Pw.
S. Andreas Kim Taegon, Im dan Paulus Chong Hasang, dkkMrt-Korea (M)
1
Kor. 15:35-37, 42-49
Mzm.
56:10,11-12,13-14
Luk.8:4-15
1
Kor. 15:35-37, 42-49
15:35 Tetapi mungkin ada
orang yang bertanya: "Bagaimanakah orang mati dibangkitkan? Dan dengan
tubuh apakah mereka akan datang kembali?"
15:36 Hai orang bodoh! Apa
yang engkau sendiri taburkan, tidak akan tumbuh dan hidup, kalau ia tidak mati
dahulu.
15:37 Dan yang engkau
taburkan bukanlah tubuh tanaman yang akan tumbuh, tetapi biji yang tidak
berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain.
15:42 Demikianlah pula halnya
dengan kebangkitan orang mati. Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam
ketidakbinasaan.
15:43 Ditaburkan dalam
kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan,
dibangkitkan dalam kekuatan.
15:44 Yang ditaburkan adalah
tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah,
maka ada pula tubuh rohaniah.
15:45 Seperti ada tertulis:
"Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup", tetapi Adam yang
akhir menjadi roh yang menghidupkan.
15:46 Tetapi yang mula-mula
datang bukanlah yang rohaniah, tetapi yang alamiah; kemudian barulah datang yang
rohaniah.
15:47 Manusia pertama berasal
dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua berasal dari sorga.
15:48 Makhluk-makhluk alamiah
sama dengan dia yang berasal dari debu tanah dan makhluk-makhluk sorgawi sama
dengan Dia yang berasal dari sorga.
15:49 Sama seperti kita telah
memakai rupa dari yang alamiah, demikian pula kita akan memakai rupa dari yang
sorgawi.
Luk.8:4-15
8:4 Ketika orang banyak
berbondong-bondong datang, yaitu orang-orang yang dari kota ke kota
menggabungkan diri pada Yesus, berkatalah Ia dalam suatu perumpamaan:
8:5 "Adalah seorang
penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih
itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara
memakannya sampai habis.
8:6 Sebagian jatuh di tanah
yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat
air.
8:7 Sebagian lagi jatuh di
tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai
mati.
8:8 Dan sebagian jatuh di
tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat." Setelah
berkata demikian Yesus berseru: "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar,
hendaklah ia mendengar!"
8:9 Murid-murid-Nya bertanya
kepada-Nya, apa maksud perumpamaan itu.
8:10 Lalu Ia menjawab:
"Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi
kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun
memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti.
8:11 Inilah arti perumpamaan
itu: Benih itu ialah firman Allah.
8:12 Yang jatuh di pinggir
jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu
mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan
diselamatkan.
8:13 Yang jatuh di tanah yang
berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya
dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja
dan dalam masa pencobaan mereka murtad.
8:14 Yang jatuh dalam semak
duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan
selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup,
sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang.
8:15 Yang jatuh di tanah yang
baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam
hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan."
Yang
jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu,
menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.
Saudara terkasih, kebangkitan badan yang dinyatakan
Paulus merupakan pengajaran bagi kita, dan merupakan pembelajaran baru bagi
orang Yahudi yang memang menolak adanya kebangkitan badan. Benih yang mati dan
tumbuh menjadi tanaman baru merupakan ilustrasi di dalam menggambarkan
kebangkitan. Kematian tubuh jasmaniah kita yang akan mengubah kita di dalam kerohaniahan
kita. Bukan kita yang lama, yang dapat mati lagi, namun kita tubuh rohaniah
yang baru.
Saudara terkasih, gambaran Tuhan Yesus di dalam
perumpamaan kehidupan beriman itu tetap kontekstual dengan masa kini, yang
telah berjalan ribuan tahun yang lalu. Bagaimana iman kita sering terhimpit demi popularitas melepaskan
imannya, dapat disaksikan apa yang menjadi agama dan kepercayaan para artis.
Demi pasangan hidup rela meninggalkan agama dan Tuhan Yesus yang telah
mengasihinya sepanjang hidup. Politisi dan para birokrat agar dapat masuk pada jajaran elit, dengan
syarat meninggalkan imannya, dan itu tidak sedikit. Perkembangan ekonomi,
kemajuan teknologi informasi, dan tawaran-tawaran kemudahan dunia yang ditawarkan
telah menggoda perkembangan iman itu menjadi kerdil dan mati, karena tidak ada
pemeliharaan sehingga mudah menjadi layu dan berakhir di dalam kematian. Dunia
dan daging dan tawaran-tawaran kemudahan memang menggiurkan, namun pada sisi
yang lain mengikis keimanan manusia. Keimanan yang mensyaratkan keberanian
memanggul salib dan berserah sepenuhnya kepada Dia semata. Ketergantungan
kepada Tuhan telah digantikan keberadaan kepada ekonomi, teknologi, ilmu
pengetahuan, kemampuan diri sendiri, dan kepercayaan akan ideologi-ideologi
sempit dunia. Memanggul salib telah dianggap sebagai kuno, dan bisa dibeli
dengan uang dan harta yang dimiliki. Kesetiaan terkalahkan oleh keberadaan
materi dunia. Bukan itu. Tuhan menghendaki manusia seperti apapun keadaannya tetap
setia memanggul salib dan berserah sepenuhnya kepada-Nya.
Bukti buah dari keimanan ialah buah. Buah kehidupan yang berciri religius, agamis, dan hidup dengan sesama yang berkualitas. Salib horisontal terhadap sesama dan vertikal berkaitan relasional dengan Yang Kuasa baik dan bisa dirasakan lingkungannya.BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar