Kamis, 04 Juni 2015

Hukum yang Terutama


Kamis Biasa Pekan IX (H)
Tb. 6:10-11; 7:1,6,8-13; 8:1,5-9
Mzm. 25:2-4a,4b-5ab, 6-7bc, 8-9
Mrk. 12:28b-34


Tb. 6:10-11; 7:1,6,8-13; 8:1,5-9

6:10 Mereka memasuki negeri Media dan sudah sampai di dekat kota Ekbatana.
6:11 Lalu berkatalah Rafael kepada pemuda Tobia: "Hai saudara Tobia!" Sahutnya: "Ada apa?" Rafael menyambung pula: "Malam ini kita harus bermalam pada Raguel. Dia itu seorang kerabatmu dan mempunyai seorang anak perempuan yang bernama Sara.
7:1 Ketika mereka tiba di kota Ekbatana berkatalah Tobia kepada temannya: "Saudara Azarya, antarkanlah aku langsung ke rumah Raguel saudara kami." Iapun lalu mengantarkannya ke rumah Raguel. Raguel didapati mereka duduk pada pintu pelataran rumahnya. Mereka memberikan salam
7:6 Maka melonjaklah Raguel. Ia memeluk Tobia sambil menangis lalu berkata: "Tuhan memberkati engkau, nak! Engkau adalah anak orang yang mulia dan baik! Alangkah celakanya orang yang benar dan penderma itu menjadi buta!" Iapun mendekap Tobia, saudaranya, sambil menangis.
7:8 Kemudian Raguel menyembelih seekor domba betina dari kawanannya dan disambutnyalah mereka dengan ramah.
7:9 Setelah mereka mencuci dan membasuh diri dan sudah duduk makan maka berkatalah Tobia kepada Rafael: "Saudara Azarya, katakanlah kepada Raguel, supaya saudariku Sara diberikannya kepadaku."
8:1 Selesai makan minum mereka mau pergi tidur semua. Pemuda itu diantar ke luar untuk masuk ke kamar tersebut.
8:5 Maka bangunlah Sara dan mereka berdua mulai berdoa dan mohon, supaya mereka mendapat perlindungan. Mereka angkat doa sebagai berikut: "Terpujilah Engkau, ya Allah nenek moyang kami, dan terpujilah nama-Mu sepanjang sekalian abad. Hendaknya sekalian langit memuji Engkau dan juga segenap ciptaan-Mu untuk selama-lamanya.
8:6 Engkaulah yang telah menjadikan Adam dan baginya telah Kaubuat Hawa isterinya sebagai pembantu serta penopang; dari mereka berdua lahirlah umat manusia seluruhnya. Engkaupun bersabda pula: Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja, mari Kita menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.
8:7 Bukan karena nafsu berahi sekarang kuambil saudariku ini, melainkan dengan hati benar. Sudilah kiranya mengasihani aku ini dan dia dan membuat kami menjadi tua bersama."
8:8 Serentak berkatalah mereka: "Amin! Amin!"
8:9 Kemudian mereka tidur semalam-malaman


Mrk. 12:28b-34

12:28b "Hukum manakah yang paling utama?"
12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
12:30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
12:31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."
12:32 Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.
12:33 Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan."
12:34 Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorang pun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.


Hukum yang Terutama

Saudara terkasih, kali ini, ahli Taurat datang bukan hendak menjebak Yesus, ada yang baru, nuansa perubahan bahwa karena jawab Yesus yang tepat menggerakkannya untuk bertanya sesuai dengan budaya mereka. Bagaimana Yahudi sering membuat gradasi hukum yang utama dan yang di bawahnya. Itu yang ahli tersebut tanyakan.
Hukum kasih, hukum yang utama ialah untuk mengasihi Tuhan Allah dengan seganap hati, akal budi, dan kekuatan manusia. Tuhan itu Esa. Kasih, bukan hanya sebatas perasaan, emosi, atau afeksi semata. Kasih itu usaha untuk membangun hidup selara dengan kehendak Tuhan Allah, mendengarkan Sabda-Nya dan berpaut pada-Nya.
Hukum utama berikutnya ialah mengasihi sesama seperti diri sendiri. Yesus memberikan ungkapan bukan atas pertanyaan. Ahli Taurat hanya bertanya mengenai hukum yang utama. Yesus memberinya bonus yang membawa pemahaman jauh lebih baru dari penanyanya yang menjawab bahwa itu semua lebih mendasar dari pada korban bakaran dan korban sembelihan.

Saudara terkasih, hukum kasih mengajak kita untuk mengasihi Tuhan dengan seluruh daya upaya kita, bergantung kepada-Nya namun tidak melupakan saudara atau sesama sebagai rekan seperjalanan menuju kepada-Nya. Tuhan itu Esa merupakan iman kepercayaan yang tidak boleh kita lupakan, dan itu penting berhadapan dengan “penanya” seperti ahli Taurat lainnya. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar