Jumat, 8 Agustus 2014: Pw. St. Dominikus: Pendiri Ordo Pengkhotbah
Nah.
1:15, 2:2, 3:1-3,6-7
Mat.
16:24-28
Nah.
1:15, 2:2, 3:1-3,6-7
1:15 Lihatlah! Di atas
gunung-gunung berjalan orang yang membawa berita, yang mengabarkan berita damai
sejahtera. Rayakanlah hari rayamu, hai Yehuda, bayarlah nazarmu! Sebab tidak
akan datang lagi orang dursila menyerang engkau; ia telah dilenyapkan sama
sekali!
2:2 Sungguh, TUHAN memulihkan
kebanggaan Yakub, seperti kebanggaan Israel; sebab perusak telah merusakkannya
dan telah membinasakan carang-carangnya
3:1 Celakalah kota penumpah
darah itu! Seluruhnya dusta belaka, penuh dengan perampasan, dan tidak
henti-hentinya penerkaman!
3:2 Dengar, lecut cambuk dan
derak-derik roda! Dengar, kuda lari menderap, dan kereta meloncat-loncat!
3:3 Pasukan berkuda
menyerang, pedang bernyala-nyala dan tombak berkilat-kilat! Banyak yang mati
terbunuh dan bangkai bertimbun-timbun! Tidak habis-habisnya mayat-mayat, orang
tersandung jatuh pada mayat-mayat!
3:6 Aku akan melemparkan
barang keji ke atasmu, akan menghina engkau dan akan membuat engkau menjadi
tontonan.
3:7 Maka semua orang yang
melihat engkau akan lari meninggalkan engkau serta berkata: "Niniwe sudah
rusak! Siapakah yang meratapi dia? Dari manakah aku akan mencari
penghibur-penghibur untuk dia?
Mat.
16:24-28
16:24 Lalu Yesus berkata
kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus
menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
16:25 Karena barangsiapa mau
menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa
kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
16:26 Apa gunanya seorang
memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat
diberikannya sebagai ganti nyawanya?
16:27 Sebab Anak Manusia akan
datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu
Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.
16:28 Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati
sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja dalam
Kerajaan-Nya."
Saudara terkasih, suatu hari ada rekan yang menjadi
guru agama di sekolah negeri mengeluhkan setiap hari tertentu diintimidasi
untuk melaksanakan salah satu ibadat. Guru ini memang lemah lembut meskipun guru
laki-laki, sehingga sering dipandang lemah dan tidak tegas. Setiap hari ibadat
itu guru yang sama akan selalu mengatakan untuk melakukan ibadat menurut iman
dan keyakinannya yang sama.
Hari yang lain, rekan guru lain, ini guru perempuan
tetapi tegas bahkan cenderung kasar, menerima perlakuan yang sama. Meminta
rekan katekis ini untuk mengikuti ibadat agamanya, selain itu dikatakan
pengikut agama salah, karena sudah disempurnakan kog mengikutio yang belum
disempurnakan.
Jawaban atas keluhan mereka ialah, tidak perlu
takut dan risau, kalau tidak bisa ditangani ajak saja bercanda, kalau pas
sendirian ajak untuk berdiskusi, tetap berlaku ramah, tidak perlu menyerang
mengenai iman dan teologi, misalnya mereka bereaksi lebih jauh baru diajak
bincang-bincang mengenai apapun selain agama. Mengapa saya menyarankan
bincang-bincang bukan agama, untuk membiasakan hidup bersama dengan perbedaan.
Orang-orang demikian banyak yang tidak pernah hidup dengan perbedaan dan
menilai perbedaan sebagai kesalahan.
Secara imani peneguhan saya ialah, bawalah itu
sebagai doa rekan-rekan. Salib mengikuti DIA di sekolah tersebut nampak nyata,
tidak perlu takut dan risau di dalam memanggul salib dan memberikan kesaksian.
Kemartiran bukan untuk dihindari dan dikatuki namun menjadi kesempatan kita
untuk memberikan kesaksian.
Kesetiaan, keberanian, kejujuran, kedisiplinan, dan tanggung jawab bukti kita berani
menanggung salib di sekolah semacam itu. Saya yakin masih banyak rekan yang
menanggung risikoo yang seperti itu, marilah kita kuatkan doa dan tidak perlu
risau karena berkat Tuhan selalu melimpah. BD.EleSHa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar