Kamis, 31 Januari 2019

Berbuah ala Yohanes Bosko


Pw. S. Yohanes Bosko, Im (P)
Ib. 10:19-25
Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6
Mrk. 4:21-25




Ib. 10:19-25

10:19 Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,
10:20 karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,
10:21 dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.
10:22 Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.
10:23 Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.
10:24 Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.
10:25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat



Mrk. 4:21-25

4:21 Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian.
4:22 Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap.
4:23 Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"
4:24 Lalu Ia berkata lagi: "Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu.
4:25 Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.




Berbuah ala Yohanes Bosko

Saudara terkasih, hari ini kita merayakan Perayaan Wajib Santo Yohanes Bosko, seorang imam yang sederhana dan saleh. Salah satu muridnya juga menjadi seorang kudus, Dominiko Savio. Imam dari keluarga petani sederhana ini  awalnya tidak boleh bersekolah dan diharuskan bekerja di ladang, atas kebaikan hati seorang imam tua, ia diajari dan didik sehingga menggerakan orang tuanya untuk memberikan pendidikan formal atau sekolah.
Yohanes Bosko selain seorang imam, ia juga peduli pada keadaan anak muda yang perlu uluran tangannya. Dari sanalah mulai adanya sekolah teknik, dengan memanfaatkan dapur ibunya menjadi bengkel perkayuan dan sepatu. Anak-anak yang ia bantu menjadi pemuda tangguh dalam skil dan juga di dalam iman.
Karya Yohanes Bosko selain pendidikan teknik awali, juga penerbitan Katolik. penerbitan dan penulisan buku dan pamflet menjadi penting sebagai sarana pewartaan dan penyebaran khabar gembira.
Dalam bacaan Injil hari ini kita, juga diajak untuk merenungkan bagaimana kita harus berbuah karena sudah diberikan kasih karunia yang perlu kta kembangkan. Ada dua perumpamaan yang mencerminkan hal itu. pertama mengenai penempatan lampu, atau dian. Tidak ada orang menyembunyikan lampu, justru diletakan di atas agar menerangi semakin banyak tempat. Itulah fungsi karunia Tuhan yang diberikan kepada kita. Dipakai untuk menerangi dan bermanfaat bagi semakin banyak pihak.
Kedua mengenai ukuran, bagaimana ukuran yang kita kenakan akan diukurkan dan takarkan bagi hidup kita. Jika kita enggan berbagi,ya jangan harap akan ada orang yang mau berbagi dengan kita. Ini menjadi aneh dan lucu, karena kita menerima dengan cuma-cuma, sudah sepantasnya juga  membagikan dengan begitu saja. Tidak perlu ada pamrih di sana. Itulah yang dimaksudkan ukuran yang kita pakai akan diukurkan kepada kita. Tentu masih banyak yang lainnya.
Sabda selanjutnya mengatakan, jika kita memiliki kita akan diberi juga, dan akan diambil dari padanya. Kemauan untuk memberikan itu menjadi penting. Apalagi di era modern ini lebih sering orang berpikir siapa cepat dapat, dan ada juga kepercayaan dalam masyarakat kalau mengumpulkan itu menjadi yang utama. Susah untuk berbagi dan membagikan. Padahal jika kita ingat dalam perintah dan kisah yang lain, ada pernyataan bahwa burung pipit saja dipelihara Allah, mengapa kita khawatir dan cemas dengan menimbun banyak hal.
Kisah Santo Yohanes Bosko juga memberikan gambaran bahwa ia yang telah dibantu itu kemudian ia juga melakukan hal yang sama. Betapa indahnya dunia jika semua mau menyadari bahwa kita ini mendapatkan semua dari Allah dengan tanpa berbuat apa-apa. kesadaran itu yang perlu dipupuk dan dikembangkan terus menerus sehingga orang bisa melepaskan labelnya dan kemudian mengasihi dengan tulus. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar