Sabtu
Pekan Biasa V (H)
Kej.
3:9-24
Mzm.
90:2,3-4,5-6,12-13
Mrk.
8:1-10
Kej.
3:9-24
3:9 Tetapi TUHAN Allah
memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?"
3:10 Ia menjawab:
"Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi
takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi."
3:11 Firman-Nya:
"Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah
engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?"
3:12 Manusia itu menjawab:
"Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah
pohon itu kepadaku, maka kumakan."
3:13 Kemudian berfirmanlah
TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini?"
Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan."
3:14 Lalu berfirmanlah TUHAN
Allah kepada ular itu: "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau
di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah
engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu.
3:15 Aku akan mengadakan
permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan
keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan
tumitnya."
3:16 Firman-Nya kepada
perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak;
dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada
suamimu dan ia akan berkuasa atasmu."
3:17 Lalu firman-Nya kepada
manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan
dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya,
maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari
rezekimu dari tanah seumur hidupmu:
3:18 semak duri dan rumput
duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi
makananmu;
3:19 dengan berpeluh engkau
akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari
situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi
debu."
3:20 Manusia itu memberi nama
Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.
3:21 Dan TUHAN Allah membuat
pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya
kepada mereka.
3:22 Berfirmanlah TUHAN
Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari
Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia
mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan
memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."
3:23 Lalu TUHAN Allah
mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil.
3:24 Ia menghalau manusia itu
dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang
yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon
kehidupan.
Mrk.
8:1-10
8:1 Pada waktu itu ada pula
orang banyak di situ yang besar jumlahnya, dan karena mereka tidak mempunyai
makanan, Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata:
8:2 "Hati-Ku tergerak
oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti
Aku dan mereka tidak mempunyai makanan.
8:3 Dan jika mereka Kusuruh
pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang
datang dari jauh."
8:4 Murid-murid-Nya menjawab:
"Bagaimana di tempat yang sunyi ini orang dapat memberi mereka roti sampai
kenyang?"
8:5 Yesus bertanya kepada
mereka: "Berapa roti ada padamu?" Jawab mereka: "Tujuh."
8:6 Lalu Ia menyuruh orang
banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti itu, mengucap
syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya untuk
dibagi-bagikan, dan mereka memberikannya kepada orang banyak.
8:7 Mereka juga mempunyai
beberapa ikan, dan sesudah mengucap berkat atasnya, Ia menyuruh supaya ikan itu
juga dibagi-bagikan.
8:8 Dan mereka makan sampai
kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, sebanyak
tujuh bakul.
8:9 Mereka itu ada kira-kira
empat ribu orang. Lalu Yesus menyuruh mereka pulang.
8:10 Ia segera naik ke perahu
dengan murid-murid-Nya dan bertolak ke daerah Dalmanuta.
Belas
Kasih Tuhan
Saudara terkasih, hari ini kita hendak merenungkan
sabda Tuhan mengenai Belas Kasih Tuhan. Tuhan mudah tergerak hati-Nya di dalam
keprihatianan dan kemungkinan terburuk dari pendengar, murid, atau umat-Nya. Dalam
hal ini, bacaan hari ini, Yesus merasa tidak tega hati membiarkan pendengar-Nya
pulang padahal mereka seharian mendengarkan pengajaran Yesus. Yesus bisa
memperkirakan bagaimana mereka di jalan. Mereka bisa pingsan karena kelaparan
dan kelelahan karena ada yang berasal dari jauh.
Para murid yang hidup bersama Yesus ternyata belum
paham, mereka masih berupaya untuk menghindar dari tanggung jawab moral yang
seharusnya mereka tanggung. Mereka belum mampu mengenal apalagi mampu
berperilaku ala Yesus. Belas kasih yang
tulus.
Kesediaan untuk mau mengerti, peduli, empati, dan
terbuka untuk mau terlibat atas keberadaan orang lain. Hal yang tidak mudah
karena kita cenderung egois, mencari kemudahan dari pada bersusah-susah untuk
orang lain. Kadang kita bisa tergerak, namun memiliki pamrih, ada kehendak yang
demi keuntungan diri sendiri.
Saudara terkasih, Tuhan bekerja dan melayani dengan
ketulusan. Pihak lain menjadi prioritas.
Termasuk mengalahkan diri sendiri dan demi kebahagiaan dan keselamatan umat-Nya.
Tidak heran IA mau menjadi manusia bahkan wafat disalib.
Empat ribu orang makan kenyang dan masih sisa tujuh
bakul. Mereka makan dari hanya tujuh ikan yang ada pada mereka. Lihat bagaimana
para murid lupa, ada Tuhan Yesus bersama mereka yang akan bisa melupakan apa
saja. Kita pun sering demikian. Merasa Tuhan tidak perlu kita repotkan dengan hal-hal yang kecil,
sederhana, sepele, dan merasa kita mampu sendiri. Tuhan Allah bukan model
demikian. Tuhan justru senang direpotkan anak-anak-Nya. Pernahkah kita sebagai
orangtua merasa direpotkan anak? Atau pernahkah kita tahu orang tua mengeluh
karena kita repotkan? Itu terjadi karena
belas kasih dari orang tua kita. Nah ketika manusia yang terbatas dan penuh kelemahan
saja mampu berbuat demikian, apalagi Allah Yang Mahakasih itu.
Melibatkan Tuhan dalam seluruh usaha kita adalah
kualitas iman. Berani menyerahkan seluruhnya di dalam kuasa Tuhan. Jangan pernah
sekali-kali merasa bahwa kita membebani Tuhan dengan segala urusan kita. Tuhan
Mahabesar itu sanggup menanggung semuanya. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar