Jumat, 30 September 2016

Hieronimus

Pw. S. Hieronimus, ImPujG (P)
Ayb. 38:1,12-21;39:36-38
Mzm. 139:1-3,7-8,9-10,13-14
Luk. 10:13-16



Ayb. 38:1,12-21;39:36-38


38:1 Maka dari dalam badai TUHAN menjawab Ayub:
38:12 Pernahkah dalam hidupmu engkau menyuruh datang dinihari atau fajar kautunjukkan tempatnya
38:13 untuk memegang ujung-ujung bumi, sehingga orang-orang fasik dikebaskan dari padanya?
38:14 Bumi itu berubah seperti tanah liat yang dimeteraikan, segala sesuatu berwarna seperti kain.
38:15 Orang-orang fasik dirampas terangnya, dan dipatahkan lengan yang diacungkan.
38:16 Engkaukah yang turun sampai ke sumber laut, atau berjalan-jalan melalui dasar samudera raya?
38:17 Apakah pintu gerbang maut tersingkap bagimu, atau pernahkah engkau melihat pintu gerbang kelam pekat?
38:18 Apakah engkau mengerti luasnya bumi? Nyatakanlah, kalau engkau tahu semuanya itu.
38:19 Di manakah jalan ke tempat kediaman terang, dan di manakah tempat tinggal kegelapan,
38:20 sehingga engkau dapat mengantarnya ke daerahnya, dan mengetahui jalan-jalan ke rumahnya?
38:21 Tentu engkau mengenalnya, karena ketika itu engkau telah lahir, dan jumlah hari-harimu telah banyak
39:36 Maka jawab Ayub kepada TUHAN:
39:37 "Sesungguhnya, aku ini terlalu hina; jawab apakah yang dapat kuberikan kepada-Mu? Mulutku kututup dengan tangan.
39:38 Satu kali aku berbicara, tetapi tidak akan kuulangi; bahkan dua kali, tetapi tidak akan kulanjutkan."

Luk. 10:13-16

10:14 Akan tetapi pada waktu penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu.
10:15 Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati!
10:16 Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku."


Hieronimus

Hieronimus atau dikenal sebagai Santo Jerome (sekitar 347  30 September, 420; Yunani: Ευσέβιος Σωφρόνιος Ιερόνυμος, Latin: Eusebius Sophronius Hieronymus) terkenal sebagai penerjemah Alkitab dari Bahasa Yunani danIbrani ke dalam Bahasa Latin. Dia juga adalah seorang apologis Kristen. Alkitab edisi Hieronimus, yakni Vulgata, masih merupakan naskah Alkitab penting dalam Gereja Katolik Roma. Dia diakui oleh Vatikan sebagai salah seorang Doktor Gereja.
Dalam tradisi artistik Gereja Katolik Roma, biasanya dia, yang adalah pelindung pendidikan teologi, dilukiskan sebagai seorang Kardinal, bersebelahan dengan Uskup Agustinus dari Hippo, Uskup Agung Ambrosius, dan Paus Gregorius I. Bahkan bilamana dia dilukiskan sebagai seorang pertapa uzur, dengan salib, tengkorak, dan Alkitab sebagai satu-satunya perabot dalam bilik pertapaannya, harus disertai pula topi merah atau sesuatu yang lain dalam lukisan tersebut untuk menunjukkan status kardinalnya .
Hieronimus lahir di Strido, perbatasan Pannonia dan Dalmatia, pada abad ke-4 sebagaimana tertulis dalam karyanya De Viris Illustribus Bab 135.
Hieronimus berbangsa Illyria, kedua orangtuanya beragama Kristen, namun dia baru dibaptis pada tahun 360, ketika pergi ke Roma bersama sahabatnya Bonosus untuk melanjutkan studi retorika dan filsafat di kota itu. Di Roma dia belajar di bawah bimbingan Aelius Donatus, seorang yang sangat mahir dalam mengompilasi teknik-teknik bahasa yang disebut Donatus sebagai "grammatica." Hieronimus mempelajari pula Bahasa Yunani Koine, akan tetapi belum tersirat dalam benaknya untuk menekuni tulisan-tulisan Bapa-Bapa Gereja Yunani, atau pun tulisan-tulisan Kristiani lainnya.
Setelah beberapa tahun lamanya di Roma, dia melakukan perjalanan bersama Bonosus ke Gallia dan menetap di Trier"pada tepian sungai Rhine yang setengah-liar" tempat dia mempelajari teologi untuk pertama kalinya, dan tempat dia menyalin, bagi sahabatnya Rufinus, komentar Hilarus mengenai Kitab Mazmur dan traktat De synodis. Kemudian dia tinggal selama sekurang-kurangnya beberapa bulan, atau mungkin beberapa tahun, dengan Rufinus di Aquileia tempat dia menjalin persahabatan dengan banyak orang Kristen.
Beberapa sahabatnya itu menemaninya tatkala dia melakukan perjalanan sekitar tahun 373 melewati Trakea dan Asia Kecil menuju Syria Utara. Di Antiokhia, tempat dia menetap paling lama, dua dari rekan seperjalanannya meninggal dunia dan dia sendiri sakit parah lebih dari sekali. Pada waktu terbaring sakit inilah (sekitar musim dingin tahun 373-374) dia mendapat suatu penglihatan yang menyuruhnya untuk mengesampingkan studi-studi duniawi dan membaktikan dirinya untuk perkara-perkara Illahi. Tampaknya saat itu dia sudah cukup lama abstain dari studi klasik dan bersungguh-sungguh mendalami studi Alkitab, berkat dorongan Apollinaris dari Laodicea yang mengajarinya sampai benar-benar mahir dalamBahasa Yunani.
Karena hasratnya yang menggebu-gebu untuk hidup bermatiraga, selama beberapa waktu dia tinggal di Gurun Chalcis, arah Barat Daya dari kota Antiokhia, yang dikenal sebagai Thebaid Syria karena sebagian besar pertapa yang hidup di situ berasal dari Syria. Selama itu tampaknya dia masih sempat meluangkan waktu untuk studi dan tulis-menulis. ntuk pertama kalinya dia mencoba mempelajari Bahasa Ibrani di bawah bimbingan seorang Yahudi yang sudah beralih ke agama Kristen; pada saat itu rupanya dia telah menjalin hubungan dengan orang-orang Yahudi yang beragama Kristen di Antiokhia, dan mungkin saja sejak itulah dia tertarik pada Injil Umat Ibrani, yang menurut kaum Yahudi Kristen tersebut adalah sumber dari Injil Matius yang kanonik.
Setelah kembali ke Antiokhia pada tahun 378 atau 379, dia ditahbiskan oleh Uskup Paulinus. Rupanya dia tidak berkeinginan untuk ditahbiskan, dan oleh karena itu ia mengajukan syarat agar diperbolehkan melanjutkan pola hidup bermatiraga setelah ditahbiskan. Segera setelah itu dia berangkat ke Konstantinopel untuk melanjutkan studinya dalam bidang Kitab Suci di bawah bimbingan Santo Gregorius Nazianzus. Tampaknya dia menetap di kota itu selama dua tahun; tiga tahun berikutnya (382-385) dia di Roma lagi, berhubungan dekat dengan Paus Damasus dan para pemuka masyarakat Roma yang beragama Kristen. Keberadaannya di Roma mula-mula karena diundang untuk menghadiri sinodetahun 382 yang digelar dengan tujuan mengakhiri skisma di Antiokhia, dirinya menjadi sangat penting di mata Sri Paus dan mendapat tempat terhormat dalam dewan penasehatnya.

Salah satu di antara berbagai tugas yang diembannya adalah melakukan revisi terhadap naskah Alkitab Latin ke Perjanjian Baru berbasis naskah Yunani dan Perjanjian Lama berbasis naskah Ibrani. Sebelum adanya karya terjemahan Hieronimus, seluruh terjemahan Kitab Perjanjian Lama didasarkan atas Septuaginta. Meskipun ditentang oleh warga Kristen lainnya termasuk Agustinus sendiri, dia memilih untuk menggunakan Kitab Perjanjian Lama Ibrani, bukannya Septuaginta.
Penugasan untuk menerjemahkan Alkitab ke dalam Bahasa Latin menentukan rentang kegiatan kesarjanaannya selama bertahun-tahun, dan merupakan pencapaian terpenting yang berhasil diraihnya. Alkitab yang diterjemahkannya dariBahasa Yunani ke dalam Bahasa Latin disebut Vulgata (vulgar) karena menggunakan bahasa sehari-hari, atau bahasa kasar (vulgar), yang dituturkan masyarakat pada masa itu. Tak diragukan lagi dia menjadi sangat berpengaruh selama tiga tahun tersebut, bukan saja karena kadar keilmuannya yang luar biasa, melainkan juga karena karena pola hidup matiraga ketat dan realisasi cita-cita monastiknya.
Dia dikelilingi sekelompok wanita yang terpelajar dan berasal dari keluarga kaya, termasuk beberapa wanita dari keluarga bangsawan tertinggi, seperti dua orang janda Marcella dan Paula serta puteri-puteri mereka, Blaesilla dan Eustochium. Meningkatnya minat para wanita tersebut pada hidup membiara, dan kritik-kritik Hieronimus yang gencar terhadap kehidupan kaum klerus sekuler, membuatnya makin dijauhi oleh para klerus tersebut dan para pendukung mereka. Segera setelah kematian pelindungnya, Sri Paus Damasus (10 Desember 384), Hieronimus dipaksa melepas jabatannya di Roma setelah kaum klerus Roma membentuk dewan inkuisisi untuk menyelidiki kecurigaan akan adanya hubungan yang tidak senonoh antara dirinya dengan si janda Paula.
Pada bulan Agustus 385, dia kembali ke Antiokhia bersama saudaranya Paulinianus dan beberapa sahabatnya, dan beberapa waktu kemudian disusul oleh Paula dan Eustochium, yang telah memutuskan untuk meninggalkan lingkungan bangsawan dan menghabiskan masa hidup mereka di Tanah Suci. Pada musim dingin tahun 385 Hieronimus menyertai perjalanan dan bertindak selaku penasehat spiritual mereka. Bersama Uskup Paulinus dari Antiokhia yang menggabungkan diri kemudian, para peziarah ini mengunjungi Yerusalem, Betlehem, dan tempat-tempat suci di Galilea, lalu kemudian berangkat ke Mesir, markas para pahlawan dari hidup bermatiraga.
Di Sekolah Katekese Aleksandria, Hieronimus mendengarkan Seorang katekis tunanetra, Didymus Si Buta, mengulas tentang Nabi Hosea dan kenangannya tentang Santo Antonius Agung, yang telah wafat 30 tahun sebelumnya; dia tinggal sebentar selama beberapa waktu di Nitria, mengagumi kehidupan komunitas yang teratur dari banyaknya warga "kota Tuhan" itu, namun mendapati bahwa bahkan di tempat semacam itu sekalipun "bersembunyi ular-ular beludak" yakni pengaruh ajaran teologi Origenes. Menjelang akhir musim panas tahun 388 dia kembali ke Palestina dan menetap hingga akhir hayatnya di sebuah bilik pertapaan dekat Betlehem, dikelilingi beberapa sahabat, pria maupun wanita (termasuk Paula dan Eustochium), sebagai imam pembimbing rohani dan guru bagi mereka.Keperluan hidup sehari-hari dan koleksi buku Hieronimus yang terus bertambah disediakan berlimpah oleh Paula, hidupnya dibaktikan bagi produksi literatur. Pada masa 34 tahun terakhir dari kariernya ini muncullah karya-karyanya yang paling penting—Versi Perjanjian Lama hasil terjemahannya dari naskah asli, komentar-komentar terbaiknya mengenai Kitab Suci, katalog para penulis Kristen yang disusunnya, dan dialog melawan kaum Pelagian, yang kesempurnaan sastranya diakui bahkan oleh seorang lawan kontroversial sekalipun. Dalam periode ini pula terbit sebagian besar polemiknya yang panas, yang membedakannya dari para Bapa Gereja yang ortodoks, termasuk khususnya traktat-traktat sehubungan dengan kontroversi ajaran Origenes menentang Uskup Yohanes II dari Yerusalem dan teman lamanya Rufinus. Akibat dari tulisannya menentang Pelagianisme, sekelompok pendukung Pelagianisme yang marah menerobos ke dalam bangunan-bangunan biara, membakarnya, menyerang para penghuninya dan membunuh seorang diakon. Huru-hara yang pecah pada tahun 416 ini memaksa Hieronimus mengamankan diri di hutan sekitarnya.
Hieronimus meninggal dunia di dekat kota Betlehem pada tanggal 30 September 420. Tanggal kematiannya diperoleh dari kitab Chronicon karya Santo Prosper dari Aquitaine. Jenazahnya mula-mula dimakamkan di Betlehem, dan konon kemudian dipindahkan ke gereja Santa Maria Maggiore di Roma, meskipun berbagai tempat di Barat mengaku memiliki relikui Hieronimus—katedral di NepiItalia mengaku menyimpan kepalanya, yang menurut tradisi lain tersimpan di Biara Kerajaan Spanyol, San Lorenzo de El Escorial, Madrid. BD.eLeSHa.

Sumber: Wikipedia.com



Kamis, 29 September 2016

Malaikat Agung

Pesta S. Mikael, Gabriel, dan Rafael, Malaikat Agung (P)
Dan. 7:9-10,13-14
Mzm. 138: 1-2a, 2bc-3,4-5
Yoh. 1:47-51




Dan. 7:9-10,13-14

7:9 Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar;
7:10 suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya; seribu kali beribu-ribu melayani Dia, dan selaksa kali berlaksa-laksa berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab.
7:13 Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya.
7:14 Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah.


Yoh. 1:47-51

1:47 Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!"
1:48 Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara."
1:49 Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!"
1:50 Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu."
1:51 Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia."


Malaikat Agung

Kitab Suci mencatat nama tiga malaikat yang adalah utusan utama Allah, yaitu St Mikhael, St Rafael, dan St Gabriel. Mereka disebut malaikat agung oleh karena peran penting mereka dalam rencana Allah. St Mikhael, yang namanya berarti, “siapa yang seperti Allah”, memimpin bala tentara malaikat yang mencampakkan setan dan para malaikat yang memberontak ke dalam neraka; pada akhir zaman, St Mikhael akan menghunus pedang keadilan guna memisahkan yang baik dari yang jahat (bdk Why 12:7dst). St Gabriel, yang namanya berarti, “kekuatan Allah” menyampaikan kabar kepada Santa Perawan Maria bahwa ia telah dipilih menjadi Bunda Sang Juruselamat (bdk Luk 1:26-38). St Rafael, yang namanya berarti “kesembuhan dari Allah”, menyembuhkan mata Tobit yang buta (bdk Tobit 5).
Para malaikat adalah juga pelindung kita. Katekismus Gereja Katolik mengajarkan, “Sejak masa anak-anak sampai pada kematiannya malaikat-malaikat mengelilingi kehidupan manusia dengan perlindungan dan doa permohonan” (No. 336). St Basilius (wafat 379) menegaskan, “Seorang malaikat mendampingi setiap orang beriman sebagai pelindung dan gembala, supaya menghantarnya kepada kehidupan”. Sebagian besar dari kita, semenjak kecil telah belajar mendaraskan doa sederhana kepada malaikat pelindung kita, “Malaikat Allah, pelindungku tersayang, dengan perantaraan siapa kasih Allah dinyatakan kepadaku. Sejak saat ini dampingilah aku, untuk menerangi, melindungi, memimpin dan membimbingku.” Sebagian dari para kudus dapat melihat malaikat, seperti St Petrus (Kis 12:1-19), atau melihat malaikat pelindung mereka, seperti St Padre Pio dan St Elizabeth dari Hungaria.
Di samping itu, sebagai umat Katolik, kita ingat peran penting St Mikhael dalam membela kita melawan setan dan kuasa-kuasa jahat. Di penghujung abad ke-19, Paus Leo XIII (wafat 1903) mendapat penglihatan yang menubuatkan datangnya abad penderitaan dan perang. Dalam penglihatan tersebut, Tuhan mengijinkan setan memilih suatu abad di mana ia boleh melancarkan serangan-serangannya yang paling dahsyat melawan Gereja. Iblis memilih abad ke-20. Bapa Suci begitu tergerak hatinya oleh penglihatan ini hingga beliau menyusun suatu doa kepada Malaikat Agung St Mikhael, “Malaikat Agung St. Mikhael, belalah kami dalam peperangan. Jadilah pelindung kami dalam melawan segala kejahatan dan jebakan setan. Kami mohon dengan rendah hati agar Allah menaklukkannya, dan engkau, O panglima balatentara surgawi, dengan kuasa Ilahi, usirlah ke neraka setan dan semua roh jahat yang berkeliaran di seluruh dunia yang hendak menghancurkan jiwa-jiwa. Amin.” Selama bertahun-tahun, doa ini didaraskan pada akhir Misa Kudus guna menumbangkan komunisme. Segenap umat beriman sepatutnya kembali berseru memohon pertolongan St Mikhael dalam memberantas kejahatan-kejahat dahsyat yang merajalela dalam dunia - aborsi, eutanasia, terorisme, pembantaian bangsa-bangsa tertentu, perkawinan sesama jenis, dan lain sebagainya.
Sebagai warga Gereja, kita menyadari peran serta para malaikat dalam kegiatan liturgi kita. Dalam Misa Kudus, pada bagian Prefasi sebelum Doa Syukur Agung, kita menggabungkan diri bersama segenap malaikat dan para kudus untuk melambungan madah pujian, “Kudus, kudus, kudus….” Dalam Doa Syukur Agung I, imam berdoa, “Allah yang Mahakuasa, utuslah malaikat-Mu yang kudus mengantar persembahan ini ke altar-Mu yang luhur.” Dalam Aklamasi Akhir Liturgi Pemakaman, imam berdoa, “Kiranya para malaikat menghantarmu ke dalam Firdaus; kiranya para martir datang menyambutmu dan membawamu ke kota suci, Yerusalem baru yang abadi.”
Dalam doa-doa dan aktivitas harian kita, sepatutnyalah kita ingat akan para utusan Allah ini yang oleh karena kasih-Nya melindungi hidup kita dari malapetaka dan membimbing kita di jalan keselamatan.BD.eLeSHa.


Hal Mengikuti Yesus

Rabu Biasa Pekan XXVI (H)
Ayb. 9:1-12;14-16
Mzm. 88:10bc-11, 12-13,14-15
Luk. 9:57-62



Ayb. 9:1-12;14-16

9:1 Tetapi Ayub menjawab:
9:2 "Sungguh, aku tahu, bahwa demikianlah halnya, masakan manusia benar di hadapan Allah?
9:3 Jikalau ia ingin beperkara dengan Allah satu dari seribu kali ia tidak dapat membantah-Nya.
9:4 Allah itu bijak dan kuat, siapakah dapat berkeras melawan Dia, dan tetap selamat?
9:5 Dialah yang memindahkan gunung-gunung dengan tidak diketahui orang, yang membongkar-bangkirkannya dalam murka-Nya;
9:6 yang menggeserkan bumi dari tempatnya, sehingga tiangnya bergoyang-goyang;
9:7 yang memberi perintah kepada matahari, sehingga tidak terbit, dan mengurung bintang-bintang dengan meterai;
9:8 yang seorang diri membentangkan langit, dan melangkah di atas gelombang-gelombang laut;
9:9 yang menjadikan bintang Biduk, bintang Belantik, bintang Kartika, dan gugusan-gugusan bintang Ruang Selatan;
9:10 yang melakukan perbuatan-perbuatan besar yang tidak terduga, dan keajaiban-keajaiban yang tidak terbilang banyaknya.
9:11 Apabila Ia melewati aku, aku tidak melihat-Nya, dan bila Ia lalu, aku tidak mengetahui.
9:12 Apabila Ia merampas, siapa akan menghalangi-Nya? Siapa akan menegur-Nya: Apa yang Kaulakukan?
9:14 lebih-lebih aku, bagaimana aku dapat membantah Dia, memilih kata-kataku di hadapan Dia?
9:15 Walaupun aku benar, aku tidak mungkin membantah Dia, malah aku harus memohon belas kasihan kepada yang mendakwa aku.
9:16 Bila aku berseru, Ia menjawab; aku tidak dapat percaya, bahwa Ia sudi mendengarkan suaraku



Luk. 9:57-62

9:57 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus: "Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi."
9:58 Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."
9:59 Lalu Ia berkata kepada seorang lain: "Ikutlah Aku!" Tetapi orang itu berkata: "Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku."
9:60 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana."
9:61 Dan seorang lain lagi berkata: "Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku."
9:62 Tetapi Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah."



Hal Mengikuti Yesus

Saudara terkasih, penolakan tidak menghentikan apa yang menjadi rencana Yesus. Mereka terus berjalan, dan di sanalah para murid belajar mengenai pemuridan. Murid harus memiliki komitmen dan perutusan.
Pertama, mengenai kenyamanan, mengikuti Yesus jangan harap akan kenyamanan, status, atau kemudahan, lihat bagaimana Yesus menyatakan untuk meletakkan kepala saja IA tidak punya. Kalah dengan ular dan burung. Hal ini hendak menegaskan bagaimana semanagt orang yang mau ikut DIA itu harus tahan banting dan semangatnya membara bukan hanya sejenak panas dan kemudian lupa.
Kedua, bisa menjadi orang asing di lingkungannya, penolakan demi penolakan akan menjadi bagian utuh murid Yesus sebagaimana Yesus juga alami. Tidak takut susah, berani menghadapi penolakan, dan siap tidak nyaman dalam hidup.
Panggilan kepada orang lain yang berdalih, hendak menyatakan bagaimana pemuridan itu prioritas utama. Bagaimana orang bisa menguburkan orang mati coba, bahwa hal yang ekstrem pun harus dipertaruhkan jika berhadapan dengan kehendak Allah. Demikian juga tidak perlu lagi menengok ke belakang.
Saudara terkasih, bagaimana kita berhadapan dengan panggilan Tuhan untuk memberikan prioritas. Tuhan lebih dari segalanya, termasuk mengenai keluarga. Keluarga pun harus ditinggalkan dan disingkirkan demi ikuti DIA. BD.eLeSHa.


Rabu, 28 September 2016

Perjalanan Menuju Yerusalem

Pw. S. Vincentius a Paulo, Im (P)
Ayb. 3:1-3,11-17
Mzm. 88:2-3,4-5,6,7-8
Luk. 9:51-56



Ayb. 3:1-3,11-17


3:1 Sesudah itu Ayub membuka mulutnya dan mengutuki hari kelahirannya.
3:2 Maka berbicaralah Ayub:
3:3 "Biarlah hilang lenyap hari kelahiranku dan malam yang mengatakan: Seorang anak laki-laki telah ada dalam kandungan.
3:11 Mengapa aku tidak mati waktu aku lahir, atau binasa waktu aku keluar dari kandungan?
3:12 Mengapa pangkuan menerima aku; mengapa ada buah dada, sehingga aku dapat menyusu?
3:13 Jikalau tidak, aku sekarang berbaring dan tenang; aku tertidur dan mendapat istirahat
3:14 bersama-sama raja-raja dan penasihat-penasihat di bumi, yang mendirikan kembali reruntuhan bagi dirinya,
3:15 atau bersama-sama pembesar-pembesar yang mempunyai emas, yang memenuhi rumahnya dengan perak.
3:16 Atau mengapa aku tidak seperti anak gugur yang disembunyikan, seperti bayi yang tidak melihat terang?
3:17 Di sanalah orang fasik berhenti menimbulkan huru-hara, di sanalah mereka yang kehabisan tenaga mendapat istirahat.
3:20 Mengapa terang diberikan kepada yang bersusah-susah, dan hidup kepada yang pedih hati;
3:21 yang menantikan maut, yang tak kunjung tiba, yang mengejarnya lebih dari pada menggali harta terpendam;
3:22 yang bersukaria dan bersorak-sorai dan senang, bila mereka menemukan kubur;
3:23 kepada orang laki-laki yang jalannya tersembunyi, yang dikepung Allah?


Luk. 9:51-56

9:51 Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke sorga, Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem,
9:52 dan Ia mengirim beberapa utusan mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk ke suatu desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya.
9:53 Tetapi orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem.
9:54 Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata: "Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?"
9:55 Akan tetapi Ia berpaling dan menegor mereka.
9:56 Lalu mereka pergi ke desa yang lain



Perjalanan Menuju Yerusalem

Saudara terkasih, hari ini kita merenungkan perjalanan Yesus menuju ke Yerusalem sebagaimana Musa dan Elia. Perjalanan memasuki Yerusalem sebagai perjalanan spiritual dan besar, Yesus mengutus para murid-Nya untuk mendahului. Mereka melewati desa orang Samaria, dan penolakan yang mereka terima karena Yesus menuju Yerusalem.
Penolakan ternyata membuat para murid tersinggung dan mereka mau main kuasa. Harga diri dan ego yang tersentak oleh penolakan, mereaksi dengan kuasa dan kemampuan.
Menarik adalah, bagaimana kita pun akan demikian, jika menghadapi penolakan dan merasa  tersinggung. Jawaban dan reaksi yang ternyata oleh Yesus tidak dikehendaki. Yesus memilih mencari jalan lain, bukan dengan membalas dengan kekerasa seperti ide para murid.
Saudara terkasih, apa yang ditampilkan para murid ini mencerminkan pribadi yang belum tersentuh secara rohani oleh Yesus. Mereka masih manusia seutuhnya yang belum bisa mengedepankan pengampunan dan kasih.

Sikap Yesus  berbeda dengan yang ditampilkan para murid, Ia memberikan kesempatan dan menantikan perubahan sikap, dan itu lah kualitas dan pembeda yang ditampilkan Yesus.BD.eLeSHa.

Siapa yang Terbesar, dan Pandangan Pemuridan

Senin Biasa Pekan XXVI (H)
Ayb. 1:6-22
Mzm. 17:1,2-3,6-7
Luk. 9:46-50


Ayb. 1:6-22

1:6 Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datanglah juga Iblis.
1:7 Maka bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Dari mana engkau?" Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi."
1:8 Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan."
1:9 Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah?
1:10 Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu.
1:11 Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu."
1:12 Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya." Kemudian pergilah Iblis dari hadapan TUHAN.
1:13 Pada suatu hari, ketika anak-anaknya yang lelaki dan yang perempuan makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung,
1:14 datanglah seorang pesuruh kepada Ayub dan berkata: "Sedang lembu sapi membajak dan keledai-keledai betina makan rumput di sebelahnya,
1:15 datanglah orang-orang Syeba menyerang dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."
1:16 Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Api telah menyambar dari langit dan membakar serta memakan habis kambing domba dan penjaga-penjaga. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."
1:17 Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Orang-orang Kasdim membentuk tiga pasukan, lalu menyerbu unta-unta dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."
1:18 Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Anak-anak tuan yang lelaki dan yang perempuan sedang makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung,
1:19 maka tiba-tiba angin ribut bertiup dari seberang padang gurun; rumah itu dilandanya pada empat penjurunya dan roboh menimpa orang-orang muda itu, sehingga mereka mati. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."
1:20 Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah,
1:21 katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"
1:22 Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.


Luk. 9:46-50

9:46 Maka timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka.
9:47 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Karena itu Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya,
9:48 dan berkata kepada mereka: "Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar."
9:49 Yohanes berkata: "Guru, kami lihat seorang mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita."
9:50 Yesus berkata kepadanya: "Jangan kamu cegah, sebab barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu.



Siapa yang Terbesar, dan Pandangan Pemuridan

Saudara terkasih, hari ini kita merenungkan mengenai  siapa yang terbesar. Para murid berebut bahkan bertengkar di antara mereka satu sama lain. ironis ketika kemarin Yesus berbicara mengenai Yesus akan diserahkan kepada manusia. Eh malah mereka memperebutkan kedudukan.
Ketidakmengertian mereka pun lengkap sudah ketika Yohanes pun malah melarang orang yang mengusir setan atas nama Yesus. Komplit sudah ketidakmengertian para murid selama ini.
Ketakutan untuk bertanya mengenai apa maksud kata-kata Yesus, mereka kasak-kusuk dan bahkan bertengkar di belakang. Yesus menghendaki mereka untuk menyangkal diri namun malah berebut kuasa, kebesaran diri, dan berebut pengaruh.
Yesus menjawab dengan merengkuh anak kecil dan menyambutnya dengan penuh penghargaan. Ingat konteks budaya saat itu, anak-anak itu tidak dianggap, tidak dihargai, dan diperhitungkan. Jika berani seperti itu, itulah murid yang sejati. Tidak dianggap, tidak dihargai, dan dipermalukan pun sanggup. Bukan malah mencari kemegahan diri.
Contoh ketidakmengertian dalam Yohanes, ketika ia datang dan mengatakan ada yang mengusir setan atas nama Yesus. Pemuridan sebatas fisik dan mereka tidak rela kalau ada yang lain, konsep egoisme dan merasa lebih juga masih menguasai para murid rupanya. Pemuridan bukan eksklusif dan memiliki kedudukan tinggi, namun untuk semua orang yang melakukannya di dalam Tuhan.

Saudara terkasih, hal inilah yang sering membuat kita lupa daratan, merasa lebih daripada yang lain. dekat dan menjadi murid Yesus berarti harus lebih rendah hati, terbuka, dan makin siap sedia untuk berbagi. BD.eLeSHa.

Minggu, 25 September 2016

Lazarus yang Berbahagia

HARI MINGGU BIASA XXVI (H)
Am. 6:1,4-7
Mzm. 146:7,8-9a,9bc-10
1 Tim. 6:11-16
Luk. 16:19-31



Am. 6:1,4-7

6:1 "Celaka atas orang-orang yang merasa aman di Sion, atas orang-orang yang merasa tenteram di gunung Samaria, atas orang-orang terkemuka dari bangsa yang utama, orang-orang yang kepada mereka kaum Israel biasa datang!
6:4 yang berbaring di tempat tidur dari gading dan duduk berjuntai di ranjang; yang memakan anak-anak domba dari kumpulan kambing domba dan anak-anak lembu dari tengah-tengah kawanan binatang yang tambun;
6:5 yang bernyanyi-nyanyi mendengar bunyi gambus, dan seperti Daud menciptakan bunyi-bunyian bagi dirinya;
6:6 yang minum anggur dari bokor, dan berurap dengan minyak yang paling baik, tetapi tidak berduka karena hancurnya keturunan Yusuf!
6:7 Sebab itu sekarang, mereka akan pergi sebagai orang buangan di kepala barisan, dan berlalulah keriuhan pesta orang-orang yang duduk berjuntai itu.


1 Tim. 6:11-16

6:11 Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.
6:12 Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi.
6:13 Di hadapan Allah yang memberikan hidup kepada segala sesuatu dan di hadapan Kristus Yesus yang telah mengikrarkan ikrar yang benar itu juga di muka Pontius Pilatus, kuserukan kepadamu:
6:14 Turutilah perintah ini, dengan tidak bercacat dan tidak bercela, hingga pada saat Tuhan kita Yesus Kristus menyatakan diri-Nya,
6:15 yaitu saat yang akan ditentukan oleh Penguasa yang satu-satunya dan yang penuh bahagia, Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan.
6:16 Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada maut, bersemayam dalam terang yang tak terhampiri. Seorang pun tak pernah melihat Dia dan memang manusia tidak dapat melihat Dia. Bagi-Nyalah hormat dan kuasa yang kekal! Amin.


Luk. 16:19-31

16:19 "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan.
16:20 Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu,
16:21 dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.
16:22 Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.
16:23 Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.
16:24 Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.
16:25 Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.
16:26 Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang.
16:27 Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku,
16:28 sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini.
16:29 Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.
16:30 Jawab orang itu: Tidak, Bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.
16:31 Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.



Lazarus yang Berbahagia

Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk merenungkan mengenai keadaan orang kaya dan orang miskin yang telah meninggal. Hidup orang kaya yang berkelimpahan, sering abai akan derita sesamanya. Orang yang miskin, biasanya lebih memiliki sikap empati dan mau mengerti derita, karena dia sendiri merasakannya.
Kisah di mana Lazarus sebagai orang miskin ini kelaparan dan mati karena kalah dengan anjing ini, mendapatkan kebahagiaan di surga. Lihat bagaimana ia dipangku Abraham. Berkebalikan ketika orang kaya itu pun mati, ia justru mendapatkan siksa dan panasnya api siksa yang tidak dapat ia tahan.
Ia masih saja memikirkan diri sendiri, dengan meminta adanya tanda bagi saudaranya. Ini model orang yang hanya memikirkan kelompoknya saja. Kita bisa melihat dengan gamblang apa yang diperbuat penguasa dan pengusaha kaya raya di negeri ini. Yang penting aku dan keluargaku. Mau negara bangkrut banyak orang miskin, mana mikir. Biar saja mereka urus. Mana ada beras untuk rakyat miskin, dana sosial pun masih dikorup. Gambaran nyata kisah dalam bacaan hari ini konkrit sedang terjadi.
Egoisme karena kekayaan dan maruk atas materi membuat orang untuk bisa terbuka akan keadaan orang lain. Hati yang mati dan tidak tergerak untuk sedikit saja berbagi, malah mengumpulkan bukan membagikan. Ini adalah penyakit dari zaman ke zaman.
Nabi yang telah diutus Tuhan Allah saja tidak mereka percayai, apalagi kebangkitan orang mati. Jelas-jelas nabi-nabi mereka aniaya dan bunuh, apa artinya orang mati yang bangkit bagi mereka? Hukum dan para nabi tidak menggerakan mereka bertobat demikian juga orang mati yang bangkit, tidak akan membuat perbedaan di dalam pertobatan.BD.eLeSHa.