Rabu Biasa
Sesudah Penampakan Tuhan (P)
1 Yoh.
4:11-18
Mzm. 72:1-2,10-11,12-13
Mrk.
6:45-52
1 Yoh.
4:11-18
5:11 Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup
yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya.
5:12 Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa
tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup.
5:13 Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya
kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal.
5:14 Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia
mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut
kehendak-Nya.
5:15 Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang
kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu
yang telah kita minta kepada-Nya.
5:16 Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa
yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan
memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak
mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak
kukatakan, bahwa ia harus berdoa.
5:17 Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak
mendatangkan maut.
5:18 Kita tahu, bahwa setiap orang yang lahir dari Allah, tidak
berbuat dosa; tetapi Dia yang lahir dari Allah melindunginya, dan si jahat
tidak dapat menjamahnya.
Mrk.
6:45-52
6:45 Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik
ke perahu dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida, sementara itu Ia
menyuruh orang banyak pulang.
6:46 Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk
berdoa.
6:47 Ketika hari sudah malam perahu itu sudah di tengah danau,
sedang Yesus tinggal sendirian di darat.
6:48 Ketika Ia melihat betapa payahnya mereka mendayung karena
angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan di
atas air dan Ia hendak melewati mereka.
6:49 Ketika mereka melihat Dia berjalan di atas air, mereka
mengira bahwa Ia adalah hantu, lalu mereka berteriak-teriak,
6:50 sebab mereka semua melihat Dia dan mereka pun sangat
terkejut. Tetapi segera Ia berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini,
jangan takut!"
6:51 Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan angin pun
redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung,
6:52 sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti,
dan hati mereka tetap degil.
Tuhan
atau Hantu
Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk
merenungkan bagiamana kita hidup di dalam persepsi, gambaran-gambaran, dan pola
pikir kita, sehingga berpengaruh dalam menilai, memandang, dan akhirnya
mengenal obyek di depan kita. Apa yang di dalam benak kita, apa yang kita
pikirkan, apa yang kita renungkan, dan menjadi fokus kita, itu yang menjadikan kesimpulan
kita.
Tuhan atau hantu itu ada karena pemikiran kita,
fokus kita, lihat bagaimana para murid mengenali Yesus sebagai hantu. Sebenarnya
hal yang aneh, lucu, dan tidak masuk akal, di mana mereka bergaul dengan Yesus
setiap waktu, mereka hidup bersama dengan Tuhan, namun gagal mengenali Yesus
yang berjalan di atas air itu. Perbuatan para murid yang belum sepenuhnya
mengenal siapa Tuhan, sehingga mereka mengira itu adalah hantu. Iman mereka
masih tersaput oleh kabut keraguan dan ketakutan, sehingga Tuhan yang hadir pun
salah mereka pahami.
Saudara terkasih, hal itu sangat mungkin juga kia
alami. Sapaan Tuhan, uluran Tangan Tuhan dalam hidup kita sangat mungkin salah
kita kenali, pahami, dan terima karena di dalam hati kita, pikirna kita, dan
benak kita salah di dalam memahami Tuhan. Apalagi mengenali kehendak Tuhan,
sedangkan terhadap sesama kita pun tidak jarang salah mengartikan mereka,
perilaku mereka, kebaikan mereka. Hal yang
tidak mudah sepanjang kita terlalu jauh dari kebersamaan dengan Tuhan. Bersama Tuhan
dalam arti spiritual, dalam kehidupan rohani, iman, bukan semata menebut-nyebut
Tuhan dan merasa mengenal Tuhan.
Dalam hidup bersama sering kita menemui orang yang
suka berpikir negatif, curigaan, dan menilai hidup itu gelap, melihat kehidupan
itu suram, dan seolah tidak ada harapan. Mengapa demikian? Hal ini karena memang
persepsi kita, apa yang ada di dalam benak kita, apa yang menjadi fokus kitalah
yang kemudian menjadi cara pandang kita.
Iman dan kebersamaan di dalam Tuhan membuat cara
pandang, pengenalan kita, dan kesimpulan hidup kita itu baik, positif, dan
penuh dengan harapan. Iman dan kasih Tuhan yang memampukan kita memiliki
pandangan yang baik.
Saudara terkasih, relasi kita dengan Tuhan itu
memegang peran penting, selayaknya dan sepantasnya kita memohon agar mampu
untuk bersama di dalam Tuhan. Membangun relasi sehingga bisa mengenal dan tahu
dengan lebih baik Tuhan. Tidak salah paham apalagi pahamnya menjadi salah. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar