Hari Biasa, (H)
1 Kor. 7:25-31
Mzm. 45:11-12,14-15,16-17
Luk. 6:12-19
1
Kor. 8:1a-7,11-13
8:1a" Pengetahuan yang
demikian membuat orang menjadi sombong, tetapi kasih membangun.
8:2 Jika ada seorang
menyangka, bahwa ia mempunyai sesuatu "pengetahuan", maka ia belum
juga mencapai pengetahuan, sebagaimana yang harus dicapainya.
8:3 Tetapi orang yang
mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah.
8:4 Tentang hal makan daging
persembahan berhala kita tahu: "tidak ada berhala di dunia dan tidak ada
Allah lain dari pada Allah yang esa."
8:5 Sebab sungguhpun ada apa
yang disebut "allah", baik di sorga, maupun di bumi -- dan memang
benar ada banyak "allah" dan banyak "tuhan" yang demikian
--
8:6 namun bagi kita hanya ada
satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang
untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya
segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.
8:7 Tetapi bukan semua orang
yang mempunyai pengetahuan itu. Ada orang, yang karena masih terus terikat pada
berhala-berhala, makan daging itu sebagai daging persembahan berhala. Dan oleh
karena hati nurani mereka lemah, hati nurani mereka itu dinodai olehnya.
8:11 Dengan jalan demikian
orang yang lemah, yaitu saudaramu, yang untuknya Kristus telah mati, menjadi
binasa karena "pengetahuan"mu.
8:12 Jika engkau secara
demikian berdosa terhadap saudara-saudaramu dan melukai hati nurani mereka yang
lemah, engkau pada hakekatnya berdosa terhadap Kristus.
8:13 Karena itu apabila
makanan menjadi batu sandungan bagi saudaraku, aku untuk selama-lamanya tidak akan
mau makan daging lagi, supaya aku jangan menjadi batu sandungan bagi saudaraku
Luk. 6:27-38
6:27 "Tetapi kepada
kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik
kepada orang yang membenci kamu;
6:28 mintalah berkat bagi orang
yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.
6:29 Barangsiapa menampar
pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa
yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu.
6:30 Berilah kepada setiap orang
yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang
mengambil kepunyaanmu.
6:31 Dan sebagaimana kamu
kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada
mereka.
6:32 Dan jikalau kamu
mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosa
pun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka.
6:33 Sebab jikalau kamu
berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu?
Orang-orang berdosa pun berbuat demikian.
6:34 Dan jikalau kamu
meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu
dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun meminjamkan kepada
orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak.
6:35 Tetapi kamu, kasihilah
musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak
mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak
Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu
berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat.
6:36 Hendaklah kamu murah
hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."
6:37 "Janganlah kamu
menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum,
maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni.
6:38 Berilah dan kamu akan
diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang
tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai
untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."
Pribadi
Berkuaitas
Saudara terkasih, Tuhan menghendaki kita bukan
sebagai yang biasa-biasa saja. Tuhan menghendaki kita memiliki kepribadian dan
kualitas hidup yang lebih dari pada manusia biasa dan kebanyakan. Kualitas
pribadi menjadi pokok tuntutan Tuhan atas diri kita. Bukan orang yang biasa-biasa
saja, namun pribadi yang luar biasa. Orang berdosa pun bisa melakukan hal itu,
kita sebagai umat pilihan yang dimeterai kekal dengan cinta kasihnya yang abadi
perlu lebih dari pada mereka. Seluruh Injil hari ini mengungkapkan perbandingan
antara semua yang bisa orang lakukan, dan apa yang seharusnya kita lakukan
sebagai orang Katolik.
Pengalaman saya aktif di sosial media, menampakkan
hal ini telah menjadi karakter sebagian besar orang Katolik, tidak
menjelek-jelekkan, meskipun dijelek-jelekkan, bahkan mengenai Tuhan, agama,
ataupun imannya. Melihat perbedaan sebagai hal yang wajar dan bersikap santun
meskipun dikata-katai dengan sengit dan intimidatif. Tidak pernah ikut campur
dengan mencari-cari kejelekan dan kelemahan pihak lain, untuk bahan candaan dan
tertawaan. Sangat berbeda memang kualitas itu. Tuhan telah memberikan benih
karakter kepada kita dan kita patut berbangga dengan itu.
Di dalam kehidupan sosio politik, kita juga
memperoleh peran yang selalu menjadi kambing hitam. Persoalan apa, dengan siapa,
Katolik menjadi sasaran tembak dan permusuhan terselubung. Saudara terkasih,
ketika hal tersebut terjadi kita patut berbangga menjadi Katolik, karena kita
ternyata telah menjadi murid Kristus yang sejati. Murid yang bukan biasa-biasa
saja, namun pribadi luar biasa. Bahkan ada seorang tokoh agama cukup besar di
Indonesia karena dia tidak tahu esensi namun berpikir harafiah menyatakan kalau
dipukul pipi kiri berikan kanan, diteruskan dengan bonyok semua, semoga dia
diampuni Kristus, karena dia sudah almarhum. Nyata punya telinga namun tidak
mendengar, punya mata namun tidak melihat.
Namun, masih ada juga orang yang terpancing emosi
ketika direndahkan, dilecehkan, dan dibully,
Saudara terkasihh Paulus menyatakan bahwa itu adalah orang yang masih
berkutat di dalam pengetahuan. Pengetahuan membuat orang sombong, namun kasih
yang menjadikan kita mampu sebagaimana kehendak Tuhan Yesus melalui bacaan
Injil tadi. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar