Pw.
S.Hieronimus, ImPujG (P)
Ayb.
3:1-3,11-17,20-23
Mzm.
88:2-3,4-5,6,7-8
Luk.
9:51-56
Ayb.
3:1-3,11-17,20-23
3:1 Sesudah itu Ayub membuka
mulutnya dan mengutuki hari kelahirannya.
3:2 Maka berbicaralah Ayub:
3:3 "Biarlah hilang
lenyap hari kelahiranku dan malam yang mengatakan: Seorang anak laki-laki telah
ada dalam kandungan.
3:11 Mengapa aku tidak mati
waktu aku lahir, atau binasa waktu aku keluar dari kandungan?
3:12 Mengapa pangkuan
menerima aku; mengapa ada buah dada, sehingga aku dapat menyusu?
3:13 Jikalau tidak, aku
sekarang berbaring dan tenang; aku tertidur dan mendapat istirahat
3:14 bersama-sama raja-raja
dan penasihat-penasihat di bumi, yang mendirikan kembali reruntuhan bagi
dirinya,
3:15 atau bersama-sama
pembesar-pembesar yang mempunyai emas, yang memenuhi rumahnya dengan perak.
3:16 Atau mengapa aku tidak
seperti anak gugur yang disembunyikan, seperti bayi yang tidak melihat terang?
3:17 Di sanalah orang fasik
berhenti menimbulkan huru-hara, di sanalah mereka yang kehabisan tenaga
mendapat istirahat
3:20 Mengapa terang diberikan
kepada yang bersusah-susah, dan hidup kepada yang pedih hati;
3:21 yang menantikan maut,
yang tak kunjung tiba, yang mengejarnya lebih dari pada menggali harta
terpendam;
3:22 yang bersukaria dan
bersorak-sorai dan senang, bila mereka menemukan kubur;
3:23 kepada orang laki-laki
yang jalannya tersembunyi, yang dikepung Allah?
Luk.
9:51-56
9:51 Ketika hampir genap
waktunya Yesus diangkat ke sorga, Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke
Yerusalem,
9:52 dan Ia mengirim beberapa
utusan mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk ke suatu desa orang Samaria
untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya.
9:53 Tetapi orang-orang
Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem.
9:54 Ketika dua murid-Nya,
yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata: "Tuhan, apakah
Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan
mereka?"
9:55 Akan tetapi Ia berpaling
dan menegor mereka.
9:56 Lalu mereka pergi ke
desa yang lain.
Peziarahan
Menuju Kemuliaan
Saudara terkasih, Injil hari ini menggambarkan
mengenai arah dan pandangan ke Yerusalem sebagai suatu kiasan akan kemuliaan.
Kita ini juga sedang melakukan peziarahan bersama Tuhan ke sana. Jalan menuju
kemuliaan merupakan lorong yang tidak mudah, sebagaimana Tuhan sering ingatkan,
dan diulang-ulang, bahwa perlu memanggul salib dan mengikuti DIA. Pemikiran
para murid cenderung berbeda dan mengambil kehendaknya sendiri. Keinginan hidup
mudah dan menjauhi derita. Manusiawi. Normal. Manusia pada dasarnya lebih suka
enak daripada perjuangan, yang mudah daripada yang sulit.
Permusuhan yang dikobarkan orang Samaria bukanlah
persoalan pribadi dengan Yesus dan para murid, atau ajaran Yesus, namun
beraroma rasial. Perselisihan Yahudi yang merasa lebih baik, daripada Samaria
yang dicap tidak murni karena keterbukaan budaya mereka kepada pihak asing. Para
murid diajak oleh Tuhan Yesus untuk bersikap dewasa dan bijaksana dalam melihat
dan menyikapi perbedaan serta pertentangan yang tidak penting, dan mengalihkan
ke tempat baru yang lebih kondusif dna mau menerima.
Ayub memberikan gambaran, betapa pedih dan
sedihnya, kalau boleh lebih baik tidak usah dilahirkan, sehingga tidak
menghadapi dan merasakan derita yang berkepanjangan. Namun pengalaman Ayub yang
kita dengarkan hari ini, perlu kita renungkan dengan hati yang jernih dan tidak
boleh melupakan apa yang dialami Ayub secara utuh dan jauh lebih penting kata
akhir keputusan Ayub yang setia. Gambaran singkat peristiwa Ayub pada hari ini,
hanya hendak memberikan ilustrasi gambaran kehendak manusia, yang memiliki
kecenderungan untuk menghindari jalan sulit, yang juga dialami dan dilakukan
oleh para murid, yang hidup dan berkarya bersama Tuhan Yesus.
Salib dan menanggung penderitaan bersama Tuhan Yesus
itu tidak gampang. Mengikuti dengan setia, berarti kondisi apapun Tuhan menjadi
pedoman.
Apa yang kita hadapi setiap hari, setiap saat
merupakan pengalaman faktual kita masing-masing. Setiap pribadi memiliki
pengalaman yang berbeda, ketika menghadapi dan menjalani berkat yang berbeda
dengan apa yang menjadi rencana dan keinginan kita, dengan sedih, berat, dan
pengin menghindar. Tuhan menyatakan panggul salibmu dan ikutlah Aku. Peziarah
itu tidak mudah, namun ada Tuhan yang berjalan bersama kita. BD.eLeSHa.