Sabtu, 05 Januari 2019

Perjumpaan dengan Yesus yang Mengubah dan Meneguhkan


Sabtu Biasa Masa Natal (P)
1 Yoh. 3:11-21
Mzm. 100:1-2, 3,4,5
Yoh. 1:43-51



1 Yoh. 3:11-21

3:11 Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi;
3:12 bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar.
3:13 Janganlah kamu heran, saudara-saudara, apabila dunia membenci kamu.
3:14 Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut.
3:15 Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.
3:16 Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.
3:17 Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?
3:18 Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.
3:19 Demikianlah kita ketahui, bahwa kita berasal dari kebenaran. Demikian pula kita boleh menenangkan hati kita di hadapan Allah,
3:20 sebab jika kita dituduh olehnya, Allah adalah lebih besar dari pada hati kita serta mengetahui segala sesuatu.
3:21 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah,

Yoh. 1:43-51

1:43 Pada keesokan harinya Yesus memutuskan untuk berangkat ke Galilea. Ia bertemu dengan Filipus, dan berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!"
1:44 Filipus itu berasal dari Betsaida, kota Andreas dan Petrus.
1:45 Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret."
1:46 Kata Natanael kepadanya: "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?"
1:47 Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!"
1:48 Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara."
1:49 Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!"
1:50 Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu."
1:51 Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia."




Perjumpaan dengan Yesus yang Mengubah dan Meneguhkan

Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk  merenungkan bagaimana kualitas Yesus yang memberikan perubahan signifikan, bahkan membalikan keadaan. Perjumpaan yang diawali dengan pengenalan akan yang personal, membuat Natanael beruah total.
Panggilan dan undangan bagi Filipus yang kemudian menyalurkan dan menularkan suka citanya kepada Natanael. Keraguan, kebimbangan, dan sikap apatis wajar ditunjukkan oleh Natanael, di mana ia adalah seorang terpelajar yang tahu dengan baik isi Kitab Suci. Ia tidak yakin bahwa ada yang baik dari Nazaret.
Undangan yang diterima Filipus, ikutlah Aku, itu diterapkan juga bagi Natanael, namun oleh Filipus. Suka cita dan kuasa yang membuat Natanael beranjak dan akhirnya ia pun percaya. Ungkapan iman yang paling dalam saat ada perjumpaan dengan Yesus. Engkau adalah Anak Allah. ini adalah inti iman. Bagaimana mungkin orang Yahudi, kalangan ahli agama juga mengaku demikian. kuasa Yesus yang mengubah Natanael menjadi pribadi yang baru.
Saudara terkasih, sering orang mengatakan tak kenal maka tak sayang. Dalam konteks kebersamaan dengan Yesus hal ini juga berlaku. Mari  dan lihatlah sebagai ungkapan mengikuti, mari ikutlah Aku. Ada inisiatif dari Tuhan untuk mengundang. Dan ada jawaban dari manusia untuk menanggapi. Inilah iman dan wahyu. Di mana Iman adalah tanggapan kita atas wahyu sebagai sapaan, inisiatif, dan kehendak Allah untuk membuka hati manusia.  Kita tidak akan cukup mampu mendekati Tuhan dan kuasa-Nya yang demikian besar. Tuhan yang hadir dengan bahasa manusia, Tuhan datang menyapa manusia dengan menjadi manusia. Manusia mana mampu menyelami Ketuhanan jika bukan Tuhan yang mengawalinya. Inisiatif Tuhan ini harus menjadi pegangan, sehingga kita tidak menjadi sombong dan tinggi hati.
Kita patut memohon bahwa Tuhan memanggil kita untuk datang kepada-Nya sehingga makin dekat dan mengenal Tuhan. Tuhan pasti mengenal kita, namun apakah kita mengenal dengan baik Tuhan? Syukur lah bahwa kita memiliki Tuhan yang demikian baik, mau mengenalkan diri, menyapa, dan bahkan mengundang kita datang kepada-Nya.BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar