Selasa
Biasa Pekan X (H)
2
Kor. 1:18-22
Mzm.
119:129,130,131,132,133,135
Mat.
5:13-16
2
Kor. 1:18-22
1:18 Demi Allah yang setia,
janji kami kepada kamu bukanlah serentak "ya" dan "tidak".
1:19 Karena Yesus Kristus,
Anak Allah, yang telah kami beritakan di tengah-tengah kamu, yaitu olehku dan
oleh Silwanus dan Timotius, bukanlah "ya" dan "tidak",
tetapi sebaliknya di dalam Dia hanya ada "ya".
1:20 Sebab Kristus adalah
"ya" bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan
"Amin" untuk memuliakan Allah.
1:21 Sebab Dia yang telah
meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang
telah mengurapi,
1:22 memeteraikan tanda
milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai
jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita.
Mat.
5:13-16
5:13 "Kamu adalah garam
dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi
gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
5:14 Kamu adalah terang
dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
5:15 Lagipula orang tidak
menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki
dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
5:16 Demikianlah hendaknya
terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik
dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
Garam
dan Terang Dunia
Saudara terkasih, garam dan terang merupakan hal
yang mutlak di dunia, maka tidak heran Yesus menghendaki kita untuk menjadi
garam dan terang. Bagaimana kontribusi garam dan terang itu, sedikit namun
berkualitas, bernilai, dan tentu sangat menentukan kualitas. Garam yang tidak
asin dalam masakan tentu tidak berguna selain hanya menjadi keluhan. Terang
satu ruang paling satu saja namun cukup bagi ruang tersebut.
Apa maksudnya dengan demikian? Kita tidak
memikirkan banyaknya, jumlahnya, dan keberadaan kita berkaitan dengan kualitas.
Keberadaan kita itu dirindukan, dibutuhkan, dan menentukan keberadaan dunia
ini.
Sungguh berat kehendak Tuhan sekiranya kita berdiri
sendiri. Tuhan Allah hadir dalam diri kita sehingga kita mampu menjalankan
perutusan untuk menjadi garam dan terang itu. Terang hadir mengenyahkan
kegelapan dan kejahatan. Garam datang memberikan rasa yang pas bagi hiduo
manusia. Itu pula yang perlu bagi hidup orang Katolik, kehadirannya menjadi
pembeda dan memberikan rasa positif, mengenyahkan kegelapan dan kejahatan,
bukan malah ikut terlibat di sana. Tempat lampu atau terang itu ada di posisi
yang strategis dalam arti tempat kita bisa menjadi rujukan dan sumber bagi yang
lain. Siap sedia membantu dengan rela dan terbuka, penuh suka cita dan tidak
pernah mengharapkan balasan ataupun upah sebagaimana perbuatan budak.BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar