Sabtu, 30 Agustus 2014

Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku



Hari Minggu Biasa Pekan XXII
Minggu, 31 Agustus 2014,
Yer. 20:7-9
Rm. 12:1-2
Mat. 16:21-27


Yer. 20:7-9
20:7 Engkau telah membujuk aku, ya TUHAN, dan aku telah membiarkan diriku dibujuk; Engkau terlalu kuat bagiku dan Engkau menundukkan aku. Aku telah menjadi tertawaan sepanjang hari, semuanya mereka mengolok-olokkan aku.
20:8 Sebab setiap kali aku berbicara, terpaksa aku berteriak, terpaksa berseru: "Kelaliman! Aniaya!" Sebab firman TUHAN telah menjadi cela dan cemooh bagiku, sepanjang hari.
20:9 Tetapi apabila aku berpikir: "Aku tidak mau mengingat Dia dan tidak mau mengucapkan firman lagi demi nama-Nya", maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup

Rm. 12:1-2
12:1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Mat. 16:21-27
16:21 Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
16:22 Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."
16:23 Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
16:24 Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
16:25 Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
16:26 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
16:27 Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya


Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku
Saudara terkasih, Tuhan Yesus memberikan harapan kepada kita untuk, menyangkal diri, memanggul salibnya,  dan mengikuti Aku. Tiga tahap perjalanan rohani kita untuk dapat berbahagai di dalam DIA.
Menyangkal diri, apa yang dikehendaki Tuhan Yesus ialah, apa yang kita jalani, kita pilih, kita inginkan, kita rindukan, dan kita rencana ialah apa yang terbaik dari Tuhan. Kehendak, kerinduan, harapan, dan apapun yang ada di dalam kita kita kesampingkan dan menomor satukan Tuhan dan DIA terlebih dahulu. Tuhan menjadi segalanya atas apapun di dunia ini. Kita hanyalah manusia yang hina, lemah, dan tidak berdaya, namun DIA mengulurkan tangan kasih-Nya untuk menyelamatkan kita, menguatkan kita, dan membimbing kita untuk semakin sempurna seperti yang DIA kehendaki. Kita sepenuhnya berorientasi kepada-Nya. Apapun yang kita lakukan demi DIA, di dalam DIA, dan bersama DIA.
Memanggul Salib, berarti bahwa apapun yang harus kita jalani perlu kita sadari sebagai rencana Tuhan. Rencana Tuhan yang perlu kita panggul dengan setia. Memanggul Salib berarti kita ikut serta merasakan apa yang Tuhan rasakan ketika kita khianati dan berdarah-darah mennagung dosa kita dengan salib yang pedih. Bukan dosa DIA yang dia panggul namun dosa kita. Ketika kita memanggul salib itu, karena kesalahan dan dosa kita sendiri. Memanggul salib juga menyadari rencana Tuhan di dalam hidup kita. Rencana Tuhan bukan nasib, bukan takdir yang tidak terubahkan. Tuhan penuh kebaikan dan cinta kasih. Rencana-Nya indah bagi kita dan hidup kita, ketika kita memanggul dan membawa salib kita dengan sikap rendah hati, terbuka, dan penuh kepasrahan.

Mengikuti Aku, langkah ketiga ialah mengikuti Tuhan. Apa yang direncanakan Tuhan kita turuti, kita ikuti, kita jalani dengan penuh kesadaran. Kesadaran sebagai hamba Tuhan yang tidak berdaya. Ketidakberdayaan kita hanya membuat kita semakin lemah ketika kita terpisah dengan DIA. Kesatuan di dalam DIA yang akan memberikan kita manusia lemah ini menjadi berdaya. Apapun yang kita lakukan, apappun yang kita usahakan, apapun yang kita rencanakan kalau tidak mengikuti-Nya merupakan kesia-siaan semata. Di dalam DIA lah semuanya mungkin.BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar