Sabtu, 27 September 2014

Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu!!

Pw. S. Vinsensius a Paulo, Im (P)
Pkh. 11:9-12:8
Mzm. 90:3-4,5-6,12-13,14,17
Luk.9:43b-45



Pkh.11:9-12:8

11:9 Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan!
11:10 Buanglah kesedihan dari hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu, karena kemudaan dan fajar hidup adalah kesia-siaan.
12:1 Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: "Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!",
12:2 sebelum matahari dan terang, bulan dan bintang-bintang menjadi gelap, dan awan-awan datang kembali sesudah hujan,
12:3 pada waktu penjaga-penjaga rumah gemetar, dan orang-orang kuat membungkuk, dan perempuan-perempuan penggiling berhenti karena berkurang jumlahnya, dan yang melihat dari jendela semuanya menjadi kabur,
12:4 dan pintu-pintu di tepi jalan tertutup, dan bunyi penggilingan menjadi lemah, dan suara menjadi seperti kicauan burung, dan semua penyanyi perempuan tunduk,
12:5 juga orang menjadi takut tinggi, dan ketakutan ada di jalan, pohon badam berbunga, belalang menyeret dirinya dengan susah payah dan nafsu makan tak dapat dibangkitkan lagi -- karena manusia pergi ke rumahnya yang kekal dan peratap-peratap berkeliaran di jalan,
12:6 sebelum rantai perak diputuskan dan pelita emas dipecahkan, sebelum tempayan dihancurkan dekat mata air dan roda timba dirusakkan di atas sumur,
12:7 dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.
12:8 Kesia-siaan atas kesia-siaan, kata Pengkhotbah, segala sesuatu adalah sia-sia.


Luk. 9:43b-45

9:43b Ketika semua orang itu masih heran karena segala yang diperbuat-Nya itu, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya:
9:44 "Dengarlah dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia."
9:45 Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya.

Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu!!

Saudara terkasih, dunia modern diwarnai oleh hedonisme, materialisme, dan cenderung meninggalkan yang bernuansa spiritual, rohaniah, dan batiniah. Hedonis, materialisme, dan budaya instan merupakan proses alami, proses yang perlu disikapi dengan hati dan kepala dingin. Emosional dan kekerasan bukan jalan keluar. Semua memang harus terjadi, sebagai konsekuensi perkembangan zaman. Orang beriman perlu bersikap dengan hati dan spiritualitas sebagai garda terdepan agar tidak terseret arus dunia yang demikian. Kekuatan hati yang penuh spirit akan mampu menangkal kemungkinan masuk pusaran arus dunia yang membahayakan jiwa. Pengkhotbah memberikan wejangan luar biasa dengan menyatakan, Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu. Masa muda, waktu manusia penuh vitalitas, semangat luar biasa dalam bereksplorasi pada dunia, seolah dunia dalam genggaman tangan, ada ungkapan pemuda harapan bangsa, menunjukkan kualitas pemuda yang besar dan penuh pengharapan. Namun besarnya jiwa muda tersebut sering melalaikan Sang Pencipta, kan masih muda urusan surgawi, spiritualitas nanti saja setelah pensiun. Seolah Tuhan diberi sisa-sisa energi. Lha kalau Tuhan menghendaki mereka sebelum tua dan purnakarya sudah dipanggil-Nya?
Anggapan waktu adalah uang, sering menjadikan orang lalai akan tanggung jawabnya sebagai ciptaan. Padahal bisa juga kerja itu dipakai sebagai ungkapan syukur atas kasih karunia Tuhan. Melalui pekerjaan dan karya mereka, mereka memuji Tuhan Allah, memuliakan alam dan sesama sebagai ungkapan syukur atas rahmat kehidupan. Kerja manusia bisa bermakna spiritualitas ketika kerja dilakukan dengan hati nurani. Hati yang jernih, melakukan kerja sepenuh hati, demi pengembangan diri dan memuji Tuhan. Dua segi salib terwakili, ungkapan syukur dan bersama berkembang dengan sesama.

Saudara terkasih, Tuhan Yesus menyatakan Anak Manusia akan diserahkan kepada dunia, hal ini historis menyatakan apa yang akan dialami Tuhan Yesus di tangan para pemuka agama dan pembesar Yahudi, namun juga bagi kita semua. Kita diserahkan ke dalam dunia, dunia di mana hedonisme, materialisme, dan budaya instan yang akan mengasingkan kita dengan Sang Pencipta. Hedonisme, materialisme, dan budaya instan tidak sepenuhnya buruk dan salah. Persoalan muncul kalau itu semua telah mengalahkan kita sebagai manusia rohani yang menjalani hari-hari demi memenuhi hasrat dunia.BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar