Sabtu
Biasa Pekan I (H)
Ibr.
4:12-17
Mzm.
19:8-9,10,15
Mrk.
2:13-17
Ibr.
4:12-17
4:12 Sebab firman Allah hidup
dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat
dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup
membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
4:13 Dan tidak ada suatu
makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan
terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan
jawab.
4:14 Karena kita sekarang
mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus,
Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
4:15 Sebab Imam Besar yang
kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan
kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya
tidak berbuat dosa.
4:16 Sebab itu marilah kita
dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima
rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada
waktunya
Mrk.
2:13-17
2:11 "Kepadamu
Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!"
2:12 Dan orang itu pun
bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan
orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya:
"Yang begini belum pernah kita lihat."
2:13 Sesudah itu Yesus pergi
lagi ke pantai danau, dan seluruh orang banyak datang kepada-Nya, lalu Ia
mengajar mereka.
2:14 Kemudian ketika Ia
berjalan lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai lalu
Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!" Maka berdirilah Lewi lalu
mengikuti Dia.
2:15 Kemudian ketika Yesus
makan di rumah orang itu, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan
bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti
Dia.
2:16 Pada waktu ahli-ahli
Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Ia makan dengan pemungut cukai dan
orang berdosa itu, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya: "Mengapa Ia
makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?"
2:17 Yesus mendengarnya dan
berkata kepada mereka: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi
orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang
berdosa.
Panggilan
Lewi
Saudara terkasih, hari ini kita diajak merenungkan
firman Tuhan mengenai panggilan Lewi. Lewi, pribadi unik, luar biasa, dan
gambaran konkret manusiawi. Pernyataan Tuhan Mahakasih dan kasih-Nya berlaku
universal, untuk siapa saja, dan tidak terbatas untuk manusia yang baik saja.
Dua sisi nyata, di mana kasih dan kebaikan Tuhan
menemukan faktualisasinya. Kasih yang tak terbatas berlaku juga bagi Lewi. Konteks
pemikiran duniawi, manusiawi, biasanya kasih Tuhan juga seperti pemikiran
manusia, di mana kebaikan manusia akan dibalas perilaku baik juga. Lihat cara
mendidik anak. Baik akan diberi balasan yang sama. Nakal hukuman atau tidak
akan disayang.
Lewi, sebagai pemungut cukai, kebiasaan mengutip
lebih dari apa yang seharusnya, jelas menjadi musuh publik. Mau bekerja sama
dengan penjajah, itu juga penyakit masyarakat. Dobel masalah dan penyakit masyarakat, namun
mendapatkan kasih karunia yang sama.
Saudara terkasih, Tuhan hadir untuk melayani benar
mendapatkan faktualisasinya. Di sanalah kasih-Nya konkret dinyata kepada siapa
saja, termasuk si pendosa dalam kaca mata dunia, juga konteks rohani. Pelaku kejahatan
jelas salah. Dan manusianya tetap mendapatkan kasih karunia dan berkat dari
Allah.
Pelayanan Yesus purna ketika banyak orang berdosa, pemungut
cukai, dan sampah masyarakat lain ikut makan dengan-Nya. Ini jelas berbeda
dengan alam budaya Yahudi dan juga kini, di mana orang melihat dari kualitas
yang tampak di dalam tampilan. Apa bedanya Yesus dan kita jika masih demikian. Perbedaan
signifikan, bahkan bertolak belakang. Kualitas Yesus diperlihatkan.
Yesus datang bak tabit untuk orang sakit, bukan
untuk orang sehat. Sering kita merasa menjadi dokter bagi yang lain, namun
ketika orang tersebut mengecewakan, sudah dicap sebagai musuh di tengah
masyarakat, apakah mampu bersikap yang sama?
Kog ragu jika menjawab bisa.
Kecenderungan manusiawi adalah menghakimi, merasa
lebih baik, dan pihak lainlah sebagai
obyek yang menjadi bulan-bulanan. Ini pun bisa terjadi bagi anak-anak Tuhan. Dengan
bacaan hari ini, kita diajak untuk bersikap seperti Yesus. Yesus yang telah
memilih kita.
Kita kadang merasa anak Tuhan, namun dalam
kenyataan, ketika ada orang yang dicap berdosa, bersalah secara publik, kita
akan ikut-ikutan menghakimi. Jika masih demikian, kita layak merenungkan bacaan
ini lagi dan lagi. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar