Sabtu, 09 Februari 2019

Skala Prioritas ala Yesus


Sabtu Biasa Pekan  IV (H)
Ibr. 13:15-17,20-21
Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6
Mrk. 6:30-34




Ibr. 13:15-17,20-21

13:15 Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.
13:16 Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah.
13:17 Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.
13:20 Maka Allah damai sejahtera, yang oleh darah perjanjian yang kekal telah membawa kembali dari antara orang mati Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan kita,
13:21 kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepada-Nya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin


Mrk. 6:30-34

6:30 Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan.
6:31 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!" Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat.
6:32 Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi.
6:33 Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu sehingga mendahului mereka.
6:34 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka



Skala Prioritas ala Yesus

Saudara terkasih, hari ini kita diajak Bunda Gereja untuk merenungkan skala prioritas sebagaimana Yesus pilih dan lakukan. Dalam bacaan Injil kita disugugi kisah yang sangat berat bagi para murid dan Yesus. Mereka mau beristirahat dan makan, namun tidak bisa karena waktunya habis untuk para pendengar dan penderita yang ingin disembuhkan.
Istirahat dan makan itu kebutuhan dasar dan manusiawi. Ketika ada pilihan untuk mengorbankan kebutuhan mendasar demi orang lain, jelas itu lebih dari sekadar manusiawi bukan? Mengikuti Yesus itu lebih dari sekadar manusia.
Skala prioriatasnya adalah mendahulukan orang lain, penderitaan dan kebutuhan orang lain menjadi lebih penting, utama, dan mendesak daripada kepentingannya sendiri. Pelajaran penting, berharga, dan juga sangat mendesak untuk direnungkan, bagaimana kita sering lebih asyik dengan hobi, gadget, atau kesenangan kita  dibandingkan membantu orang lain yang memerlukan uluran tangan. Ini bukan hanya umat, level imampun ada yang demikian. Umat meminta sakramen saja kalau oleh badminton. Ini serius dan fakta, bukan rekaan atau ilustrasi semata. Apa badminton itu lebih penting? Iya bagi imam itu. Nyawa umat bisa ditangguhkan mungkin. Imam ini mungkin lupa mana yang tanggung jawab, kewajiban, dan hak serta apa yang hanya kesenangan.
Kita pun bisa jatuh dalam hal  demikian jika tidak kritis di dalam mengaji diri dan nurani masing-masing. Memang lebih enak dan asyik memenuhi kesenangan, hobby, bahkan makan dan istirahat. Siapa sih yang tidak mau makan enak dan ngaso? Jelas saja semua mau dan pengin. Ternyata Yesus menghendaki sikap yang berbeda. Istirahat dan makan bisa ditunda, namun kepentingan dan kebutuhan yang di hadapan mereka itu juga penting dan lebih penting. Ini serius.
Kita patut belajar mana penting dan tidak penting, mendesak atau kurang mendesak. Jika terampil di dalam memilah-milah hal demikian, kita akan melakukan apapun tanggung jawab kita dengan lebih bijaksana. Kebijaksanaan sebagai tanda iman juga perlu dibina, diasah, dan dipelajari. Memilih skala prioritas juga kwalitas dan nilai luhur yang patut dipelajari agar bisa terampil. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar