Senin, 01 Juni 2015

Penggarapan Kebun Anggur

Pw. S. Yustinus (M)
Tb. 1:1,2,3;2:1b-8
Mzm. 112:1-2,3-4,5-6
Mrk. 12:1-12


Tb. 1:1,2,3;2:1b-8

1:1 Kitab kisah Tobit bin Tobiel bin Ananiel bin Aduel bin Gabael bin Rafael bin Raguel dari keturunan Asiel dari suku Naftali.
1:2 Di zaman Salmaneser, raja orang-orang Asyur, Tobit diangkut tertawan dari Tisbe yang terletak di sebelah selatan Kudios-Naftali di Galilea atas di atas Hazor, yakni di sebelah barat, dan di sebelah utara Fogor.
1:3 Aku, Tobit menempuh jalan kebenaran dan kesalehan seumur hidupku dan banyak melakukan kebajikan kepada para saudara dan segenap bangsaku yang bersama dengan daku telah berangkat ke pembuangan, ke negeri Asyur ke kota Niniwe.
2:1b Juga isteriku Hana dan anakku Tobia diserahkan kembali kepadaku. Sekali peristiwa pada hari raya Pentakosta, yaitu hari raya Tujuh Minggu, disajikanlah kepadaku suatu jamuan makan yang baik. Akupun telah duduk untuk makan.
2:2 Sebuah meja ditempatkan di hadapanku dan kepadaku disajikan banyak hidangan. Tetapi berkatalah aku kepada anakku Tobia: "Nak, pergilah dan jika kaujumpai seorang miskin dari saudara-saudara kita yang diangkut tertawan ke Niniwe dan yang dengan segenap hati ingat kepada Tuhan, bawalah ke mari, supaya ikut makan. Aku hendak menunggu, anakku, hingga engkau kembali."
2:3 Maka keluarlah Tobia untuk mencari seorang saudara kita yang miskin. Sepulangnya berkatalah ia: "Pak!" Sahutku: "Ada apa, nak?" Jawabnya: "Salah seorang dari bangsa kita sudah dibunuh. Ia dicekik dan dibuang di pasar. Masih ada di situ juga!"
2:4 Aku melonjak berdiri dan jamuan itu kutinggalkan sebelum kukecap. Mayat itu kuangkat dari lapangan dan kutaruh di dalam salah satu rumah hingga matahari terbenam, untuk kukuburkan nanti.
2:5 Kemudian aku pulang, membasuh diriku, lalu makan dengan sedih hati.
2:6 Maka teringatlah aku kepada firman yang diucapkan nabi Amos mengenai kota Betel ini: "Hari-hari rayamu akan berubah menjadi hari sedih dan segala nyanyianmu akan menjadi ratap!" Lalu menangislah aku.
2:7 Setelah matahari terbenam aku pergi menggali liang lalu mayat itu kukuburkan.
2:8 Para tetangga menertawakan aku, katanya: "Ia belum juga takut! Sudah pernah ia dicari untuk dibunuh karena perkara yang sama. Dahulu ia melarikan diri dan sekarang ia menguburkan mayat lagi!"

Mrk. 12:1-12

12:1 Lalu Yesus mulai berbicara kepada mereka dalam perumpamaan: "Adalah seorang membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain.
12:2 Dan ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima sebagian dari hasil kebun itu dari mereka.
12:3 Tetapi mereka menangkap hamba itu dan memukulnya, lalu menyuruhnya pergi dengan tangan hampa.
12:4 Kemudian ia menyuruh pula seorang hamba lain kepada mereka. Orang ini mereka pukul sampai luka kepalanya dan sangat mereka permalukan.
12:5 Lalu ia menyuruh seorang hamba lain lagi, dan orang ini mereka bunuh. Dan banyak lagi yang lain, ada yang mereka pukul dan ada yang mereka bunuh.
12:6 Sekarang tinggal hanya satu orang anaknya yang kekasih. Akhirnya ia menyuruh dia kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani.
12:7 Tetapi penggarap-penggarap itu berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, maka warisan ini menjadi milik kita.
12:8 Mereka menangkapnya dan membunuhnya, lalu melemparkannya ke luar kebun anggur itu.
12:9 Sekarang apa yang akan dilakukan oleh tuan kebun anggur itu? Ia akan datang dan membinasakan penggarap-penggarap itu, lalu mempercayakan kebun anggur itu kepada orang-orang lain.
12:10 Tidak pernahkah kamu membaca nas ini: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru:
12:11 hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita."
12:12 Lalu mereka berusaha untuk menangkap Yesus, karena mereka tahu, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya dengan perumpamaan itu. Tetapi mereka takut kepada orang banyak, jadi mereka pergi dan membiarkan Dia.



Penggarapan Kebun Anggur

Saudara terkasih, ilustrasi dari bacaan tersebut ialah, pemilik tanah yang menyewakan kebunnya untuk menanam anggur. Biasa yang terjadi saat itu di sana ialah, pemilik tanah akan mendapatkan bagian dari para pekerja di bawah orang kepercayaan. Namun orang kepercayaan bahkan putera pemilik kebun anggur ini dibunuh atau dicelakai, karena tentu saja ingin menguasai tanah itu agar sepenuhnya hasil kebun anggur menjadi milik mereka saja.
Yesus menggunakan pula perumpaan mengenai batu penjuru, namun pemuka-pemuka jemaat tahu dengan tepat apa yang siapa yang dimaksudkan itu, mereka marah dan geram tentunya, dan akan menangkap Yesus namun tidak berani karena banyaknya umat yang mendengarkan dan percaya kepada-Nya.
Saudara terkasih, pemuka jemaat tahu namun tidak mau berubah. Ini penyakit kita semua. Susah untuk mengakui apa yang telah kita yakini, jalankan, dan pilih selama ini salah. Apalagi minta maaf dan mengubah perilaku salah tersebut. Pilihannya biasanya membungkam siapa yang menyatakan kebenaran tersebut. Ungkapan atau reaksi atas kesadaran kita yang tergugah, namun terbelenggu oleh kesemobongan dan keangkuhan bahwa kita pasti benar membuat itu tidak berjalan sebagaimana mestinya. Nasihat, teguran, dan saran menjadi mentah karena kita telah menutup hati kita dengan tinggi hati. BD.eLeSHa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar