Senin, 01 September 2014

Jangan Bergantung pada Hikmat Manusia, tetapi pada Kekuatan Allah

Senin Biasa, (H)
1 Kor 2:1-5
Mzm 119:97,98,99,100,101,102
Luk 4:16-30

1 Kor 2:1-5
2:1 Demikianlah pula, ketika aku datang kepadamu, saudara-saudara, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu.
2:2 Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.
2:3 Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar.
2:4 Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh,
2:5 supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.

Luk. 4:16-30
4:16 Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.
4:17 Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis:
4:18 "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku
4:19 untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."
4:20 Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya.
4:21 Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya."
4:22 Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: "Bukankah Ia ini anak Yusuf?"
4:23 Maka berkatalah Ia kepada mereka: "Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!"
4:24 Dan kata-Nya lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya.
4:25 Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri.
4:26 Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon.
4:27 Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu."
4:28 Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu.
4:29 Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu.
4:30 Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.

Jangan Bergantung pada Hikmat Manusia, Tetapi pada Kekuatan Allah

Saudara terkasih, bulan September oleh Gereja ditetapkan sebagai Bulan Kitab Suci Nasional. Bulan di mana kita umat beriman diharapkan bersama-sama semakin akrab dan merenungkan Sabda Tuhan. Perjalana sejarah Gereja yang telah mengakibatkan kita kurang akrab dengan Kitab Suci oleh Gereja telah dijembatani dengan Bulan Kitab Suci Nasional ini. Dengan kegiatan ini, diharapkan umat beriman semakin lapar dan haus untuk merenungkan Sabda Tuhan, baik bersama-sama ataupun pribadi.
Saudara terkasih, hari ini Tuhan Yesus mengajak kita untuk berbuat dan bergerak. Kitab Suci diaplikasikan di dalam hidup. Bagaimana hal tersebut dijalani? Pembebasan untuk para tahanan, penglihatan bagi yang buta, dan pembebasan bagi yang buta.
Pembebasan bagi tawanan perlu kita pahami konteks pembicaraan waktu itu, yaitu masa penindasan, di mana bahwa tawanan bukan hasil peradilan yang fair dan sebagaimana mestinya. Tawanan yang semena-mena, bukan konteks saat ini, di mana banyaknya tawanan merupakan tawanan karena tindak kriminal dan merugikan orang lain. Dalam lingkup yang kecil masih bisa yaitu ketika ada hukum yang tidak adil, hukum yang berpihak kepada penguasa dan pihak yang kuat, baik materi ataupun pengaruh.
Penglihatan bagi yang buta, Saudara terkasih, kita sekarang ini memang bukan buta mata, namun buta mata hati. Betapa butanya kita melihat ketidakadilan, ketidakjujuran, ketidakbenaran dalam berbagai hal. Ketika kita diam saja terhadap hal-hal yang tidak semestinya, kita hidup di dalam kebutaan. Buta mata hati, buta batin terhadap kejahatan di dalam masyarakat. Mata kita dibutakan, justru Tuhan menghendaki kita menjadi pioner untuk membuka kebutaan itu.
Pembebasan bagi yang tertindas, kita sering hanya mengeluh dan menghujat, namun belum berbuat apa-apa terhadap ketiadilan. Bahkan sering ketika kita hendak membela dan mengusahakan penindasan sering kita jatuh pada penindasan bentuk lain. Zaman modern ini, penindasan bisa berupa bully,  yang jauh lebih kejam dan berpengaruh dalam waktu jangka panjang.

Saudara terkasih, agar kita dapat melakukan kebaikan secara lebih obyektif dan tidak jatuh ke dalam tindak yang sama dalam model dan cara berbeda, kita mengandalkan Tuhan di dalam melakukannya. Andalkan Tuhan dan kekuatan-Nya, bukan pada kemampuan diri kita sendiri. Ketika kemampuan kita saja yang di kedepankan, akan bergesekan dengan kemampuan, kesempatan, dan kehendak orang lain. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar