Sabtu
Biasa Masa Natal (P)
1
Yoh. 3:11-21
Mzm.
100:1-2, 3,4,5
Yoh.
1:43-51
1
Yoh. 3:11-21
3:11 Sebab inilah berita yang
telah kamu dengar dari mulanya, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi;
3:12 bukan seperti Kain, yang
berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia
membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar.
3:13 Janganlah kamu heran,
saudara-saudara, apabila dunia membenci kamu.
3:14 Kita tahu, bahwa kita
sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi
saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut.
3:15 Setiap orang yang
membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa
tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam
dirinya.
3:16 Demikianlah kita ketahui
kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita
pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.
3:17 Barangsiapa mempunyai
harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu
hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam
dirinya?
3:18 Anak-anakku, marilah
kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan
perbuatan dan dalam kebenaran.
3:19 Demikianlah kita
ketahui, bahwa kita berasal dari kebenaran. Demikian pula kita boleh
menenangkan hati kita di hadapan Allah,
3:20 sebab jika kita dituduh
olehnya, Allah adalah lebih besar dari pada hati kita serta mengetahui segala
sesuatu.
3:21 Saudara-saudaraku yang
kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian
percaya untuk mendekati Allah,
Yoh.
1:43-51
1:43 Pada keesokan harinya
Yesus memutuskan untuk berangkat ke Galilea. Ia bertemu dengan Filipus, dan
berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!"
1:44 Filipus itu berasal dari
Betsaida, kota Andreas dan Petrus.
1:45 Filipus bertemu dengan
Natanael dan berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Dia, yang disebut
oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari
Nazaret."
1:46 Kata Natanael kepadanya:
"Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?"
1:47 Kata Filipus kepadanya:
"Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu
berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada
kepalsuan di dalamnya!"
1:48 Kata Natanael
kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya:
"Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon
ara."
1:49 Kata Natanael
kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!"
1:50 Yesus menjawab,
kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon
ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari
pada itu."
1:51 Lalu kata Yesus
kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit
terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia."
Perjumpaan dengan Yesus yang Mengubah dan Meneguhkan
Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk merenungkan bagaimana kualitas Yesus yang
memberikan perubahan signifikan, bahkan membalikan keadaan. Perjumpaan yang
diawali dengan pengenalan akan yang personal, membuat Natanael beruah total.
Panggilan dan undangan bagi Filipus yang kemudian
menyalurkan dan menularkan suka citanya kepada Natanael. Keraguan, kebimbangan,
dan sikap apatis wajar ditunjukkan oleh Natanael, di mana ia adalah seorang
terpelajar yang tahu dengan baik isi Kitab Suci. Ia tidak yakin bahwa ada yang
baik dari Nazaret.
Undangan yang diterima Filipus, ikutlah Aku, itu diterapkan juga bagi
Natanael, namun oleh Filipus. Suka cita dan kuasa yang membuat Natanael
beranjak dan akhirnya ia pun percaya. Ungkapan iman yang paling dalam saat ada
perjumpaan dengan Yesus. Engkau adalah
Anak Allah. ini adalah inti iman. Bagaimana mungkin orang Yahudi, kalangan
ahli agama juga mengaku demikian. kuasa Yesus yang mengubah Natanael menjadi
pribadi yang baru.
Saudara terkasih, sering orang mengatakan tak kenal
maka tak sayang. Dalam konteks kebersamaan dengan Yesus hal ini juga berlaku. Mari dan lihatlah sebagai ungkapan mengikuti, mari ikutlah Aku. Ada inisiatif dari
Tuhan untuk mengundang. Dan ada jawaban dari manusia untuk menanggapi. Inilah
iman dan wahyu. Di mana Iman adalah tanggapan kita atas wahyu sebagai sapaan,
inisiatif, dan kehendak Allah untuk membuka hati manusia. Kita tidak akan cukup mampu mendekati Tuhan
dan kuasa-Nya yang demikian besar. Tuhan yang hadir dengan bahasa manusia,
Tuhan datang menyapa manusia dengan menjadi manusia. Manusia mana mampu
menyelami Ketuhanan jika bukan Tuhan yang mengawalinya. Inisiatif Tuhan ini
harus menjadi pegangan, sehingga kita tidak menjadi sombong dan tinggi hati.
Kita patut memohon bahwa Tuhan memanggil kita untuk
datang kepada-Nya sehingga makin dekat dan mengenal Tuhan. Tuhan pasti mengenal
kita, namun apakah kita mengenal dengan baik Tuhan? Syukur lah bahwa kita
memiliki Tuhan yang demikian baik, mau mengenalkan diri, menyapa, dan bahkan
mengundang kita datang kepada-Nya.BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar