Sabtu, 30 November 2019

Karya dan Hidup Kita adalah Wajah Allah


Pesta S. Andreas , Ras (M)
Rm. 10:9-18
Mzm. 19:2-3,4-5,
Mat. 4:18-22



Rm. 10:9-18

10:9 Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.
10:10 Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.
10:11 Karena Kitab Suci berkata: "Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan."
10:12 Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya.
10:13 Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.
10:14 Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?
10:15 Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!"
10:16 Tetapi tidak semua orang telah menerima kabar baik itu. Yesaya sendiri berkata: "Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami?"
10:17 Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.
10:18 Tetapi aku bertanya: Adakah mereka tidak mendengarnya? Memang mereka telah mendengarnya: "Suara mereka sampai ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi."

Mat. 4:18-22

4:18 Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan.
4:19 Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."
4:20 Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.
4:21 Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka
4:22 dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia



Karya dan Hidup Kita adalah Wajah Allah

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan mengenai panggilan dan konsekuensi atas itu. Kedua mengenai Andreas dan pemuridan di dalam Tuhan. Kita semua dipanggil menjadi murid dan saksi Kristus di tengah dunia, tanpa kecuali. Panggilan itu berlaku universal, siapa saja, dan tanpa kenal batas apapun juga. Tidak hanya imam atau hirarkhi yang dipanggil oleh Tuhan.
Baptisan membawa konsekuensi panggilan yang sama. Tugas, perutusan, dan konsekuensi bagi saiapa saja adalah sama. Peran dan tugasnya yang berbeda seturut panggilan masing-masing. Satu yang pasti bahwa kita dipanggil untuk menjadi saksi Tuhan itu total, sepenuhnya, full timer, bukan hanya sesaat saja. Hidup dan karya kita adalah kesaksian kita. Apa yang kita lakukan, hidupi, dan kerjakan adalah perwujudan hidup dan kehadian Allah sendiri. Bagaimana kita membawa citra Allah dalam hidup dan karya kita.
Jangan berpikir kita menjadi citra, gambaran, dan wajah Tuhan hanya  ketika kita ke gereja saja, atau ketika kita berdoa,   mendirikan gua Maria di mana-mana, devosi setiap saat. Itu baik-baik saja, bahkan bagus dan perlu. Namun apakah juga peduli pada derita, kekurangan, atau keberadaan saudara-saudari sekitar kita yang masih belum beruntung? Jangan  malah kita menjadi batu sandungan memperlihatkan wajah Tuhan yang glamour, mewah, dan abai akan derita. Padahal Salib jauh dari itu bukan?
Permenungan kita kedua adalah mengenai Andreas, seorang nelayan yang dipanggil Tuhan untuk menjadi penjala manusia. Ia meninggalkan segala sesuatunya demi mengikuti Tuhan. Pasrah bongkokan di dalam Tuhan. Sikap total ini menjadi penting dan utama. Ia dipanggil untuk hadir, bergaul, dan hidup bersama Tuhan. Seluruh dinamika Yesus yang harus Andreas mengerti.
Meninggalkan segala sesuatu itu menjadi fokus, bidikan utama, dan segala-galanya, sehingga hanya Tuhan yang menjadi prioritas. Menyampaikan khabar gembira di dalam Tuhan. Mengabarkan kasih karunia Tuhan yang tiada batas.
Saudara terkasih, kita dipanggil untuk mewartakan khabar kasih karunia Tuhan secara total, tidak setengah-setengah, apalagi hanya mau enaknya. Gak enaknya ditinggal. Konsekuensi pemuridan itu tidak mudah. Namun itulah khas, unik, dan spesialnya menjadi murid Yesus. Tidak mudah. BD.eLeSHa.


Semuanya akan Berlalu, Sabda Tuhan Tidak


Jumat Pekan Biasa XXXIV (H)
Dan. 7:2-18
Dan. 3:75,76,77,78,79,80,81
Luk. 21:29-33




Dan. 7:2-18

7:2 Berkatalah Daniel, demikian: "Pada malam hari aku mendapat penglihatan, tampak keempat angin dari langit mengguncangkan laut besar,
7:3 dan empat binatang besar naik dari dalam laut, yang satu berbeda dengan yang lain.
7:4 Yang pertama rupanya seperti seekor singa, dan mempunyai sayap burung rajawali; aku terus melihatnya sampai sayapnya tercabut dan ia terangkat dari tanah dan ditegakkan pada dua kaki seperti manusia, dan kepadanya diberikan hati manusia.
7:5 Dan tampak ada seekor binatang yang lain, yang kedua, rupanya seperti beruang; ia berdiri pada sisinya yang sebelah, dan tiga tulang rusuk masih ada di dalam mulutnya di antara giginya. Dan demikianlah dikatakan kepadanya: Ayo, makanlah daging banyak-banyak.
7:6 Kemudian aku melihat, tampak seekor binatang yang lain, rupanya seperti macan tutul; ada empat sayap burung pada punggungnya, lagipula binatang itu berkepala empat, dan kepadanya diberikan kekuasaan.
7:7 Kemudian aku melihat dalam penglihatan malam itu, tampak seekor binatang yang keempat, yang menakutkan dan mendahsyatkan, dan ia sangat kuat. Ia bergigi besar dari besi; ia melahap dan meremukkan, dan sisanya diinjak-injaknya dengan kakinya; ia berbeda dengan segala binatang yang terdahulu; lagipula ia bertanduk sepuluh.
7:8 Sementara aku memperhatikan tanduk-tanduk itu, tampak tumbuh di antaranya suatu tanduk lain yang kecil, sehingga tiga dari tanduk-tanduk yang dahulu itu tercabut; dan pada tanduk itu tampak ada mata seperti mata manusia dan mulut yang menyombong.
7:9 Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar;
7:10 suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya; seribu kali beribu-ribu melayani Dia, dan selaksa kali berlaksa-laksa berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab.
7:11 Aku terus melihatnya, karena perkataan sombong yang diucapkan tanduk itu; aku terus melihatnya, sampai binatang itu dibunuh, tubuhnya dibinasakan dan diserahkan ke dalam api yang membakar.
7:12 Juga kekuasaan binatang-binatang yang lain dicabut, dan jangka hidup mereka ditentukan sampai pada waktu dan saatnya.
7:13 Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya.
7:14 Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah.


Luk. 21:29-33

21:29 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: "Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja.
21:30 Apabila kamu melihat pohon-pohon itu sudah bertunas, kamu tahu dengan sendirinya bahwa musim panas sudah dekat.
21:31 Demikian juga, jika kamu melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat.
21:32 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya terjadi.
21:33 Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.


Semuanya akan Berlalu, Sabda Tuhan Tidak

Saudara terkasih, hari ini kita merenungkan sabda Tuhan yang kekal abadi dan tidak akan berlalu. Selama di  dunia silih berganti hadir, semua berlalu dan menjadi sejarah kadang malah menjadi rongsokan. Era akhir 90-an mungkin masih ada yang ingat yang namanya pager, alat bantu komunikasi yang menunjukkan notifikasi untuk ke telepin umum. HP belum menjamur, jadi telpon umum dan telpon rumah yang bekerja.
Tidak lama kemudian muncul telpon genggam yang sangat mahal, nomornya hingga berharga jutaan, dan kini dengan uang seribu saja sudah bisa membeli nomor ponsel. Itu hanya bisa menelpon dan beaya sangat mahal. Berkembang bisa berkirim pesan pendek, dan kini bahkan menjadi media yang luar biasa.
Bisa berkirim video, panggilan video, dan aneka tambahan yang sangat memudahkan manusia. Silih berganggti, bahkan dalam hitungan jam berlomba-lomba menghadirkan inovasi. Layar sentuh sudah sangat menggoda orang untuk meninggalkan tombol. Itu tidak akan lama lagi juga ada yang baru. Ini semua berlalu, dan hadir yang baru. Hanya soal HaPe.
Generasi ke generasi, masing-masing menampilkan ciri masing-masing dan memberikan dampak pada dunia dengan penemuan dan perilaku mereka. Budaya, trend, apalagi pakaian dan asesoris lain, akan sangat mudah menjadi ketinggalan zaman. Jika salah bersikap, siap-siap saja terlibas dan menjadi korban serta bisa stres.
Saudara terkasih, hal yang ada di dunia akan selalu lewat, semua berlalu, apakah kita hanya akan mengejar itu terus menerus? Apa manfaatnya coba mengejar air di sungai? Semua akan lewat dan air selalu berganti. Apa yang kita lakukan adalah mendengarkan sabda Tuhan, merenungkannya, dan menjadikannya pedoman hidup.
Lihat bagaimana kekal, abadi, dan tetap kekinian sabda Tuhan itu. perilaku 2000 tahun lalu lebih toh hari-hari ini masih ada. Contoh, bagaimana Yesus menghadapi pemutarbalikan fakta ala Farisi dan ahli agama, atau bagaimana perilaku munafik manusiawi kita, itu semua ada dalam Sabda Tuhan dan sama sekali belum berlalu bukan?
Hidup di dalam Sabd-Nya, apapun yang terjadi, tidak menjadi kekhawatiran. Kerajaan Allah datang kita songsong dengan sikap gembira karena memang sudah mempersiapkan diri dengan segala sesuatunya. BD.eLeSHa.

Penyelamatanmu Sudah Dekat


Kamis Pekan Biasa XXXIV (H)
Dan. 6:12-28
Dan. 3:68,70,71,72,73,74
Luk. 21:20-28




Dan. 6:12-28

6:12 Lalu orang-orang itu bergegas-gegas masuk dan mendapati Daniel sedang berdoa dan bermohon kepada Allahnya.
6:13 Kemudian mereka menghadap raja dan menanyakan kepadanya tentang larangan raja: "Bukankah tuanku mengeluarkan suatu larangan, supaya setiap orang yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja, akan dilemparkan ke dalam gua singa?" Jawab raja: "Perkara ini telah pasti menurut undang-undang orang Media dan Persia, yang tidak dapat dicabut kembali."
6:14 Lalu kata mereka kepada raja: "Daniel, salah seorang buangan dari Yehuda, tidak mengindahkan tuanku, ya raja, dan tidak mengindahkan larangan yang tuanku keluarkan, tetapi tiga kali sehari ia mengucapkan doanya."
6:15 Setelah raja mendengar hal itu, maka sangat sedihlah ia, dan ia mencari jalan untuk melepaskan Daniel, bahkan sampai matahari masuk, ia masih berusaha untuk menolongnya.
6:16 Lalu bergegas-gegaslah orang-orang itu menghadap raja serta berkata kepadanya: "Ketahuilah, ya raja, bahwa menurut undang-undang orang Media dan Persia tidak ada larangan atau penetapan yang dikeluarkan raja yang dapat diubah!"
6:17 Sesudah itu raja memberi perintah, lalu diambillah Daniel dan dilemparkan ke dalam gua singa. Berbicaralah raja kepada Daniel: "Allahmu yang kausembah dengan tekun, Dialah kiranya yang melepaskan engkau!"
6:18 Maka dibawalah sebuah batu dan diletakkan pada mulut gua itu, lalu raja mencap itu dengan cincin meterainya dan dengan cincin meterai para pembesarnya, supaya dalam hal Daniel tidak dibuat perubahan apa-apa.
6:19 Lalu pergilah raja ke istananya dan berpuasalah ia semalam-malaman itu; ia tidak menyuruh datang penghibur-penghibur, dan ia tidak dapat tidur.
6:20 Pagi-pagi sekali ketika fajar menyingsing, bangunlah raja dan pergi dengan buru-buru ke gua singa;
6:21 dan ketika ia sampai dekat gua itu, berserulah ia kepada Daniel dengan suara yang sayu. Berkatalah ia kepada Daniel: "Daniel, hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa-singa itu?"
6:22 Lalu kata Daniel kepada raja: "Ya raja, kekallah hidupmu!
6:23 Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tak bersalah di hadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan."
6:24 Lalu sangat sukacitalah raja dan ia memberi perintah, supaya Daniel ditarik dari dalam gua itu. Maka ditariklah Daniel dari dalam gua itu, dan tidak terdapat luka apa-apa padanya, karena ia percaya kepada Allahnya.
6:25 Raja memberi perintah, lalu diambillah orang-orang yang telah menuduh Daniel dan mereka dilemparkan ke dalam gua singa, baik mereka maupun anak-anak dan isteri-isteri mereka. Belum lagi mereka sampai ke dasar gua itu, singa-singa itu telah menerkam mereka, bahkan meremukkan tulang-tulang mereka.
6:26 Kemudian raja Darius mengirim surat kepada orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa, yang mendiami seluruh bumi, bunyinya: "Bertambah-tambahlah kiranya kesejahteraanmu!
6:27 Bersama ini kuberikan perintah, bahwa di seluruh kerajaan yang kukuasai orang harus takut dan gentar kepada Allahnya Daniel, sebab Dialah Allah yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya; pemerintahan-Nya tidak akan binasa dan kekuasaan-Nya tidak akan berakhir.
6:28 Dia melepaskan dan menolong, dan mengadakan tanda dan mujizat di langit dan di bumi, Dia yang telah melepaskan Daniel dari cengkaman singa-singa."


Luk. 21:20-28

21:20 "Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat.
21:21 Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, dan orang-orang yang berada di dalam kota harus mengungsi, dan orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota,
21:22 sebab itulah masa pembalasan di mana akan genap semua yang ada tertulis.
21:23 Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu! Sebab akan datang kesesakan yang dahsyat atas seluruh negeri dan murka atas bangsa ini,
21:24 dan mereka akan tewas oleh mata pedang dan dibawa sebagai tawanan ke segala bangsa, dan Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu."
21:25 "Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut.
21:26 Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang.
21:27 Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.
21:28 Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat."



Penyelamatanmu Sudah Dekat

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan mengenai Penyelamatan Sudah Dekat. Sering kita atau saudara-saudara kita ribut dan memikirkan tanda ini dan itu, atau malah asyik berbicara remeh temeh soal boleh atau tidak boleh, ini menghina itu menista, dan sejenisnya. Padahal jauh lebih mendesak adalah bagaimana mempersiapkan hari akhir yang semakin mendekat.
Tuhan menjelaskan, bagaimana keadaan, peristiwa, dan kejadian yang sangat ekstrem, menggemparkan, dan luar biasa atau dasyat akan mengawali kedatangan Anak Manusia yang kedua. Apa yang perlu kita lakukan, siapkan, dan sebagai bekal yang cukup?
Dalam sabda-Nya Yesus mengatakan angkatlah mukamu! Perintah yang jelas, lugas, dan tegas, untuk mengangkat muka. Mengangkat muka berarti berani, bersiap sedia dengan seluruh daya dan upaya. Jauh berbedad dengan membuang muka, itu tindakan yang menghindari atas banyak hal.
Keberanian menerima seluruh konsekuensi dan panggilan Tuhan di tengah dunia yang sangat tidak mudah. Kita sering dihadapkan pada pilihan sulit, menerima jalan Tuhan berarti bencana dunia, atau meninggalkan jalan Tuhan dengan dalih toh Tuhan mengerti nurani kita? Rasionalisasi dan pembenaran diri atas kelemahan kita sering hinggap dalam kemanusiaan kita. Upaya untuk menyelamatkan diri, mengelabui diri dan sesama, termasuk Tuhan.
Saudara terkasih, kita tidak jarang malah asyik menafsirkan kehendak Tuhan dengan kacamata kita, menerka kehendak Tuhan dan kejadian di dunia seolah Tuhan sedang murka pada saudara kita, bukan pada kita. Merasa lebih saleh dan boleh menuding saudara yang sedang menghadapi bencana sebagai kena murka Tuhan.
Sabda Tuhan mengajarkan kita bukan untuk menilai, mengahkimi, atau menganalisis kejadian dan fakta luar biasanya. Namun mempersiapkan diri apapun keadaannya dengan tegar, siap sedia, dan tentunya tetap melihat rencana Tuhan ada di sana. Ini menjadi perhatian, sehingga kita fokus, kita terpusat pada kedatangan Anak Manusia itu secara layak. Mau ada badai, mau perang, atau mau gunung meletus, yang utama adalah kita tetap siap sebagai anak-anak Allah. Jangan malahan  karena asyik dengan dunia kita abai akan Tuhan dan rencana-Nya yang penuh kasih karunia. BD.eLeSHa.

Rabu, 27 November 2019

Bertahan dan Setia, Keselamatan Ada di Tangan


Rabu Pekan Biasa XXXIV (H)
Dan. 5:1-6,13-14,16-17,23-28
Dan. 3:62,63,64,65,66,67
Luk. 21:12-19




Dan. 5:1-6,13-14,16-17,23-28

5:1 Raja Belsyazar mengadakan perjamuan yang besar untuk para pembesarnya, seribu orang jumlahnya; dan di hadapan seribu orang itu ia minum-minum anggur.
5:2 Dalam kemabukan anggur, Belsyazar menitahkan orang membawa perkakas dari emas dan perak yang telah diambil oleh Nebukadnezar, ayahnya, dari dalam Bait Suci di Yerusalem, supaya raja dan para pembesarnya, para isteri dan para gundik mereka minum dari perkakas itu.
5:3 Kemudian dibawalah perkakas dari emas dan perak itu, yang diambil dari dalam Bait Suci, Rumah Allah di Yerusalem, lalu raja dan para pembesarnya, para isteri dan para gundik mereka minum dari perkakas itu;
5:4 mereka minum anggur dan memuji-muji dewa-dewa dari emas dan perak, tembaga, besi, kayu dan batu.
5:5 Pada waktu itu juga tampaklah jari-jari tangan manusia menulis pada kapur dinding istana raja, di depan kaki dian, dan raja melihat punggung tangan yang sedang menulis itu.
5:6 Lalu raja menjadi pucat, dan pikiran-pikirannya menggelisahkan dia; sendi-sendi pangkal pahanya menjadi lemas dan lututnya berantukan.
5:13 Lalu dibawalah Daniel menghadap raja. Bertanyalah raja kepada Daniel: "Engkaukah Daniel itu, salah seorang buangan yang telah diangkut oleh raja, ayahku, dari tanah Yehuda?
5:14 Telah kudengar tentang engkau, bahwa engkau penuh dengan roh para dewa, dan bahwa padamu terdapat kecerahan, akal budi dan hikmat yang luar biasa.
5:16 Tetapi telah kudengar tentang engkau, bahwa engkau dapat memberikan makna dan dapat menguraikan kekusutan. Oleh sebab itu, jika engkau dapat membaca tulisan itu dan dapat memberitahukan maknanya kepadaku, maka kepadamu akan dikenakan pakaian dari kain ungu dan pada lehermu akan dikalungkan rantai emas, dan dalam kerajaan ini engkau akan mempunyai kekuasaan sebagai orang ketiga."
5:17 Kemudian Daniel menjawab raja: "Tahanlah hadiah tuanku, berikanlah pemberian tuanku kepada orang lain! Namun demikian, aku akan membaca tulisan itu bagi raja dan memberitahukan maknanya kepada tuanku.
5:23 Tuanku meninggikan diri terhadap Yang Berkuasa di sorga: perkakas dari Bait-Nya dibawa orang kepada tuanku, lalu tuanku serta para pembesar tuanku, para isteri dan para gundik tuanku telah minum anggur dari perkakas itu; tuanku telah memuji-muji dewa-dewa dari perak dan emas, dari tembaga, besi, kayu dan batu, yang tidak dapat melihat atau mendengar atau mengetahui, dan tidak tuanku muliakan Allah, yang menggenggam nafas tuanku dan menentukan segala jalan tuanku.
5:24 Sebab itu Ia menyuruh punggung tangan itu dan dituliskanlah tulisan ini.
5:25 Maka inilah tulisan yang tertulis itu: Mené, mené, tekél ufarsin.
5:26 Dan inilah makna perkataan itu: Mené: masa pemerintahan tuanku dihitung oleh Allah dan telah diakhiri;
5:27 Tekél: tuanku ditimbang dengan neraca dan didapati terlalu ringan;
5:28 Peres: kerajaan tuanku dipecah dan diberikan kepada orang Media dan Persia."



Luk. 21:12-19

21:12 Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku.
21:13 Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi.
21:14 Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu.
21:15 Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu.
21:16 Dan kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh
21:17 dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku.
21:18 Tetapi tidak sehelai pun dari rambut kepalamu akan hilang.
21:19 Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu."




Bertahan dan Setia, Keselamatan Ada di Tangan


Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan bagaimana Tuhan Allah berjanji bagi kita yang mau tetap bertahan di dalam beratnya hari akhir. Disebutkan bahwa akan banyak kesulitan karena nama Tuhan. Penolakan bahkan penganiayaan akan menjadi tanggungan yang tidak mudah dan jelas sangat berat.
Dalam hidup harian kita pun mengalami bukan, bagaimana kita tidak mudah sebagai murid-murid Yesus dalam banyak hal. Pekerjaan pun kadang susah karena nama baptis, atau mau jabatan dalam pemerintahan, penolakan demi penolakan, baik bisik-bisik atau terus terang dan bahkan kasar sangat mungkin. Dan dari sini, tidak jarang banyak yang jatuh dalam pencobaan dan mengorbankan imannya demi jabatan tertentu.
Hal yang paling sering terjadi ya susahnya mendirikan gedung gereja. Dan kadang orang menjadi tidak sabar dan memilih meninggalkan Gereja. atau yang lain, karena jarak ke gereja terlalu jauh, lama-lama tergoda dan lemah ketika digoda oleh tetangga kanan kiri. Hal yang sangat mungkin terjadi.
Bisa pula terjadi, beban hidup yang tidak mudah diatasi, sedang merasa Tuhan seolah tidak hadir menjawab apa yang menjadi kerinduannya. Berkisahlah pada dunia dan tawaran dunia yang menggiurkan, mudah, enak, dan menjadi solusi lebih menarik dari pada bersama Tuhan.
Dalam bacaan Injil Tuhan berfirman, bagiamana kita tidak perlu risau, takut, dan cemas sekiranya menghadapi kesulitan demikian itu. Kita kadang gamang mempertahankan iman kita, kita takut ketika ada yang mempertanyakan iman kita, apalagi menghadapi tekanan dan penyelidikan, sangat mungkin kita ketakutan dan memilih meninggalkan iman kita.
Memang masa penganiayaan seperti masa Gereja Perdana atau masa kemartiran dengan darah relatif tidak ada, namun bukan berarti menggereja itu aman, nyaman, dan mulus. Tidak. Berbeda dan lain cara penganiayaan dan tekanan itu. Dan siap-siap jatuh jika mengandaikan seperti era penganiayaan.
Tetaplah teguh dan jika kamu bertahan kamu akan memperoleh hidupmu, nasihat, peneguhan, dan kekuatan yang datang dari Allah sendiri. Bayangkan bagaimana kita mendapatkan janji, peneguhan, dan penghiburan dari Tuhan dan masih takut? BD.eLeSHa.

Selasa, 26 November 2019

Fokus dan Jangan Terlena


Selasa Biasa Pekan XXXIV (H)
Dan. 2:31-45
Dan. 3:57,58,59,60,61
Luk. 21:5-11





Dan. 2:31-45

2:31 Ya raja, tuanku melihat suatu penglihatan, yakni sebuah patung yang amat besar! Patung ini tinggi, berkilau-kilauan luar biasa, tegak di hadapan tuanku, dan tampak mendahsyatkan.
2:32 Adapun patung itu, kepalanya dari emas tua, dada dan lengannya dari perak, perut dan pinggangnya dari tembaga,
2:33 sedang pahanya dari besi dengan kakinya sebagian dari besi dan sebagian lagi dari tanah liat.
2:34 Sementara tuanku melihatnya, terungkit lepas sebuah batu tanpa perbuatan tangan manusia, lalu menimpa patung itu, tepat pada kakinya yang dari besi dan tanah liat itu, sehingga remuk.
2:35 Maka dengan sekaligus diremukkannyalah juga besi, tanah liat, tembaga, perak dan emas itu, dan semuanya menjadi seperti sekam di tempat pengirikan pada musim panas, lalu angin menghembuskannya, sehingga tidak ada bekas-bekasnya yang ditemukan. Tetapi batu yang menimpa patung itu menjadi gunung besar yang memenuhi seluruh bumi.
2:36 Itulah mimpi tuanku, dan sekarang maknanya akan kami katakan kepada tuanku raja:
2:37 Ya tuanku raja, raja segala raja, yang kepadanya oleh Allah semesta langit telah diberikan kerajaan, kekuasaan, kekuatan dan kemuliaan,
2:38 dan yang ke dalam tangannya telah diserahkan-Nya anak-anak manusia, di mana pun mereka berada, binatang-binatang di padang dan burung-burung di udara, dan yang dibuat-Nya menjadi kuasa atas semuanya itu -- tuankulah kepala yang dari emas itu.
2:39 Tetapi sesudah tuanku akan muncul suatu kerajaan lain, yang kurang besar dari kerajaan tuanku; kemudian suatu kerajaan lagi, yakni yang ketiga, dari tembaga, yang akan berkuasa atas seluruh bumi.
2:40 Sesudah itu akan ada suatu kerajaan yang keempat, yang keras seperti besi, tepat seperti besi yang meremukkan dan menghancurkan segala sesuatu; dan seperti besi yang menghancurluluhkan, maka kerajaan ini akan meremukkan dan menghancurluluhkan semuanya.
2:41 Dan seperti tuanku lihat kaki dan jari-jarinya sebagian dari tanah liat tukang periuk dan sebagian lagi dari besi, itu berarti, bahwa kerajaan itu terbagi; memang kerajaan itu juga keras seperti besi, sesuai dengan yang tuanku lihat besi itu bercampur dengan tanah liat.
2:42 Tetapi sebagaimana jari-jari kaki itu sebagian dari besi dan sebagian lagi dari tanah liat, demikianlah kerajaan itu akan menjadi keras sebagian dan rapuh sebagian.
2:43 Seperti tuanku lihat besi bercampur dengan tanah liat, itu berarti: mereka akan bercampur oleh perkawinan, tetapi tidak akan merupakan satu kesatuan, seperti besi tidak dapat bercampur dengan tanah liat.
2:44 Tetapi pada zaman raja-raja, Allah semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya, dan kekuasaan tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain: kerajaan itu akan meremukkan segala kerajaan dan menghabisinya, tetapi kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya,
2:45 tepat seperti yang tuanku lihat, bahwa tanpa perbuatan tangan manusia sebuah batu terungkit lepas dari gunung dan meremukkan besi, tembaga, tanah liat, perak dan emas itu. Allah yang maha besar telah memberitahukan kepada tuanku raja apa yang akan terjadi di kemudian hari; mimpi itu adalah benar dan maknanya dapat dipercayai."


Luk. 21:5-11

21:5 Ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan, berkatalah Yesus:
21:6 "Apa yang kamu lihat di situ -- akan datang harinya di mana tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan."
21:7 Dan murid-murid bertanya kepada Yesus, katanya: "Guru, bilamanakah itu akan terjadi? Dan apakah tandanya, kalau itu akan terjadi?"
21:8 Jawab-Nya: "Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka.
21:9 Dan apabila kamu mendengar tentang peperangan dan pemberontakan, janganlah kamu terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera."
21:10 Ia berkata kepada mereka: "Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan,
21:11 dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit




Fokus dan Jangan Terlena

Saudara terkasih, hari ini kita belajar bersama Bunda Gereja merenungkan mengenai keberadaan Bait Allah yang mengagumkan bagi para murid. Yesus mengajarkan bagaimana untuk bersikap dan bertindak. Apalagi jika itu dikaitkan dengan Bait Allah dalam konteks adalah Yesus sendiri.
Beberapa hal layak menjadi bahan permenungan kita,
Pertama, kita sering kagum dengan tampilan lahiriah, duniawi, apapun itu. Dan itu normal. Menjadi persoalan adalah ketika kekaguman itu melepaskan pada konteks dan mengabaikan Sang Pencipta. Tidak mampu melihat Tuhan dalam keindahan dan karya dunia.
Kedua, Bait Allah, di mana diyakini menjadi tempat Allah bersemayam, megah, mewah, dan sesuatu yang berbeda dengan pemandangan harian masyarakat. Namun kemegahan itu hanya fisik, simbol, dan lepas dari Tuhan yang mereka gambarkan ada di sana.
Ketiga, banyak perilaku dan perbuatan dalam Bait Allah dan sekelilingnya justru jauh dari Ketuhanan. Hanya ada keduniawian yang mereka pertontonkan. Ada perilaku yang bertentangan malah dengan gambaran yang seharusnya.
Keempat, berkaitan dengan itu, Yesus juga mengajak para murid termasuk kita untuk tidak mudah untuk terpesona dengan godaan duniawi. Godaan pula untuk melihat dan mengerti mengenai akhir zaman, Mesias, dan Penyelamat. Bagaimana mereka fokus pada tugas pelayanan mereka, bukan masalah kapan waktunya tiba.
Kelima, orang sangat sibuk mencari, menafsirkan, dan kemudian memperkirakan kapan hari akhir itu tiba. Mirisnya malah mereka lupa untuk melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan. Mereka melupakan yang utama malah sibuk dengan yang tidak semestinya.
Keenam, dalam konteks modern ini, kita sangat terpengaruh yang namanya viral, bagaimana mencari-cari dan mengupayakan yang viral itu, dan tidak jarang malah jatuh pada perilaku tidak patut. Kita menjadi terlena untuk mempersiapkan yang hakiki dan mengejar yang sangat remeh temeh. Boleh tenar, tidak ada yang salah, namun bagaimana itu diperoleh.
Saudara terkasih, dunia itu penuh godaan, gangguan untuk terpisah dari kasih karunia Allah. Dan di  sanalah kita mendapatkan tantangan. Memilih jalan kasih atau memilih terpisah dengan jalan Allah demi mendapatkan dunia. Dan jangan mengira bahwa itu mudah dengan gamblang begitu saja dijalani. Tantangan semakin sulit karena iblis makin berkembang, dan manusia mudah terlena yang menyesatkan. BD. eLeSHa.

Korban itu Kualitas bukan Kuantitas Semata dan Ketulusan


Senin Biasa Pekan XXXIV (H)
Dan. 1:1-6,8-20
Dan. 3:52,53,54,55,56
Luk. 21:1-4




Dan. 1:1-6,8-20

1:1 Pada tahun yang ketiga pemerintahan Yoyakim, raja Yehuda, datanglah Nebukadnezar, raja Babel, ke Yerusalem, lalu mengepung kota itu.
1:2 Tuhan menyerahkan Yoyakim, raja Yehuda, dan sebagian dari perkakas-perkakas di rumah Allah ke dalam tangannya. Semuanya itu dibawanya ke tanah Sinear, ke dalam rumah dewanya; perkakas-perkakas itu dibawanya ke dalam perbendaharaan dewanya.
1:3 Lalu raja bertitah kepada Aspenas, kepala istananya, untuk membawa beberapa orang Israel, yang berasal dari keturunan raja dan dari kaum bangsawan,
1:4 yakni orang-orang muda yang tidak ada sesuatu cela, yang berperawakan baik, yang memahami berbagai-bagai hikmat, berpengetahuan banyak dan yang mempunyai pengertian tentang ilmu, yakni orang-orang yang cakap untuk bekerja dalam istana raja, supaya mereka diajarkan tulisan dan bahasa orang Kasdim.
1:5 Dan raja menetapkan bagi mereka pelabur setiap hari dari santapan raja dan dari anggur yang biasa diminumnya. Mereka harus dididik selama tiga tahun, dan sesudah itu mereka harus bekerja pada raja.
1:6 Di antara mereka itu ada juga beberapa orang Yehuda, yakni Daniel, Hananya, Misael dan Azarya.
1:8 Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya.
1:9 Maka Allah mengaruniakan kepada Daniel kasih dan sayang dari pemimpin pegawai istana itu;
1:10 tetapi berkatalah pemimpin pegawai istana itu kepada Daniel: "Aku takut, kalau-kalau tuanku raja, yang telah menetapkan makanan dan minumanmu, berpendapat bahwa kamu kelihatan kurang sehat dari pada orang-orang muda lain yang sebaya dengan kamu, sehingga karena kamu aku dianggap bersalah oleh raja."
1:11 Kemudian berkatalah Daniel kepada penjenang yang telah diangkat oleh pemimpin pegawai istana untuk mengawasi Daniel, Hananya, Misael dan Azarya:
1:12 "Adakanlah percobaan dengan hamba-hambamu ini selama sepuluh hari dan biarlah kami diberikan sayur untuk dimakan dan air untuk diminum;
1:13 sesudah itu bandingkanlah perawakan kami dengan perawakan orang-orang muda yang makan dari santapan raja, kemudian perlakukanlah hamba-hambamu ini sesuai dengan pendapatmu."
1:14 Didengarkannyalah permintaan mereka itu, lalu diadakanlah percobaan dengan mereka selama sepuluh hari.
1:15 Setelah lewat sepuluh hari, ternyata perawakan mereka lebih baik dan mereka kelihatan lebih gemuk dari pada semua orang muda yang telah makan dari santapan raja.
1:16 Kemudian penjenang itu selalu mengambil makanan mereka dan anggur yang harus mereka minum, lalu memberikan sayur kepada mereka.
1:17 Kepada keempat orang muda itu Allah memberikan pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai-bagai tulisan dan hikmat, sedang Daniel juga mempunyai pengertian tentang berbagai-bagai penglihatan dan mimpi.
1:18 Setelah lewat waktu yang ditetapkan raja, bahwa mereka sekalian harus dibawa menghadap, maka dibawalah mereka oleh pemimpin pegawai istana itu ke hadapan Nebukadnezar.
1:19 Raja bercakap-cakap dengan mereka; dan di antara mereka sekalian itu tidak didapati yang setara dengan Daniel, Hananya, Misael dan Azarya; maka bekerjalah mereka itu pada raja.
1:20 Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya.


Luk. 21:1-4

21:1 Ketika Yesus mengangkat muka-Nya, Ia melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan.
21:2 Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu.
21:3 Lalu Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu.
21:4 Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya."



Korban itu Kualitas bukan Kuantitas Semata dan Ketulusan

Saudara terkasih hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan, bagaimana Tuhan menilai persembahan diri kita  bukan semata-mata karena banyaknya yang kita berikan, namun yang utama adalah berapa banyak kerelaan, ketulusan, dan kehendak baik di dalam itu semua. Mungkin satu juta untuk kolekte bagi miliarder itu sedikit, namun sangat mungkin seribu itu besar bagi seorang bapak yang pekerjaannya tidak tentu dengan tanggungan anak sekolah, ada yang sakit pula.
Sering dalam hidup kita berhitung dalam hal materi, besaran, dan jumlah semata. Namun abai dalam hal kerelaan, ketulusan, dan motivasi di balinya. Masih ada anggapan, kalau memberikan derma, kolekte, bantuan pada sesama itu biar nanti dibalas Tuhan dengan lebih banyak. Jika demikian, apa bedanya dengan berhitung dengan Tuhan. Padahal yang sama masih banyak menjadi gaya beriman anak-anak Allah. Hal yang  berkaitan dengan budaya lokal yang masih terbawa.
Mengapa kita tidak patut berpamrih? Apa sih yang kita upayakan sehingga kita bisa berbuat baik, sehingga ada pamrih? Semua dari Tuhan kog, ketika kita memberikan diri, membantu, mengulurkan tangan, dan meringankan beban saudara kita, kita hanya menjadi saluran rahmat. Kita hanya menjadi pengantar, bukan kita saja yang berbuat. Kita menerima dari Tuhan dengan kelimpahan, kita patut meneruskannya pada saudara kita yang kekurangan.
Jangan berpikir bahwa harta kekayaan, uang, atau materi saja yang bisa kita lakukan. Kita bisa membantu dengan perhatian, kepeduliaan, atau buah pikir kita. Begitu banyak kasih karunia, berkat, dan anugerah Tuhan yang bisa kita bagikan, kita persembahkan kembali kepada Tuhan melalui sesama.
Era modern ini sangat mungkin bukan lagi materi yang membuat orang menderita, namun bagaimana kesepian, ketiadaan sanak saudara, kepedulian yang makin melemah. Jika tidak bisa menjadi pohon rindang yang meneduhkan, toh bisa menjadi rumput yang menyegarkan.
Dalam bacaan Injil kita diajarkan untuk melihat ke dalam hati, bukan apa yang terlihat. Bagaimana seorang janda yang memberikan persembahan  kepada Tuhan dan itu mungkin adalah hidupnya. Miliknya yang terakhir, dan ia rela.  Bagaimana sikap kita dalam membantu selama ini? BD.eLeSHa.