Selasa
Biasa Pekan XIII (H)
Kej.19:15-29
Mzm.
34:2-3,9-20,11-12
Mat.
8:23-27
Kej.19:15-29
19:15 Ketika fajar telah
menyingsing, kedua malaikat itu mendesak Lot, supaya bersegera, katanya:
"Bangunlah, bawalah isterimu dan kedua anakmu yang ada di sini, supaya
engkau jangan mati lenyap karena kedurjanaan kota ini."
19:16 Ketika ia
berlambat-lambat, maka tangannya, tangan isteri dan tangan kedua anaknya
dipegang oleh kedua orang itu, sebab TUHAN hendak mengasihani dia; lalu kedua
orang itu menuntunnya ke luar kota dan melepaskannya di sana.
19:17 Sesudah kedua orang itu
menuntun mereka sampai ke luar, berkatalah seorang: "Larilah,
selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke belakang, dan janganlah berhenti di
mana pun juga di Lembah Yordan, larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan
mati lenyap."
19:18 Kata Lot kepada mereka:
"Janganlah kiranya demikian, tuanku.
19:19 Sungguhlah hambamu ini
telah dikaruniai belas kasihan di hadapanmu, dan tuanku telah berbuat kemurahan
besar kepadaku dengan memelihara hidupku, tetapi jika aku harus lari ke
pegunungan, pastilah aku akan tersusul oleh bencana itu, sehingga matilah aku.
19:20 Sungguhlah kota yang di
sana itu cukup dekat kiranya untuk lari ke sana; kota itu kecil; izinkanlah
kiranya aku lari ke sana. Bukankah kota itu kecil? Jika demikian, nyawaku akan
terpelihara."
19:21 Sahut malaikat itu
kepadanya: "Baiklah, dalam hal ini pun permintaanmu akan kuterima dengan
baik; yakni kota yang telah kau sebut itu tidak akan kutunggangbalikkan.
19:22 Cepatlah, larilah ke
sana, sebab aku tidak dapat berbuat apa-apa, sebelum engkau sampai ke
sana." Itulah sebabnya nama kota itu disebut Zoar.
19:23 Matahari telah terbit
menyinari bumi, ketika Lot tiba di Zoar.
19:24 Kemudian TUHAN
menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari TUHAN,
dari langit;
19:25 dan ditunggangbalikkan-Nyalah
kota-kota itu dan Lembah Yordan dan semua penduduk kota-kota serta
tumbuh-tumbuhan di tanah.
19:26 Tetapi isteri Lot, yang
berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam.
19:27 Ketika Abraham
pagi-pagi pergi ke tempat ia berdiri di hadapan TUHAN itu,
19:28 dan memandang ke arah
Sodom dan Gomora serta ke seluruh tanah Lembah Yordan, maka dilihatnyalah asap
dari bumi membubung ke atas sebagai asap dari dapur peleburan.
19:29 Demikianlah pada waktu
Allah memusnahkan kota-kota di Lembah Yordan dan menunggangbalikkan kota-kota
kediaman Lot, maka Allah ingat kepada Abraham, lalu dikeluarkan-Nyalah Lot dari
tengah-tengah tempat yang ditunggangbalikkan itu.
Mat.
8:23-27
8:23 Lalu Yesus naik ke dalam
perahu dan murid-murid-Nya pun mengikuti-Nya.
8:24 Sekonyong-konyong
mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang,
tetapi Yesus tidur.
8:25 Maka datanglah
murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Tuhan, tolonglah, kita
binasa."
8:26 Ia berkata kepada
mereka: "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" Lalu
bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh
sekali.
8:27 Dan heranlah orang-orang
itu, katanya: "Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danau pun taat
kepada-Nya?
Takut
karena Kurang Percaya
Saudara terkasih, peristiwa para murid secara
khusus bersama Yesus di atas perahu merupakan kesempatan para murid mengenal
secara khusus siapa Yesus, jauh berbeda dengan orang banyak yang juga
mencari-Nya. Kuasa yang begitu besar atas ombak dan angin sakal yang membuat
murid-murid ketakutan.
Angin dan ombak, laut dalam tradisi kuno sebagai
lambang kekuatan setan atau kuasa jahat dalam melawan Allah. Yesus yang mampu
meredakan angin dan laut tentunya memberikan gambaran kuat kuasa Allah dalam
mengalahkan kuasa gelap yang menunjukkan kekuatannya. Lebih menonjolkan sisi
simbol dan lambang.
Hardikan Yesus kepada angin yang langsung reda,
juga memberikan gambaran bagaimana para murid yang masih saja belum bisa
mengenalnya setelah sekian lama bersama-sama dan telah menerima pengajaran
masih saja tidak tahu dengan baik siapakah DIA. Angin dan laut saja langusng
tunduk hanya karena sabda-Nya, kata-kata-Nya.
Saudara terkasih, sering pula kita mencari mukjizat
Tuhan dengan berbagai hal yang bombastis, besar, fenomenal, padahal Tuhan
datang setiap saat, setiap waktu dengan seluruh nafas hidup kita, bisa besar,
bisa pula kecil dan lembut. Kita tengok ke kanan dan kiri, siapa dan apa yang
bukan perbuatan tangan-Nya dan tanpa bantuan kreasi-Nya.ada yang besar, sangat
besar, ataupun karya sepele dalam sudut pandang kita sebagai manusia.
Kitatakut, mencari-cari, karena kurang percaya
kepada-Nya. Kurang percaya karena tidak mau mencari dan mengenal DIA
sebagaimana DIA, namun keyakinan dan gambaran kita sendiri yang kita cari. Karang
penghalang itu, hanya diri dan hati kita sendiri yang penuh dengan gambaran dan
konsep kita. Melepaskan biar Tuhan yang menjadi pusat dalam diri kita, takut,
cemas akan sirna.BD.eLeSHa.