Pw.
S. Vinsensius a Paulo, Im (P)
Pkh.
11:9-12:8
Mzm.
90:3-4,5-6,12-13,14,17
Luk.9:43b-45
Pkh.11:9-12:8
11:9 Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu
bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu,
tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke
pengadilan!
11:10 Buanglah kesedihan dari hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari
tubuhmu, karena kemudaan dan fajar hidup adalah kesia-siaan.
12:1 Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari
yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: "Tak ada kesenangan
bagiku di dalamnya!",
12:2 sebelum matahari dan terang, bulan dan bintang-bintang menjadi
gelap, dan awan-awan datang kembali sesudah hujan,
12:3 pada waktu penjaga-penjaga rumah gemetar, dan orang-orang kuat
membungkuk, dan perempuan-perempuan penggiling berhenti karena berkurang
jumlahnya, dan yang melihat dari jendela semuanya menjadi kabur,
12:4 dan pintu-pintu di tepi jalan tertutup, dan bunyi penggilingan
menjadi lemah, dan suara menjadi seperti kicauan burung, dan semua penyanyi
perempuan tunduk,
12:5 juga orang menjadi takut tinggi, dan ketakutan ada di jalan, pohon
badam berbunga, belalang menyeret dirinya dengan susah payah dan nafsu makan
tak dapat dibangkitkan lagi -- karena manusia pergi ke rumahnya yang kekal dan
peratap-peratap berkeliaran di jalan,
12:6 sebelum rantai perak diputuskan dan pelita emas dipecahkan,
sebelum tempayan dihancurkan dekat mata air dan roda timba dirusakkan di atas
sumur,
12:7 dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali
kepada Allah yang mengaruniakannya.
12:8 Kesia-siaan atas kesia-siaan, kata Pengkhotbah, segala sesuatu
adalah sia-sia.
Luk.
9:43b-45
9:43b Ketika semua orang itu masih heran karena segala yang
diperbuat-Nya itu, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya:
9:44 "Dengarlah dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak
Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia."
9:45 Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi
bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani
menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya.
Ingatlah
akan Penciptamu pada masa mudamu!!
Saudara terkasih, dunia modern diwarnai oleh
hedonisme, materialisme, dan cenderung meninggalkan yang bernuansa spiritual,
rohaniah, dan batiniah. Hedonis, materialisme, dan budaya instan merupakan
proses alami, proses yang perlu disikapi dengan hati dan kepala dingin.
Emosional dan kekerasan bukan jalan keluar. Semua memang harus terjadi, sebagai
konsekuensi perkembangan zaman. Orang beriman perlu bersikap dengan hati dan
spiritualitas sebagai garda terdepan agar tidak terseret arus dunia yang
demikian. Kekuatan hati yang penuh spirit akan mampu menangkal kemungkinan
masuk pusaran arus dunia yang membahayakan jiwa. Pengkhotbah memberikan
wejangan luar biasa dengan menyatakan, Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu. Masa
muda, waktu manusia penuh vitalitas, semangat luar biasa dalam bereksplorasi
pada dunia, seolah dunia dalam genggaman tangan, ada ungkapan pemuda harapan
bangsa, menunjukkan kualitas pemuda yang besar dan penuh pengharapan. Namun
besarnya jiwa muda tersebut sering melalaikan Sang Pencipta, kan masih muda
urusan surgawi, spiritualitas nanti saja setelah pensiun. Seolah Tuhan diberi
sisa-sisa energi. Lha kalau Tuhan menghendaki mereka sebelum tua dan purnakarya
sudah dipanggil-Nya?
Anggapan waktu adalah uang, sering menjadikan orang
lalai akan tanggung jawabnya sebagai ciptaan. Padahal bisa juga kerja itu
dipakai sebagai ungkapan syukur atas kasih karunia Tuhan. Melalui pekerjaan dan
karya mereka, mereka memuji Tuhan Allah, memuliakan alam dan sesama sebagai
ungkapan syukur atas rahmat kehidupan. Kerja manusia bisa bermakna
spiritualitas ketika kerja dilakukan dengan hati nurani. Hati yang jernih,
melakukan kerja sepenuh hati, demi pengembangan diri dan memuji Tuhan. Dua segi
salib terwakili, ungkapan syukur dan bersama berkembang dengan sesama.
Saudara terkasih, Tuhan Yesus menyatakan Anak
Manusia akan diserahkan kepada dunia, hal ini historis menyatakan apa yang akan
dialami Tuhan Yesus di tangan para pemuka agama dan pembesar Yahudi, namun juga
bagi kita semua. Kita diserahkan ke dalam dunia, dunia di mana hedonisme,
materialisme, dan budaya instan yang akan mengasingkan kita dengan Sang
Pencipta. Hedonisme, materialisme, dan budaya instan tidak sepenuhnya buruk dan
salah. Persoalan muncul kalau itu semua telah mengalahkan kita sebagai manusia
rohani yang menjalani hari-hari demi memenuhi hasrat dunia.BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar