Kamis
Biasa Pekan XII (H)
Kej.
16:1-12,15-16
Mzm.
106:1-2,304a, 4b-5
Mat.
7:21-29
Kej.
16:1-12,15-16
16:1 Adapun Sarai, isteri
Abram itu, tidak beranak. Ia mempunyai seorang hamba perempuan, orang Mesir,
Hagar namanya.
16:2 Berkatalah Sarai kepada
Abram: "Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu
baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang
anak." Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai.
16:3 Jadi Sarai, isteri Abram
itu, mengambil Hagar, hambanya, orang Mesir itu, -- yakni ketika Abram telah
sepuluh tahun tinggal di tanah Kanaan --, lalu memberikannya kepada Abram,
suaminya, untuk menjadi isterinya.
16:4 Abram menghampiri Hagar,
lalu mengandunglah perempuan itu. Ketika Hagar tahu, bahwa ia mengandung, maka
ia memandang rendah akan nyonyanya itu.
16:5 Lalu berkatalah Sarai
kepada Abram: "Penghinaan yang kuderita ini adalah tanggung jawabmu;
akulah yang memberikan hambaku ke pangkuanmu, tetapi baru saja ia tahu, bahwa ia
mengandung, ia memandang rendah akan aku; TUHAN kiranya yang menjadi Hakim
antara aku dan engkau."
16:6 Kata Abram kepada Sarai:
"Hambamu itu di bawah kekuasaanmu; perbuatlah kepadanya apa yang
kaupandang baik." Lalu Sarai menindas Hagar, sehingga ia lari
meninggalkannya.
16:7 Lalu Malaikat TUHAN
menjumpainya dekat suatu mata air di padang gurun, yakni dekat mata air di
jalan ke Syur.
16:8 Katanya: "Hagar,
hamba Sarai, dari manakah datangmu dan ke manakah pergimu?" Jawabnya:
"Aku lari meninggalkan Sarai, nyonyaku."
16:9 Lalu kata Malaikat TUHAN
itu kepadanya: "Kembalilah kepada nyonyamu, biarkanlah engkau ditindas di
bawah kekuasaannya."
16:10 Lagi kata Malaikat
TUHAN itu kepadanya: "Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga
tidak dapat dihitung karena banyaknya."
16:11 Selanjutnya kata
Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Engkau mengandung dan akan melahirkan
seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab TUHAN telah mendengar
tentang penindasan atasmu itu.
16:12 Seorang laki-laki yang
lakunya seperti keledai liar, demikianlah nanti anak itu; tangannya akan
melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, dan di
tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya."
16:15 Lalu Hagar melahirkan
seorang anak laki-laki bagi Abram dan Abram menamai anak yang dilahirkan Hagar
itu Ismael.
16:16 Abram berumur delapan
puluh enam tahun, ketika Hagar melahirkan Ismael baginya
Mat.
7:21-29
7:21 Bukan setiap orang yang
berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan
dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
7:22 Pada hari terakhir
banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi
nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi
nama-Mu juga?
7:23 Pada waktu itulah Aku
akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu!
Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
7:24 "Setiap orang yang
mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana,
yang mendirikan rumahnya di atas batu.
7:25 Kemudian turunlah hujan
dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak
rubuh sebab didirikan di atas batu.
7:26 Tetapi setiap orang yang
mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang
bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.
7:27 Kemudian turunlah hujan
dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu
dan hebatlah kerusakannya."
7:28 Dan setelah Yesus
mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya,
7:29 sebab Ia mengajar mereka
sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka
Mendengar
dan Melakukan
Saudara terkasih, kita sebagai bangsa Indonesia,
sedang prihatin. Bagaimana pembicaraan selalu diwarnai dengan nama Tuhan,
KitabKitab Suci menjadi bagian dari kalimat yang hendak menunjukkan keimanan
seseorang, ironisnya justru sebagai sarana mengelabui khalayak umum. Di balik
kata-kata suci namun ada korupsi di sana, mencari untung sendiri dengan
kamuflase atas nama rakyat, undang-undang, dan kadang kesucian agama. Lebih memprihatinkan
lagi, masih juga merasa benar dan tidak merasa sama sekali bersalah. Rumah-rumah
ibadat selalu penuh baik Jumat, Minggu, atau hari-hari raya, peringatan dengan
meriah hari keagamaan, namun memiliki kekayaan jauh di atas kemampuan dan gaji mereka. Jelas sekali bahwa
kita ini selalu mendengarkan Sabda Tuhan, pendoa yang baik, namun masih juga
suka akan kejahatan dengan berbagai taraf dan kondisinya.
Tuhan Allah menghendaki kita bukan hanya mendengar namun
jauh lebih bermanfaat adalah melakukannya. Yesus memberikan perumpamaan
mendengarkan Sabda-Nya sebagai pondasi atau alas bangunan dan melakukan itu
sebagai gedung bangunan. Alas yang kokoh akan membuat bangunan tidak akan mudah
roboh. Kita sebagai pribadi perlu pula mendengarkan Sabda-Nya sebagai kekuatan
agar hidup kita kokoh dalam menghadapi badai. Badai dunia itu beranekaragam dan
bisa menggerus iman kita kalau kita diam tanpa mendengar dan melakukan apa
kehendak-Nya dalam hidup kita sehari-hari. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar