Jumat, 29 Agustus 2014

Kerendahan Hati, Keberanian, dan Kebenaran sebagai Jati Diri

Jumat, 29 Agustus 2014, Pw. Wafatnya S. Yohanes Pembaptis
Yer. 1:17-19
Mar. 6:17-29

Yer. 1:17-19

1:17 Tetapi engkau ini, baiklah engkau bersiap, bangkitlah dan sampaikanlah kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka!
1:18 Mengenai Aku, sesungguhnya pada hari ini Aku membuat engkau menjadi kota yang berkubu, menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga melawan seluruh negeri ini, menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya, menentang para imamnya dan rakyat negeri ini.
1:19 Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN."
Mar. 6:17-29

6:17 Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri.
6:18 Karena Yohanes pernah menegor Herodes: "Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!"
6:19 Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat,
6:20 sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.
6:21 Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya, perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea.
6:22 Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: "Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!",
6:23 lalu bersumpah kepadanya: "Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!"
6:24 Anak itu pergi dan menanyakan ibunya: "Apa yang harus kuminta?" Jawabnya: "Kepala Yohanes Pembaptis!"
6:25 Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: "Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!"
6:26 Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya.
6:27 Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara.
6:28 Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya.
6:29 Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kuburan.


Saudara terkasih, gambaran  kematian Yohanes Pembaptis oleh Markus merupakan gambaran kematian Yesus pada waktunya. Bagaimana Herodias harus menggunakan tipu muslihat karena takut reaksi orang, demikian juga ahli-ahli kitab dan Farisi membunuh Yesus. Kegamangan Herodes, juga dialami oleh Pilatus, kesalahan mengenali Yesus sebagai Yohanes, juga merupakan gambaran yang hendak diajarkan Markus untuk melihat dan membedakan Yesus sebagai Pribadi yang dinanti-nantikan sehingga kita tidak  salah menilai siapa Yesus.
Saudara terkasih, dendam, sakit hati, dan persoalan kebenaran yang diusik memang menjadi penyakit sepanjang sejarah hidup manusia. Bagaimana pemenggalan kepala Yohanes secara manusiawi karena sakit hati Herodias atas kritikan Yohanes Pembaptis terhadap mereka, Herodias dan Herodes. Sakit hati itu dirasakan akan sembuh dengan membunuh siapa yang telah mengungkit kebenaran yang tidak dilakukan.
Saudara terkasih apa yang dilakukan Yohanes Pembaptis yang berani menyatakan kebenaran meskipun itu terhadap penguasa sekalipun, itu pantas menjadi teladan bagi kita. Kebenaran mengatasi segalanya,  bahkan akhirnya ialah nyawanya sendiri. Nyawa sebagai taruhan di dalam menjalankan karya dan perutusannya. Tokoh besar yang rendah hati, membuka dan menyiapkan jalan bagi Tuhan Yesus. Seorang pembuka jalan yang rendah hati dan terbuka atas kehendak Allah bagi karya dan kedudukannya.

Kerendahan hati, keberanian, dan kebenaran sebagai bagian dari jati diri Yohanes Pembaptis. Perlu kiranya menjadi bagian yang integral bagi hidup kita pula.BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar