Selasa, 30 September 2014

Peziarahan Menuju Kemuliaan

Pw. S.Hieronimus, ImPujG (P)
Ayb. 3:1-3,11-17,20-23
Mzm. 88:2-3,4-5,6,7-8
Luk. 9:51-56


Ayb. 3:1-3,11-17,20-23

3:1 Sesudah itu Ayub membuka mulutnya dan mengutuki hari kelahirannya.
3:2 Maka berbicaralah Ayub:
3:3 "Biarlah hilang lenyap hari kelahiranku dan malam yang mengatakan: Seorang anak laki-laki telah ada dalam kandungan.
3:11 Mengapa aku tidak mati waktu aku lahir, atau binasa waktu aku keluar dari kandungan?
3:12 Mengapa pangkuan menerima aku; mengapa ada buah dada, sehingga aku dapat menyusu?
3:13 Jikalau tidak, aku sekarang berbaring dan tenang; aku tertidur dan mendapat istirahat
3:14 bersama-sama raja-raja dan penasihat-penasihat di bumi, yang mendirikan kembali reruntuhan bagi dirinya,
3:15 atau bersama-sama pembesar-pembesar yang mempunyai emas, yang memenuhi rumahnya dengan perak.
3:16 Atau mengapa aku tidak seperti anak gugur yang disembunyikan, seperti bayi yang tidak melihat terang?
3:17 Di sanalah orang fasik berhenti menimbulkan huru-hara, di sanalah mereka yang kehabisan tenaga mendapat istirahat
3:20 Mengapa terang diberikan kepada yang bersusah-susah, dan hidup kepada yang pedih hati;
3:21 yang menantikan maut, yang tak kunjung tiba, yang mengejarnya lebih dari pada menggali harta terpendam;
3:22 yang bersukaria dan bersorak-sorai dan senang, bila mereka menemukan kubur;
3:23 kepada orang laki-laki yang jalannya tersembunyi, yang dikepung Allah?

Luk. 9:51-56

9:51 Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke sorga, Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem,
9:52 dan Ia mengirim beberapa utusan mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk ke suatu desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya.
9:53 Tetapi orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem.
9:54 Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata: "Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?"
9:55 Akan tetapi Ia berpaling dan menegor mereka.
9:56 Lalu mereka pergi ke desa yang lain.

Peziarahan Menuju Kemuliaan

Saudara terkasih, Injil hari ini menggambarkan mengenai arah dan pandangan ke Yerusalem sebagai suatu kiasan akan kemuliaan. Kita ini juga sedang melakukan peziarahan bersama Tuhan ke sana. Jalan menuju kemuliaan merupakan lorong yang tidak mudah, sebagaimana Tuhan sering ingatkan, dan diulang-ulang, bahwa perlu memanggul salib dan mengikuti DIA. Pemikiran para murid cenderung berbeda dan mengambil kehendaknya sendiri. Keinginan hidup mudah dan menjauhi derita. Manusiawi. Normal. Manusia pada dasarnya lebih suka enak daripada perjuangan, yang mudah daripada yang sulit.
Permusuhan yang dikobarkan orang Samaria bukanlah persoalan pribadi dengan Yesus dan para murid, atau ajaran Yesus, namun beraroma rasial. Perselisihan Yahudi yang merasa lebih baik, daripada Samaria yang dicap tidak murni karena keterbukaan budaya mereka kepada pihak asing. Para murid diajak oleh Tuhan Yesus untuk bersikap dewasa dan bijaksana dalam melihat dan menyikapi perbedaan serta pertentangan yang tidak penting, dan mengalihkan ke tempat baru yang lebih kondusif dna mau menerima.
Ayub memberikan gambaran, betapa pedih dan sedihnya, kalau boleh lebih baik tidak usah dilahirkan, sehingga tidak menghadapi dan merasakan derita yang berkepanjangan. Namun pengalaman Ayub yang kita dengarkan hari ini, perlu kita renungkan dengan hati yang jernih dan tidak boleh melupakan apa yang dialami Ayub secara utuh dan jauh lebih penting kata akhir keputusan Ayub yang setia. Gambaran singkat peristiwa Ayub pada hari ini, hanya hendak memberikan ilustrasi gambaran kehendak manusia, yang memiliki kecenderungan untuk menghindari jalan sulit, yang juga dialami dan dilakukan oleh para murid, yang hidup dan berkarya bersama Tuhan Yesus.
Salib dan menanggung penderitaan bersama Tuhan Yesus itu tidak gampang. Mengikuti dengan setia, berarti kondisi apapun Tuhan menjadi pedoman.

Apa yang kita hadapi setiap hari, setiap saat merupakan pengalaman faktual kita masing-masing. Setiap pribadi memiliki pengalaman yang berbeda, ketika menghadapi dan menjalani berkat yang berbeda dengan apa yang menjadi rencana dan keinginan kita, dengan sedih, berat, dan pengin menghindar. Tuhan menyatakan panggul salibmu dan ikutlah Aku. Peziarah itu tidak mudah, namun ada Tuhan yang berjalan bersama kita. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar