Kamis, 25 Juni 2015

Mendengar dan Melakukan

Kamis Biasa Pekan XII (H)
Kej. 16:1-12,15-16
Mzm. 106:1-2,304a, 4b-5
Mat. 7:21-29


Kej. 16:1-12,15-16

16:1 Adapun Sarai, isteri Abram itu, tidak beranak. Ia mempunyai seorang hamba perempuan, orang Mesir, Hagar namanya.
16:2 Berkatalah Sarai kepada Abram: "Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak." Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai.
16:3 Jadi Sarai, isteri Abram itu, mengambil Hagar, hambanya, orang Mesir itu, -- yakni ketika Abram telah sepuluh tahun tinggal di tanah Kanaan --, lalu memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk menjadi isterinya.
16:4 Abram menghampiri Hagar, lalu mengandunglah perempuan itu. Ketika Hagar tahu, bahwa ia mengandung, maka ia memandang rendah akan nyonyanya itu.
16:5 Lalu berkatalah Sarai kepada Abram: "Penghinaan yang kuderita ini adalah tanggung jawabmu; akulah yang memberikan hambaku ke pangkuanmu, tetapi baru saja ia tahu, bahwa ia mengandung, ia memandang rendah akan aku; TUHAN kiranya yang menjadi Hakim antara aku dan engkau."
16:6 Kata Abram kepada Sarai: "Hambamu itu di bawah kekuasaanmu; perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik." Lalu Sarai menindas Hagar, sehingga ia lari meninggalkannya.
16:7 Lalu Malaikat TUHAN menjumpainya dekat suatu mata air di padang gurun, yakni dekat mata air di jalan ke Syur.
16:8 Katanya: "Hagar, hamba Sarai, dari manakah datangmu dan ke manakah pergimu?" Jawabnya: "Aku lari meninggalkan Sarai, nyonyaku."
16:9 Lalu kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Kembalilah kepada nyonyamu, biarkanlah engkau ditindas di bawah kekuasaannya."
16:10 Lagi kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya."
16:11 Selanjutnya kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab TUHAN telah mendengar tentang penindasan atasmu itu.
16:12 Seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai liar, demikianlah nanti anak itu; tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya."
16:15 Lalu Hagar melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abram dan Abram menamai anak yang dilahirkan Hagar itu Ismael.
16:16 Abram berumur delapan puluh enam tahun, ketika Hagar melahirkan Ismael baginya


Mat. 7:21-29

7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
7:24 "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
7:25 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
7:26 Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.
7:27 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."
7:28 Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya,
7:29 sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka



Mendengar dan Melakukan


Saudara terkasih, kita sebagai bangsa Indonesia, sedang prihatin. Bagaimana pembicaraan selalu diwarnai dengan nama Tuhan, KitabKitab Suci menjadi bagian dari kalimat yang hendak menunjukkan keimanan seseorang, ironisnya justru sebagai sarana mengelabui khalayak umum. Di balik kata-kata suci namun ada korupsi di sana, mencari untung sendiri dengan kamuflase atas nama rakyat, undang-undang, dan kadang kesucian agama. Lebih memprihatinkan lagi, masih juga merasa benar dan tidak merasa sama sekali bersalah. Rumah-rumah ibadat selalu penuh baik Jumat, Minggu, atau hari-hari raya, peringatan dengan meriah hari keagamaan, namun memiliki kekayaan jauh di atas  kemampuan dan gaji mereka. Jelas sekali bahwa kita ini selalu mendengarkan Sabda Tuhan, pendoa yang baik, namun masih juga suka akan kejahatan dengan berbagai taraf dan kondisinya.
Tuhan Allah menghendaki kita bukan hanya mendengar namun jauh lebih bermanfaat adalah melakukannya. Yesus memberikan perumpamaan mendengarkan Sabda-Nya sebagai pondasi atau alas bangunan dan melakukan itu sebagai gedung bangunan. Alas yang kokoh akan membuat bangunan tidak akan mudah roboh. Kita sebagai pribadi perlu pula mendengarkan Sabda-Nya sebagai kekuatan agar hidup kita kokoh dalam menghadapi badai. Badai dunia itu beranekaragam dan bisa menggerus iman kita kalau kita diam tanpa mendengar dan melakukan apa kehendak-Nya dalam hidup kita sehari-hari. BD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar