13:1 Peliharalah kasih
persaudaraan!
13:2 Jangan kamu lupa memberi
tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan
tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat.
13:3 Ingatlah akan
orang-orang hukuman, karena kamu sendiri juga adalah orang-orang hukuman. Dan
ingatlah akan orang-orang yang diperlakukan sewenang-wenang, karena kamu
sendiri juga masih hidup di dunia ini.
13:4 Hendaklah kamu semua
penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur,
sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah.
13:5 Janganlah kamu menjadi
hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah
telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku
sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."
13:6 Sebab itu dengan yakin
kita dapat berkata: "Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah
yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?"
13:7 Ingatlah akan
pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu.
Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.
13:8 Yesus Kristus tetap
sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.
Mrk.
6:14-29
6:14 Raja Herodes juga
mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya sudah terkenal dan orang mengatakan:
"Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah
sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia."
6:15 Yang lain mengatakan:
"Dia itu Elia!" Yang lain lagi mengatakan: "Dia itu seorang nabi
sama seperti nabi-nabi yang dahulu."
6:16 Waktu Herodes mendengar
hal itu, ia berkata: "Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal
kepalanya, dan yang bangkit lagi."
6:17 Sebab memang Herodeslah
yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung
dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah
mengambilnya sebagai isteri.
6:18 Karena Yohanes pernah
menegor Herodes: "Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!"
6:19 Karena itu Herodias
menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak
dapat,
6:20 sebab Herodes segan akan
Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia
melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu
terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.
6:21 Akhirnya tiba juga
kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya
mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya, perwira-perwiranya dan
orang-orang terkemuka di Galilea.
6:22 Pada waktu itu anak
perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan
tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: "Minta dari padaku apa saja
yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!",
6:23 lalu bersumpah
kepadanya: "Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun
setengah dari kerajaanku!"
6:24 Anak itu pergi dan
menanyakan ibunya: "Apa yang harus kuminta?" Jawabnya: "Kepala
Yohanes Pembaptis!"
6:25 Maka cepat-cepat ia
pergi kepada raja dan meminta: "Aku mau, supaya sekarang juga engkau
berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!"
6:26 Lalu sangat sedihlah
hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau
menolaknya.
6:27 Raja segera menyuruh
seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu
pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara.
6:28 Ia membawa kepala itu di
sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu memberikannya
pula kepada ibunya.
6:29 Ketika murid-murid
Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu
membaringkannya dalam kuburan
Yohanes
Pembaptis, Pembela Kebenaran
Saudara terkasih, hari ini kita diajak merenungkan
firman Tuhan yang berbicara mengenai kualitas beberapa pribadi. Paling utama
adalah pengenalan pribadi Yesus. Beberapa pengenalan terpengaruh masa lalu,
sehingga siapa Yesus belum menjadi yang utama bagi mereka.
Kepribadian dan kualitas pihak-pihak yang terkait,
baik untuk menjadi bahan permenungan kita. Pertama, Yohanes Pembaptis, di mana
menjadi pribadi yang memberikan keteladanan di dalam menyuarakan kebenaran di
atas segalanya, dan puncaknya adalah nyawanya. Hal yang sangat konkret sebagai
sebuah bangsa, ketika kini kebohongan, hoax,
dan fitnah menjadi bahan utama di dalam mencari kekuasaan. Kritik Yohanes
atas perilaku tidak bermoral ala Herodes itu kebenaran dan dijawab dengan
terpenggalnya kepala. Itu benar-benar dalam arti kritik dan bukan kritik ala
politikus hari-hari ini. beranikah kita menyuarakan kebenaran sebagaimana
dinyatakan oleh Yohanes?
Kepribadian Herodias, pendendam, dan menutupi
kesalahan dengan kelicikan dan menggunakan segala kesempatan untuk mendapatkan
kemuliaan. Konkret hari-hari ini di dalam berbangsa. Bagaimana kekuasaan
dikejar dan mengabaikan moral dan etika. Herodias tentu malu karena teguran
Yohanes Pembaptis.
Kita tentu biasa menerima teguran, dan kemudian
bagaimana bersikap atas teguran itu, mau memperbaiki diri atau malah mencari
pembenar dan kadang menyerang yang memberikan nasihat baik itu. Mekanisme
manusiawi yang dalam pengaruh kuasa
jahat.
Kepribadian Herodes, jelas kekuasaan dan nama baik
adalah segalanya. Soal kebenaran dan pengingkaran atas nama wibawa bisa menjadi
hal yang lumrah bagi politikus. Lagi-lagi ini konkret bagi hidup berbangsa
kita. Ia lebih bangga atas kewibaannya di hadapan bawahan dari pada kebenaran
yang hakiki. Atas nama kebanggaan dan kebesaran nama menggunakan Yohanes
sebagai korban dan nyawanya yang diberikan untuk itu semua.
Saudara terkasih, kita perlu mengenal pribadi
Yesus, dengan mengenal Yesus kita akan makin mengerti apa kehendak Tuhan,
menjalankan rencana dan kehendak Allah di dalam hidup kita. Relasi yang lebih
mendalam di dalam Tuhan memampukan kita mengedepankan kebenaran dan keadilan
dari pada sekadar nama baik atau kekuasaan semata.
Sepanjang kita di dalam Tuhan dan mengenal Tuhan,
kita akan mampu. Meninggalkan Tuhan, kita akan memperoleh apa yang dilakukan
keluarga Herodes itu. Kita patut memohon kepada Tuhan agar dibimbing semakin
mengenal DIA, sehingga tidak takut untuk menyuarakan kebenaran dan keadilan. Hari-hari
ini adalah medan untuk memperlihatkan kualitas iman kita. Di mana kita mampu
menyuarakan kebenaran di antara silang sengkarut kebenaran dan kebenaran yang
dibelokan, dan benar-benar kesalahan di kemas atas nama ini dan itu. Padahal
jelas itu adalah kebejatan yang dipakai untuk memperoleh kekuasaan. Beranikah
kita seperti Yohanes? BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar