Sabtu, 20 September 2014

Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.

Pw. S. Andreas Kim Taegon, Im dan Paulus Chong Hasang, dkkMrt-Korea (M)
1 Kor. 15:35-37, 42-49
Mzm. 56:10,11-12,13-14
Luk.8:4-15


1 Kor. 15:35-37, 42-49

15:35 Tetapi mungkin ada orang yang bertanya: "Bagaimanakah orang mati dibangkitkan? Dan dengan tubuh apakah mereka akan datang kembali?"
15:36 Hai orang bodoh! Apa yang engkau sendiri taburkan, tidak akan tumbuh dan hidup, kalau ia tidak mati dahulu.
15:37 Dan yang engkau taburkan bukanlah tubuh tanaman yang akan tumbuh, tetapi biji yang tidak berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain.
15:42 Demikianlah pula halnya dengan kebangkitan orang mati. Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan.
15:43 Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan.
15:44 Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah.
15:45 Seperti ada tertulis: "Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup", tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan.
15:46 Tetapi yang mula-mula datang bukanlah yang rohaniah, tetapi yang alamiah; kemudian barulah datang yang rohaniah.
15:47 Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua berasal dari sorga.
15:48 Makhluk-makhluk alamiah sama dengan dia yang berasal dari debu tanah dan makhluk-makhluk sorgawi sama dengan Dia yang berasal dari sorga.
15:49 Sama seperti kita telah memakai rupa dari yang alamiah, demikian pula kita akan memakai rupa dari yang sorgawi.


Luk.8:4-15

8:4 Ketika orang banyak berbondong-bondong datang, yaitu orang-orang yang dari kota ke kota menggabungkan diri pada Yesus, berkatalah Ia dalam suatu perumpamaan:
8:5 "Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis.
8:6 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air.
8:7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati.
8:8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat." Setelah berkata demikian Yesus berseru: "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"
8:9 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, apa maksud perumpamaan itu.
8:10 Lalu Ia menjawab: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti.
8:11 Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah.
8:12 Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan.
8:13 Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad.
8:14 Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang.
8:15 Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan."

Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.

Saudara terkasih, kebangkitan badan yang dinyatakan Paulus merupakan pengajaran bagi kita, dan merupakan pembelajaran baru bagi orang Yahudi yang memang menolak adanya kebangkitan badan. Benih yang mati dan tumbuh menjadi tanaman baru merupakan ilustrasi di dalam menggambarkan kebangkitan. Kematian tubuh jasmaniah kita yang akan mengubah kita di dalam kerohaniahan kita. Bukan kita yang lama, yang dapat mati lagi, namun kita tubuh rohaniah yang baru.
Saudara terkasih, gambaran Tuhan Yesus di dalam perumpamaan kehidupan beriman itu tetap kontekstual dengan masa kini, yang telah berjalan ribuan tahun yang lalu. Bagaimana iman kita sering  terhimpit demi popularitas melepaskan imannya, dapat disaksikan apa yang menjadi agama dan kepercayaan para artis. Demi pasangan hidup rela meninggalkan agama dan Tuhan Yesus yang telah mengasihinya sepanjang hidup. Politisi dan para birokrat agar dapat masuk pada jajaran elit, dengan syarat meninggalkan imannya, dan itu tidak sedikit. Perkembangan ekonomi, kemajuan teknologi informasi, dan tawaran-tawaran kemudahan dunia yang ditawarkan telah menggoda perkembangan iman itu menjadi kerdil dan mati, karena tidak ada pemeliharaan sehingga mudah menjadi layu dan berakhir di dalam kematian. Dunia dan daging dan tawaran-tawaran kemudahan memang menggiurkan, namun pada sisi yang lain mengikis keimanan manusia. Keimanan yang mensyaratkan keberanian memanggul salib dan berserah sepenuhnya kepada Dia semata. Ketergantungan kepada Tuhan telah digantikan keberadaan kepada ekonomi, teknologi, ilmu pengetahuan, kemampuan diri sendiri, dan kepercayaan akan ideologi-ideologi sempit dunia. Memanggul salib telah dianggap sebagai kuno, dan bisa dibeli dengan uang dan harta yang dimiliki. Kesetiaan terkalahkan oleh keberadaan materi dunia. Bukan itu. Tuhan menghendaki manusia seperti apapun keadaannya tetap setia memanggul salib dan berserah sepenuhnya  kepada-Nya.
Bukti buah dari keimanan ialah buah. Buah kehidupan yang berciri religius, agamis, dan hidup dengan sesama yang berkualitas. Salib horisontal terhadap sesama dan vertikal berkaitan relasional dengan Yang Kuasa baik dan bisa dirasakan lingkungannya.BD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar