Jumat, 15 Februari 2019

Sabda Bahagia


MINGGU PEKAN BIASA VI (H)
Yer. 17:5-8
Mzm. 1:1-2,3,4,6
1 Kor. 15:12,16-20
Luk. 6:17,20-26



Yer. 17:5-8

17:5 Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!
17:6 Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.
17:7 Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!
17:8 Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah


1 Kor. 15:12,16-20

15:12 Jadi, bilamana kami beritakan, bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan orang mati?
15:16 Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan.
15:17 Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.
15:18 Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus.
15:19 Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.
15:20 Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal


Luk. 6:17,20-26

6:17 Lalu Ia turun dengan mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar: di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon.
6:20 Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah.
6:21 Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa.
6:22 Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat.
6:23 Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi.
6:24 Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu.
6:25 Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis.
6:26 Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu.



Sabda Bahagia

Saudara terkasih dalam Minggu Biasa VI ini Bunda Gereja mengajak kita merenungkan Sabda Bahagia dan kecaman atas beberapa perilaku manusiawi kita. Tuhan berlaku dengan penuh keadilan dan kearifan, di mana manusia ada di dalam keseimbangan yang cukup wajar. Tuhan memberikan gambaran bahagia, namun juga keadaan yang di mana Tuhan tidak berkenan.
Betapa orang akan bahagia jika, miskin karena memiliki kerajaan Allah, dan kecaman bagi orang kaya yang akan kekayaannya telah membahagiakan. Apakah ini berarti Tuhan benci atas orang kaya dan memuja orang miskin? Sama sekali tidak. Kekayaan tidak dibenci Tuhan, namun bagaimana bersikap terhadap kekayaan atau materi itu. Di sanalah Tuhan menyampaikan sabda-Nya. Di mana orang kaya bisa sangat khawatir atas kekayaannya, mereka tidak peduli terhadap si miskin. Sikap atas harta itu, apa lagi jika sudah miskin malah sombong dan belagak, jelas Tuhan tidak akan berkenan demikian.
Dukungan kepada orang yang lapar dan menangis, karena dengan keadaan demikian, orang akan berusaha mencari penghiburan dan kekuatan. Apalagi jika mereka datang kepada Tuhan dan memohon bantuan dan kekuatan. Mereka akan kenyang dan tertawa karena mampu menyelesaikan ujian dengan baik. Sikap sebaliknya dinyatakan Tuhan dengan lugas, bahwa orang kenyang namun abai akan lingkungannya, dan orang yang tertawa lupa sekitarnya, termasuk yang menertawakan derita orang lain, mereka akan kelaparan dan menangis. Ada sebuah kepedulian yang Tuhan kehendaki. Ingat konteks sabda Tuhan adalah bangsa terjajah dan yang kenyang dan tertawa itu sering lupa yang sedang lapar dan menangis.
Kita sebagai anak negeri Indonesia, tentu tahu dengan baik, mungkin juga mengalami, susahnya menjadi pengikut Yesus. Ketika menghadapi ini, apa yang kita pilih, tetap bertahan dengan kesulitan itu, atau malah mencari  aman dan memilih indahnya dunia? Ini momen krusial untuk menjadi murid Tuhan yang berkualitas. Kesulitan mendirikan gedung gereja, ingat gedung gereja bukan Gereja, eh sudah ikut arus aman dengan memilih pemimpin jahat. Atau demi mendapatkan pengakuan sebagai  pejabat, artis, atau apapun dengan mengorbankan iman kepada Tuhan. Yesus menyatakan, apa yang akan terjadi.
Saudara terkasih, apa yang perlu kita lakukan adalah menjalin relasi dan komunikasi dengan Tuhan sehingga kita tidak jatuh di dalam pencobaan. Kita juga tidak jatuh di dalam tawaran duniawi yang kadang menyesatkan itu. Di dalam Tuhan kita akan aman. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar