Kamis, 04 September 2014

Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia



Kamis Biasa (H)
1 Kor. 3:18-23
Mzm. 24:1-2, 3-4ab, 5-6
Luk. 5:1-11

1 Kor. 3:18-23

3:18 Janganlah ada orang yang menipu dirinya sendiri. Jika ada di antara kamu yang menyangka dirinya berhikmat menurut dunia ini, biarlah ia menjadi bodoh, supaya ia berhikmat.
3:19 Karena hikmat dunia ini adalah kebodohan bagi Allah. Sebab ada tertulis: "Ia yang menangkap orang berhikmat dalam kecerdikannya."
3:20 Dan di tempat lain: "Tuhan mengetahui rancangan-rancangan orang berhikmat; sesungguhnya semuanya sia-sia belaka."
3:21 Karena itu janganlah ada orang yang memegahkan dirinya atas manusia, sebab segala sesuatu adalah milikmu:
3:22 baik Paulus, Apolos, maupun Kefas, baik dunia, hidup, maupun mati, baik waktu sekarang, maupun waktu yang akan datang. Semuanya kamu punya.
3:23 Tetapi kamu adalah milik Kristus dan Kristus adalah milik Allah


Luk. 5:1-11

5:1 Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah.
5:2 Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya.
5:3 Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.
5:4 Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan."
5:5 Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."
5:6 Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.
5:7 Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam.
5:8 Ketika Simon Petrus melihat hal itu ia pun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa."
5:9 Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap;
5:10 demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia."
5:11 Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus.

Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia
Saudara terkasih, Tuhan memanggil para Rasul, sebagai murid-Nya yang pertama, atau awali dengan peristiwa hidup sehari-hari atau sederhana sekali. Bukan lewat kilat yang menyambar-nyambar, atau angin bergemuruh, atau penampakan hebat dalam mimpi yang luar biasa. DIA memanggil dengan cara manusia, cara yang sudah akrab dan dikenal orang tersebut. Hari ini hal tersebut nyata  dan sangat sederhana. Simon sebagai nelayan, semalaman tidak memperoleh hasil, kemudian diminta untuk mendengarkan pengajaran-Nya, dan menjala ikan. Nelayan dengan menjala ikan merupakan tindakan biasa sekali, mukjizatnya adalah bagian hidup orang tersebut. Pengenalan Simon dan teman-temannya pada Yesus melalui pekerjaannya sendiri. Kesederhanaan Tuhan Yesus tampak jelas dengan pewartaan-Nya yang menggunakan bagian keseharian kita sendiri.
Saudara terkasih, sering kita melihat Tuhan Yang Agung Mulia itu menurut kaca mata kita. Tuhan yang jauh, Tuhan yang bukan kita banget bahasa gaul dan ABG sekarang, sehingga ketika DIA datang, kita tidak mengenali siapa DIA. Tuhan Allah mengambil rupa seorang Manusia, menggunakan bahasa manusia untuk mengenalkan Diri-Nya. Pola pikir, pemahaman kita sangat terbatas, tidak akan mempu mengenal DIA, kalau bukan karena DIA yang datang dan mengenalkan Diri-Nya terlebih dahulu.
Kesederhanaan berikut diperlihatkan kepada kita melalui peristiwa Simon yang dipanggil untuk menjadi penjala manusia, bukan lagi penjala ikan. Bisa dibayangkan kalau Tuhan itu seperti kita yang biasa bermegah diri, akan mengatakan Simon engkau akan aku jadikan Paus, dapat dipastika Simon yang sederhana akan pingsan karena berpikir dikutuk Tuhan Yesus menjadi ikan paus karena konteks pembicaraan nelayan berkaitan dengan ikan. Tuhan memanggil kita di dalam kesederhanaan kita, keberadaan kita.

Paulus memberikan nasihat yang senada dengan hal ini. Bagaimana dia nyatakan manusia yang mengandalkan hikmatnya sendiri ialah kesia-siaan belaka. Tuhan Allah yang menganugerahkan itu semua. Semua hal adalah milik-Nya, layakkah kita bermegah atas apa yang DIA anugerahkan itu di hadapan-Nya? Dewasa ini, ketika beribadat-pun orang masih asyik dengan gatget, smartphone, kemewahan duniawinya, bahkan saking repotnya membawa tablet­-nya yang 10” seorang pemuda bingung ketika hendak menerima Tubuh Kristus. Lebih berharga tablet, dibanding Komuni Kudusnya. Ini gambaran-gambaran modern mengenai mengandalkan diri dan pemberian dibandingan Pemberinya.BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar