MINGGU
PEKAN BIASA IV (H)
Yer.
1:4-5,17-19
Mzm.
71:1-2,3-4a,5-6ab,15ab,17
1
Kor. 13:4-13
Luk.
4:21-30
Yer.
1:4-5,17-19
1:4 Firman TUHAN datang
kepadaku, bunyinya:
1:5 "Sebelum Aku
membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum
engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan
engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa."
1:17 Tetapi engkau ini,
baiklah engkau bersiap, bangkitlah dan sampaikanlah kepada mereka segala yang
Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan Aku
menggentarkan engkau di depan mereka!
1:18 Mengenai Aku,
sesungguhnya pada hari ini Aku membuat engkau menjadi kota yang berkubu,
menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga melawan seluruh negeri ini,
menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya, menentang para imamnya dan
rakyat negeri ini.
1:19 Mereka akan memerangi
engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk
melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN."
1
Kor. 13:4-13
13:4 Kasih itu sabar; kasih
itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
13:5 Ia tidak melakukan yang
tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan
tidak menyimpan kesalahan orang lain.
13:6 Ia tidak bersukacita
karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
13:7 Ia menutupi segala
sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung
segala sesuatu.
13:8 Kasih tidak
berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan
lenyap.
13:9 Sebab pengetahuan kita
tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna.
13:10 Tetapi jika yang
sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.
13:11 Ketika aku kanak-kanak,
aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku
berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku
meninggalkan sifat kanak-kanak itu.
13:12 Karena sekarang kita
melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan
melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna,
tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.
13:13 Demikianlah tinggal
ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di
antaranya ialah kasih.
Luk.
4:21-30
4:21 Lalu Ia memulai mengajar
mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu
mendengarnya."
4:22 Dan semua orang itu
membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya,
lalu kata mereka: "Bukankah Ia ini anak Yusuf?"
4:23 Maka berkatalah Ia
kepada mereka: "Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai
tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu
ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!"
4:24 Dan kata-Nya lagi:
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat
asalnya.
4:25 Dan Aku berkata
kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan
janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan
ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri.
4:26 Tetapi Elia diutus bukan
kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di
Sarfat, di tanah Sidon.
4:27 Dan pada zaman nabi
Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorang pun dari mereka yang
ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu."
4:28 Mendengar itu sangat
marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu.
4:29 Mereka bangun, lalu
menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu
terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu.
4:30 Tetapi Ia berjalan lewat
dari tengah-tengah mereka, lalu pergi
Kepenuhan
Sabda
Saudara terkasih, hari ini kita diajak merenungkan
firman Tuhan mengenai hal yang klasik, nabi tidak pernah dihargai di kampung
halamannya sendiri. Ungkapan yang sangat familiar, sangat umum, dan biasa
terjadi. Susah melihat kebaikan, berkat, atau anugerah bagi orang lain, apalagi
yang kita kenal. Ada di mana-mana.
Apa yang Yesus katakan pun masih yang sama,
pengalaman era Elisa dan Elia. Di sanalah prang-orang itu begitu marah dan
menjadi emosional untuk membunuh Yesus dan itu menjadikan mereka semakin marah
kepada Yesus.
Padahal pada awalnya mereka memuja, bahagia, dan
terinspirasi atas apa yang Yesus nyatakan dan katakan. Mereka juga tentu telah
mendengar apa yang Yesus lakukan di tempat lain. Mereka iri dan pengin Yesus
memberikan dan membuat mukjizat yang sama. Bukannya dikabulkan, eh malah
dikatakan apa yang ada di dalam hatinya dengan terus terang.
Saudara terkasih, pada awal bacaan Injil hari ini
kita tahu dengan baik, bahwa mereka bahagia, bersuka cita, dan merasa tergetar,
mengapa bisa dengan mudah berbalik? Kita sebagai manusia memang lebih suka
mendengar yang baik-baik, namun apakah bisa bertahan dan mau ketika itu tidak
enak, tidak sesuai ekspektasi, dan malah kadang penolakan?
Mendengarkan sabda Tuhan itu biasa, merenungkannya
mungkin juga sering dan sangat mungkin, namun ketika mewujudkannya dalam hidup
sehari-hari? Sangat mungkin, namun tidak akan mudah. Yesus menyatakan, nas ini
pada hari genaplah, atau dengan kata lain nas ini, telah menjadi nyata. Perintah dan kehendak Tuhan dalam
firman-Nya mugkin biasa kita dengar, kita renungkan, namun apa iya jalankan dan
lakukan?
Mana sabda Tuhan yang sudah kita jalankan dan
lakukan dengan sepenuh hati, syukur-syukur malah menjadi gaya hidup yang dengan
begitu saja berjalan, sebagaimana bernafas dan mengedipkan mata. Janganlah berteriak
membela Tuhan, namun melakukan perintah-Nya yang sederhana saja, syukur sudah
dilakukan? Apalagi pengampunan, apalagi berbagi. Ini dasar dan menjadi fondasi
kualitas beriman. Syukur, sederhana, namun tidak mudah kog. Mengeluh dan
menggerutu jelas lebih mudah dan sering kita dengar. Padahal kurangnya apa coba
kebaikan dan kasih Tuhan? Toh kita masih saja kurang.
Saudara terkasih, selayaknya kita memohon agar
Tuhan memberkati kita, menguatkan kita mampu menjalankan sabda itu dalam hidup
sehari-hari. Mendengar dan merenungkan itu baik, namun belum cukup. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar