Rabu, 09 Januari 2019

Tuhan atau Hantu


Rabu Biasa Sesudah Penampakan Tuhan (P)
1 Yoh. 4:11-18
Mzm. 72:1-2,10-11,12-13
Mrk. 6:45-52




1 Yoh. 4:11-18

5:11 Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya.
5:12 Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup.
5:13 Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal.
5:14 Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya.
5:15 Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya.
5:16 Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa.
5:17 Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut.
5:18 Kita tahu, bahwa setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa; tetapi Dia yang lahir dari Allah melindunginya, dan si jahat tidak dapat menjamahnya.


Mrk. 6:45-52

6:45 Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang.
6:46 Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa.
6:47 Ketika hari sudah malam perahu itu sudah di tengah danau, sedang Yesus tinggal sendirian di darat.
6:48 Ketika Ia melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan di atas air dan Ia hendak melewati mereka.
6:49 Ketika mereka melihat Dia berjalan di atas air, mereka mengira bahwa Ia adalah hantu, lalu mereka berteriak-teriak,
6:50 sebab mereka semua melihat Dia dan mereka pun sangat terkejut. Tetapi segera Ia berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!"
6:51 Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan angin pun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung,
6:52 sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil.




Tuhan atau Hantu

Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk merenungkan bagiamana kita hidup di dalam persepsi, gambaran-gambaran, dan pola pikir kita, sehingga berpengaruh dalam menilai, memandang, dan akhirnya mengenal obyek di depan kita. Apa yang di dalam benak kita, apa yang kita pikirkan, apa yang kita renungkan, dan menjadi fokus kita, itu yang menjadikan kesimpulan kita.
Tuhan atau hantu itu ada karena pemikiran kita, fokus kita, lihat bagaimana para murid mengenali Yesus sebagai hantu. Sebenarnya hal yang aneh, lucu, dan tidak masuk akal, di mana mereka bergaul dengan Yesus setiap waktu, mereka hidup bersama dengan Tuhan, namun gagal mengenali Yesus yang berjalan di atas air itu. Perbuatan para murid yang belum sepenuhnya mengenal siapa Tuhan, sehingga mereka mengira itu adalah hantu. Iman mereka masih tersaput oleh kabut keraguan dan ketakutan, sehingga Tuhan yang hadir pun salah mereka pahami.
Saudara terkasih, hal itu sangat mungkin juga kia alami. Sapaan Tuhan, uluran Tangan Tuhan dalam hidup kita sangat mungkin salah kita kenali, pahami, dan terima karena di dalam hati kita, pikirna kita, dan benak kita salah di dalam memahami Tuhan. Apalagi mengenali kehendak Tuhan, sedangkan terhadap sesama kita pun tidak jarang salah mengartikan mereka, perilaku mereka, kebaikan mereka.  Hal yang tidak mudah sepanjang kita terlalu jauh dari kebersamaan dengan Tuhan. Bersama Tuhan dalam arti spiritual, dalam kehidupan rohani, iman, bukan semata menebut-nyebut Tuhan dan merasa mengenal Tuhan.
Dalam hidup bersama sering kita menemui orang yang suka berpikir negatif, curigaan, dan menilai hidup itu gelap, melihat kehidupan itu suram, dan seolah tidak ada harapan. Mengapa demikian? Hal ini karena memang persepsi kita, apa yang ada di dalam benak kita, apa yang menjadi fokus kitalah yang kemudian menjadi cara pandang kita.
Iman dan kebersamaan di dalam Tuhan membuat cara pandang, pengenalan kita, dan kesimpulan hidup kita itu baik, positif, dan penuh dengan harapan. Iman dan kasih Tuhan yang memampukan kita memiliki pandangan yang baik.
Saudara terkasih, relasi kita dengan Tuhan itu memegang peran penting, selayaknya dan sepantasnya kita memohon agar mampu untuk bersama di dalam Tuhan. Membangun relasi sehingga bisa mengenal dan tahu dengan lebih baik Tuhan. Tidak salah paham apalagi pahamnya menjadi salah. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar