Selasa, 30 September 2014

Peziarahan Menuju Kemuliaan

Pw. S.Hieronimus, ImPujG (P)
Ayb. 3:1-3,11-17,20-23
Mzm. 88:2-3,4-5,6,7-8
Luk. 9:51-56


Ayb. 3:1-3,11-17,20-23

3:1 Sesudah itu Ayub membuka mulutnya dan mengutuki hari kelahirannya.
3:2 Maka berbicaralah Ayub:
3:3 "Biarlah hilang lenyap hari kelahiranku dan malam yang mengatakan: Seorang anak laki-laki telah ada dalam kandungan.
3:11 Mengapa aku tidak mati waktu aku lahir, atau binasa waktu aku keluar dari kandungan?
3:12 Mengapa pangkuan menerima aku; mengapa ada buah dada, sehingga aku dapat menyusu?
3:13 Jikalau tidak, aku sekarang berbaring dan tenang; aku tertidur dan mendapat istirahat
3:14 bersama-sama raja-raja dan penasihat-penasihat di bumi, yang mendirikan kembali reruntuhan bagi dirinya,
3:15 atau bersama-sama pembesar-pembesar yang mempunyai emas, yang memenuhi rumahnya dengan perak.
3:16 Atau mengapa aku tidak seperti anak gugur yang disembunyikan, seperti bayi yang tidak melihat terang?
3:17 Di sanalah orang fasik berhenti menimbulkan huru-hara, di sanalah mereka yang kehabisan tenaga mendapat istirahat
3:20 Mengapa terang diberikan kepada yang bersusah-susah, dan hidup kepada yang pedih hati;
3:21 yang menantikan maut, yang tak kunjung tiba, yang mengejarnya lebih dari pada menggali harta terpendam;
3:22 yang bersukaria dan bersorak-sorai dan senang, bila mereka menemukan kubur;
3:23 kepada orang laki-laki yang jalannya tersembunyi, yang dikepung Allah?

Luk. 9:51-56

9:51 Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke sorga, Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem,
9:52 dan Ia mengirim beberapa utusan mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk ke suatu desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya.
9:53 Tetapi orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem.
9:54 Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata: "Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?"
9:55 Akan tetapi Ia berpaling dan menegor mereka.
9:56 Lalu mereka pergi ke desa yang lain.

Peziarahan Menuju Kemuliaan

Saudara terkasih, Injil hari ini menggambarkan mengenai arah dan pandangan ke Yerusalem sebagai suatu kiasan akan kemuliaan. Kita ini juga sedang melakukan peziarahan bersama Tuhan ke sana. Jalan menuju kemuliaan merupakan lorong yang tidak mudah, sebagaimana Tuhan sering ingatkan, dan diulang-ulang, bahwa perlu memanggul salib dan mengikuti DIA. Pemikiran para murid cenderung berbeda dan mengambil kehendaknya sendiri. Keinginan hidup mudah dan menjauhi derita. Manusiawi. Normal. Manusia pada dasarnya lebih suka enak daripada perjuangan, yang mudah daripada yang sulit.
Permusuhan yang dikobarkan orang Samaria bukanlah persoalan pribadi dengan Yesus dan para murid, atau ajaran Yesus, namun beraroma rasial. Perselisihan Yahudi yang merasa lebih baik, daripada Samaria yang dicap tidak murni karena keterbukaan budaya mereka kepada pihak asing. Para murid diajak oleh Tuhan Yesus untuk bersikap dewasa dan bijaksana dalam melihat dan menyikapi perbedaan serta pertentangan yang tidak penting, dan mengalihkan ke tempat baru yang lebih kondusif dna mau menerima.
Ayub memberikan gambaran, betapa pedih dan sedihnya, kalau boleh lebih baik tidak usah dilahirkan, sehingga tidak menghadapi dan merasakan derita yang berkepanjangan. Namun pengalaman Ayub yang kita dengarkan hari ini, perlu kita renungkan dengan hati yang jernih dan tidak boleh melupakan apa yang dialami Ayub secara utuh dan jauh lebih penting kata akhir keputusan Ayub yang setia. Gambaran singkat peristiwa Ayub pada hari ini, hanya hendak memberikan ilustrasi gambaran kehendak manusia, yang memiliki kecenderungan untuk menghindari jalan sulit, yang juga dialami dan dilakukan oleh para murid, yang hidup dan berkarya bersama Tuhan Yesus.
Salib dan menanggung penderitaan bersama Tuhan Yesus itu tidak gampang. Mengikuti dengan setia, berarti kondisi apapun Tuhan menjadi pedoman.

Apa yang kita hadapi setiap hari, setiap saat merupakan pengalaman faktual kita masing-masing. Setiap pribadi memiliki pengalaman yang berbeda, ketika menghadapi dan menjalani berkat yang berbeda dengan apa yang menjadi rencana dan keinginan kita, dengan sedih, berat, dan pengin menghindar. Tuhan menyatakan panggul salibmu dan ikutlah Aku. Peziarah itu tidak mudah, namun ada Tuhan yang berjalan bersama kita. BD.eLeSHa.

Senin, 29 September 2014

"Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!"

Pesta S.Mikael, Gabriel, dan Rafael, Malaikat Agung (P)
Dan. 7:9-10, 13-14
Mzm. 130:1-2a,2bc-3, 405
Yoh.1:47—51


Dan. 7:9-10, 13-14

1:9 Maka Allah mengaruniakan kepada Daniel kasih dan sayang dari pemimpin pegawai istana itu;
1:10 tetapi berkatalah pemimpin pegawai istana itu kepada Daniel: "Aku takut, kalau-kalau tuanku raja, yang telah menetapkan makanan dan minumanmu, berpendapat bahwa kamu kelihatan kurang sehat dari pada orang-orang muda lain yang sebaya dengan kamu, sehingga karena kamu aku dianggap bersalah oleh raja.
1:13 sesudah itu bandingkanlah perawakan kami dengan perawakan orang-orang muda yang makan dari santapan raja, kemudian perlakukanlah hamba-hambamu ini sesuai dengan pendapatmu."
1:14 Didengarkannyalah permintaan mereka itu, lalu diadakanlah percobaan dengan mereka selama sepuluh hari.

Yoh.1:47—51

1:47 Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!"
1:48 Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara."
1:49 Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!"
1:50 Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu."
1:51 Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia."



Saudara terkasih, hari ini Gereja Universal, memperingati Pesta Para Malaikat Agung, malaikat yang memiliki peran istimewa di dalam karya Allah bagi manusia. Allah yang tidak pernah melepaskan manusia sendirian di dalam hidupnya mengirimkan kepada kita malaikat pelindung. Pernah kah Anda mengalami peristiwa di mana kita berpikir sama sekali tidak akan mungkin lepas dari kejadian, misalnya, dan tiba-tiba ada sesuatu yang mengalihkan perhatian, dan kita lepas dari bahaya? Itu adalah karya malaikat dan Allah yang mengasihi kita. Perlu hati-hati apakah ini karya malaikat dan Roh Kudus atau dari roh jahat yang hendak membelokkan kita ke dalam kesesatan, ialah hati nurani kita. Bagaimana perasaan itu, apakah menyenangkan, membahagiakan, atau merisaukan? Ketika perasaan kita damai, sukacita, tenang, dan bahagia, kita layak yakin itulah karya Allah melalui malaikat, dan Roh Kudus.
Bacaan Injil memberikan pembelajaran kepada kita, bagaimana kita diwakili oleh Natanael, yang mengenal Tuhan, karena kasih-Nya yang telah menyentuh Natanael. Kedegilan hati, kebutaan mata, telinga yang tuli, karena iman kepercayaan lama yang menghalangi pengenalan Natanael kepada Yesus. Sering kita juga tidak mengenal kebaikan Tuhan saat kita baik-baik saja, apalagi kalau mendapatkan karunia berlimpah-limpah, namun ketika kita terdesak, di dalam keadaan yang sulit, yang pertama-tama kita lakukan ialah datang kepada Tuhan, berdoa dengan lebih tekun, berlitani, bernovena, dan semua daya upaya dilakukan. Hati kita tertutup oleh berkat-Nya, mata kita tersilaukan oleh rahmat berlimpah, pengetahuan kita yang banyak menghambat desiran angin kasih-Nya yang menawarkan diri untuk mendapat tanggapan kita.

Saudara terkasih, rahmat dan berkat gratis pemberian Tuhan Allah karena kasih dan cinta-Nya kepada kita. Rasa syukur dan tanggapan atas kebaikan-Nya itu sudah layak dan sepantasnya, bukan karena tuntutan dari siapapun, bahkan dari Allah. Allah tidak pernah meminta kita untuk apapun juga, namun kita yang harus tahu diri dan bersyukur dengan sepenuh hati. Kasih-Nya tidak berkesudahan.BD.eLeSHa.

Sabtu, 27 September 2014

Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah.

Minggu Biasa XXVI
Yeh. 18:25-28
Mzm 25:4bc-5,5-7,8-9
Fil. 2:1-11
Mat.21:28-32


Yeh. 18:25-28

18:25 Tetapi kamu berkata: Tindakan Tuhan tidak tepat! Dengarlah dulu, hai kaum Israel, apakah tindakan-Ku yang tidak tepat ataukah tindakanmu yang tidak tepat?
18:26 Kalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kecurangan sehingga ia mati, ia harus mati karena kecurangan yang dilakukannya.
18:27 Sebaliknya, kalau orang fasik bertobat dari kefasikan yang dilakukannya dan ia melakukan keadilan dan kebenaran, ia akan menyelamatkan nyawanya.
18:28 Ia insaf dan bertobat dari segala durhaka yang dibuatnya, ia pasti hidup, ia tidak akan mati

Fil.2:1-11

2:1 Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan,
2:2 karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,
2:3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;
2:4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!


Mat. 21:28-32

21:28 "Tetapi apakah pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur.
21:29 Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi.
21:30 Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga.
21:31 Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?" Jawab mereka: "Yang terakhir." Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah.
21:32 Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadanya."

Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah.

Saudara terlasih. Tuhan Yesus melalui Injil Minggu ini mengatakan mengenai kehidupan yang bertobat dan orang yang menyatakan tidak satu dalam kata dan perbuatan. Pertama mengatakan ya, namun tidak menjalankan, dan yang kedua menolak, bertobat dan menjalankan apa yang diperintahkan kepadanya. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjadi orang yang berpura-pura demi keamanan kita. Aman terhadap ancaman karir dan jabatan karena beriman Kristiani, karena berbeda dengan arus dunia yang buruk. Demi keamanan ikut sajalah. Kebenaran dan iman dikalahkan demi kepentingan sendiri. Hari-hari ini kita baru disuguhi kemunafikan dai wakil-wakil kita mengenai pemilukada. Bagaimana muka-muka munafik namun menyatakan dengan gegepa gempita dan penuh semangat memperjuangkan rakyat. Padahal jelas-jelas memperjuangkan kepentingan mereka sendiri.
Saudara terkasih, Tuhan lebih memberikan apresiasi dan penghargaan kepada orang yang menyadari kesalahannya, bertobat, dan melakukan rencana Tuhan dengan setia. Tobat bukan semata menyesal namun berbalik arah dan menjalankan apa yang Tuhan kehendaki dari kita. Berbalik dari manusia lama ke dalam pribadi baru yang lebih baik dan berguna.
Apresiasi berupa kesatuan dengan Bapa di surga. Pendosa yang bertobat lebih dihargai Tuhan dibandingkan orang yang tekun berdoa namun hidup tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan dikalahkan demi kepentingan dunia dan kepentingan diri sendiri, namun tetap tekun dalam beribadat dan menjalan ritual kosong, karena tidak menghasilkan buah. Kesatuan kata dan perbuatan mutlak diperlukan untuk menjalankan rencana Tuhan.BD.eLeSHa.


Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu!!

Pw. S. Vinsensius a Paulo, Im (P)
Pkh. 11:9-12:8
Mzm. 90:3-4,5-6,12-13,14,17
Luk.9:43b-45



Pkh.11:9-12:8

11:9 Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan!
11:10 Buanglah kesedihan dari hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu, karena kemudaan dan fajar hidup adalah kesia-siaan.
12:1 Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: "Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!",
12:2 sebelum matahari dan terang, bulan dan bintang-bintang menjadi gelap, dan awan-awan datang kembali sesudah hujan,
12:3 pada waktu penjaga-penjaga rumah gemetar, dan orang-orang kuat membungkuk, dan perempuan-perempuan penggiling berhenti karena berkurang jumlahnya, dan yang melihat dari jendela semuanya menjadi kabur,
12:4 dan pintu-pintu di tepi jalan tertutup, dan bunyi penggilingan menjadi lemah, dan suara menjadi seperti kicauan burung, dan semua penyanyi perempuan tunduk,
12:5 juga orang menjadi takut tinggi, dan ketakutan ada di jalan, pohon badam berbunga, belalang menyeret dirinya dengan susah payah dan nafsu makan tak dapat dibangkitkan lagi -- karena manusia pergi ke rumahnya yang kekal dan peratap-peratap berkeliaran di jalan,
12:6 sebelum rantai perak diputuskan dan pelita emas dipecahkan, sebelum tempayan dihancurkan dekat mata air dan roda timba dirusakkan di atas sumur,
12:7 dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.
12:8 Kesia-siaan atas kesia-siaan, kata Pengkhotbah, segala sesuatu adalah sia-sia.


Luk. 9:43b-45

9:43b Ketika semua orang itu masih heran karena segala yang diperbuat-Nya itu, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya:
9:44 "Dengarlah dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia."
9:45 Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya.

Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu!!

Saudara terkasih, dunia modern diwarnai oleh hedonisme, materialisme, dan cenderung meninggalkan yang bernuansa spiritual, rohaniah, dan batiniah. Hedonis, materialisme, dan budaya instan merupakan proses alami, proses yang perlu disikapi dengan hati dan kepala dingin. Emosional dan kekerasan bukan jalan keluar. Semua memang harus terjadi, sebagai konsekuensi perkembangan zaman. Orang beriman perlu bersikap dengan hati dan spiritualitas sebagai garda terdepan agar tidak terseret arus dunia yang demikian. Kekuatan hati yang penuh spirit akan mampu menangkal kemungkinan masuk pusaran arus dunia yang membahayakan jiwa. Pengkhotbah memberikan wejangan luar biasa dengan menyatakan, Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu. Masa muda, waktu manusia penuh vitalitas, semangat luar biasa dalam bereksplorasi pada dunia, seolah dunia dalam genggaman tangan, ada ungkapan pemuda harapan bangsa, menunjukkan kualitas pemuda yang besar dan penuh pengharapan. Namun besarnya jiwa muda tersebut sering melalaikan Sang Pencipta, kan masih muda urusan surgawi, spiritualitas nanti saja setelah pensiun. Seolah Tuhan diberi sisa-sisa energi. Lha kalau Tuhan menghendaki mereka sebelum tua dan purnakarya sudah dipanggil-Nya?
Anggapan waktu adalah uang, sering menjadikan orang lalai akan tanggung jawabnya sebagai ciptaan. Padahal bisa juga kerja itu dipakai sebagai ungkapan syukur atas kasih karunia Tuhan. Melalui pekerjaan dan karya mereka, mereka memuji Tuhan Allah, memuliakan alam dan sesama sebagai ungkapan syukur atas rahmat kehidupan. Kerja manusia bisa bermakna spiritualitas ketika kerja dilakukan dengan hati nurani. Hati yang jernih, melakukan kerja sepenuh hati, demi pengembangan diri dan memuji Tuhan. Dua segi salib terwakili, ungkapan syukur dan bersama berkembang dengan sesama.

Saudara terkasih, Tuhan Yesus menyatakan Anak Manusia akan diserahkan kepada dunia, hal ini historis menyatakan apa yang akan dialami Tuhan Yesus di tangan para pemuka agama dan pembesar Yahudi, namun juga bagi kita semua. Kita diserahkan ke dalam dunia, dunia di mana hedonisme, materialisme, dan budaya instan yang akan mengasingkan kita dengan Sang Pencipta. Hedonisme, materialisme, dan budaya instan tidak sepenuhnya buruk dan salah. Persoalan muncul kalau itu semua telah mengalahkan kita sebagai manusia rohani yang menjalani hari-hari demi memenuhi hasrat dunia.BD.eLeSHa.

Jumat, 26 September 2014

Indah pada Waktunya

Jumat Biasa (H)
Pkh. 3:1-11
Mzm. 144:1a,2abc,3-4
Luk.9:18-22


Pkh. 3:1-11

3:1 Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya.
3:2 Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam;
3:3 ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun;
3:4 ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari;
3:5 ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk;
3:6 ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang;
3:7 ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara;
3:8 ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai.
3:9 Apakah untung pekerja dari yang dikerjakannya dengan berjerih payah?
3:10 Aku telah melihat pekerjaan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia untuk melelahkan dirinya.
3:11 Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.


Luk.9:18-22

9:18 Pada suatu kali ketika Yesus berdoa seorang diri, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Lalu Ia bertanya kepada mereka: "Kata orang banyak, siapakah Aku ini?"
9:19 Jawab mereka: "Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit."
9:20 Yesus bertanya kepada mereka: "Menurut kamu, siapakah Aku ini?" Jawab Petrus: "Mesias dari Allah."
9:21 Lalu Yesus melarang mereka dengan keras, supaya mereka jangan memberitahukan hal itu kepada siapa pun.
9:22 Dan Yesus berkata: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.

Indah pada Waktunya

Saudara terkasih, Pengkhotbah memberikan nasihat yang luar biasa bagi kita hari ini. Semua ada waktunya. Menyadari bahwa semua ada waktunya, membuat kita menjalani kehidupan ini menjadi ringan, tidak tergesa-gesa, tidak berkecil hati, namun juga tidak sombong. Jauh lebih bernilai lagi, ialah kita ingat, bahwa kita tidak berjalan sendirian. Semua telah direncanakan dan didampingi dengan baik oleh Tuhan Allah, satu per satu. Saat menderita kita boleh berharap dan yakin bahwa ada harapan di waktu yang lain, sehingga kita mampu tabah menghadapinya dengan jiwa dan hati yang terbuka dan bisa bersyukur atas keadaan tersebut. Suatu waktu mendapat berkat melimpah, menyadari sebagai ciptaan tentu apa yang terjadi tidak pernah lepas dari peran Tuhan Allah, dengan demikian kita mewarnai hidup penuh syukur itu dengan hiasan kerendahan hati, bukan kesombongan sebagai hasil pribadi dan kerja kerasnya sendiri. Semua di bawah kolong langit ada waktunya. Tidak ada yang ada abadi di dunia ini. Maka menjadi pribadi yang penuh syukur menyadari kerapuhan dan kelemahan berserah di dalam Tuhan sebagai Penyelenggara Ilahi sudah layak dan patut kita jalani.

Tuhan Yesus mengadakan pendadaran kualitas pengenalan murid-Nya terhadap Pribadi Yesus. Ternyata para murid masih dikungkung oleh kemanusiaa, yang lebih mudah mengatakan kata orang sebagai ganti akan ketidakeranian membuat pernyataannya sendiri. Petrus sebagai kepala atau ketua para murid memang memperoleh hikmat Tuhan Allah untuk mampu mengenal Tuhan Yesus dengan jauh lebih baik. Engkaulah Mesias dari Allah. Berikutnya ialah nubuat Yesus akan hari-hari akhir di dunia. Hari akhir yang diwarnai dengan penderitaan dan penolakan dari kaum sebangsa-Nya.BD.eLeSHa.

Kamis, 25 September 2014

Lihatlah, ini baru!

Kamis Biasa(H)
Pkh. 1:2-11
Mzm. 90:3-4,5-6,12-13,14,17
Luk. 9:7-9

Pkh. 1:2-11

1:2 Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia.
1:3 Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari?
1:4 Keturunan yang satu pergi dan keturunan yang lain datang, tetapi bumi tetap ada.
1:5 Matahari terbit, matahari terbenam, lalu terburu-buru menuju tempat ia terbit kembali.
1:6 Angin bertiup ke selatan, lalu berputar ke utara, terus-menerus ia berputar, dan dalam putarannya angin itu kembali.
1:7 Semua sungai mengalir ke laut, tetapi laut tidak juga menjadi penuh; ke mana sungai mengalir, ke situ sungai mengalir selalu.
1:8 Segala sesuatu menjemukan, sehingga tak terkatakan oleh manusia; mata tidak kenyang melihat, telinga tidak puas mendengar.
1:9 Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari.
1:10 Adakah sesuatu yang dapat dikatakan: "Lihatlah, ini baru!"? Tetapi itu sudah ada dulu, lama sebelum kita ada.
1:11 Kenang-kenangan dari masa lampau tidak ada, dan dari masa depan yang masih akan datang pun tidak akan ada kenang-kenangan pada mereka yang hidup sesudahnya

Luk. 9:7-9

9:7 Herodes, raja wilayah, mendengar segala yang terjadi itu dan ia pun merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati.
9:8 Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit.
9:9 Tetapi Herodes berkata: "Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal demikian?" Lalu ia berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus

Lihatlah, ini baru!
Saudara terkasih, bacaan kali ini menggambarkan keadaan dunia yang banyak diagung-agungkan manusia. Padahal dunia selalu saja sama. Pengkhotbah menggambarkan dengan keadaan yang selalu ada di muka bumi ini. Apa yang dikatakan baru sebenarnya hanyalah bentuk lain yang pernah ada. Tidak ada yang baru di dunia ini. Baru hanya milik Tuhan yang menciptakan dari ketiadaan. Manusia hanya menemukan atau membentuk menjadi inovasi baru. Puisi yang indah dari Pengkhotbah, matahari terbit dan terbenam setiap hari, meskipun astronomi modern bukan seperti ini, toh pendapat modern pun masih memakai terminologi yang sama. Angin terus bertiup, sungai terus mengalir namun tidak memenuhinya, Kita selalu menjelaskan namun sebenarnya tidak bicara apa-apa, kita terus melihat dan mendengar namun tidak pernah tahu mengenai apa itu. Seluruh usaha adalah segumpal awan, “kesia-siaan”, atau “kesia-siaan atas kesia-siaan”.

Bacaan Injil kali ini berkaitan dengan bacaan I, di mana Yesus menjadikan orang ingat akan sesuatu yang telah lampau. Apa yang dilakukan Tuhan Yesus menjadi orang mengingat Elia, Yohanes Pembaptis, kekinian telah menjadikan yang lampau menjadi baru. Kerinduan Herodes untuk kebenaran dan kebaikan yang hakiki mengusik nuraninya, sehingga ia pengin banget ketemu Yesus. Mengenai pilihan Herodes akan kita ketahui bersama pada waktunya. BD.eLeSHa.

Rabu, 24 September 2014

Jangan membawa apa-apa.....

Rabu Biasa(H)
Ams. 30:5-9
Mzm. 119:29,72,89,101,104,163
Luk.9:1-6


Ams. 30:5-9

30:5 Semua firman Allah adalah murni. Ia adalah perisai bagi orang-orang yang berlindung pada-Nya.
30:6 Jangan menambahi firman-Nya, supaya engkau tidak ditegur-Nya dan dianggap pendusta.
30:7 Dua hal aku mohon kepada-Mu, jangan itu Kautolak sebelum aku mati, yakni:
30:8 Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku.
30:9 Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.

Luk.9:1-6

9:1 Maka Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit.
9:2 Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang,
9:3 kata-Nya kepada mereka: "Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju.
9:4 Dan apabila kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari situ.
9:5 Dan kalau ada orang yang tidak mau menerima kamu, keluarlah dari kota mereka dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka."
9:6 Lalu pergilah mereka dan mereka mengelilingi segala desa sambil memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit di segala tempat.

Jangan membawa apa-apa.....

Saudara terkasih, jangan membawa apa-apa dalam hal ini bisa diartikan secara harafiah, memang tidak bersiap-siap dengan bekal yang merepotkan, dan menyerahan segala kebutuhan pelayanan itu sepenuhnya kepada umat yang dilayani. Jauh lebih mendalam dan mendasar ialah keberanian kita untuk berserah sepenuhnya kepada Tuhan Allah. Penyelenggaraan Illahi di dalam karya kita. Tuhan Allah telah menyediakan semuanya bagi kita. Keberanian menyerahkan seluruhnya kepada DIA semata. Zaman sekarang banyak hal yang bisa menghambat perjalanan kita, pasangan hidup, anak. orang tua, materi, hobby yang menyita waktu dan menunda-nunda ketika ada panggilan Tuhan untuk bekarya, luka-luka batin, yang diwartakan adalah dirinya sendiri dan Tuhan Allah justru dijadikan kedok di dalam memenuhi kekeringan hatinya. Demi kebanggan diri bukan melayani Tuhan secara rendah hati.
Saudara terkasih, banyak cerita mengenai hal ini, bagaimana umat di suatu paroki menjadi marah karena setiap memberikan makan ke pastoran, lebih sering diberikan anjing. Umat berjerih payah, berlelah-lelah mencari nafkah dan sebagian diberikan untuk gembalanya, malah diberikan anjing. Umat tentu memberikan yang terbaik, tidak mungkin yang terburuk. Ada cerita lain, diberi sayuran dan menyatakan bukan kambing, meminta ayam kelas atas, padahal paroki tersebut teramasuk sederhana. Mereka tidak membawa bekal, namun membebani umat yang dilayani berlebihan. Pelayan-pelayan demikian hanya berkaitan dengan dirinya, dan di mana pewartaan tentang Injilnya, bukan membawa kesembuhan, namun sakit dan bahkan sakit hati.
Umat saking cintanya, ucapan terima kasih itu sering “membunuh” gembalanya, karena apa yang dihantar untuk makan, itu selalu yang “tidak sehat”, mahal, namun membawa penyakit. Baik itu kolesterol, seperti gule, sate, daging beranekaragam, dan yang sejenisnya. Repotnya kalau menyajikan sayur dianggap tidak layak dan pantas. Makanan berimbang berkaitan dengan kesehatan diperlukan, bukan masalah mahal dan murahnya. BD.eLeSHa.


Selasa, 23 September 2014

Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.

Pw. S. Padre Pio dari Pietrelcina (P)
Ams.21:1-6,10-13
Mzm. 119:1,27,30,34,35,44
Luk.8:19-21


Ams.21:1-6,10-13

21:1 Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkan-Nya ke mana Ia ingini.
21:2 Setiap jalan orang adalah lurus menurut pandangannya sendiri, tetapi TUHANlah yang menguji hati.
21:3 Melakukan kebenaran dan keadilan lebih dikenan TUHAN dari pada korban.
21:4 Mata yang congkak dan hati yang sombong, yang menjadi pelita orang fasik, adalah dosa.
21:5 Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan, tetapi setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan mengalami kekurangan.
21:6 Memperoleh harta benda dengan lidah dusta adalah kesia-siaan yang lenyap dari orang yang mencari maut.
21:10 Hati orang fasik mengingini kejahatan dan ia tidak menaruh belas kasihan kepada sesamanya.
21:11 Jikalau si pencemooh dihukum, orang yang tak berpengalaman menjadi bijak, dan jikalau orang bijak diberi pengajaran, ia akan beroleh pengetahuan.
21:12 Yang Mahaadil memperhatikan rumah orang fasik, dan menjerumuskan orang fasik ke dalam kecelakaan.
21:13 Siapa menutup telinganya bagi jeritan orang lemah, tidak akan menerima jawaban, kalau ia sendiri berseru-seru


Luk.8:19-21

8:19 Ibu dan saudara-saudara Yesus datang kepada-Nya, tetapi mereka tidak dapat mencapai Dia karena orang banyak.
8:20 Orang memberitahukan kepada-Nya: "Ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Engkau."
8:21 Tetapi Ia menjawab mereka: "Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.


Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka,
yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.

Saudara terkasih, Tuhan menyatakan saudara dan ibu bukan berkaitan secara darah semata, sebagaimana ibu dan saudara kandung, namun siapapun yang menjalankan rencana dan kehendak Tuhan melalui mendengarkan sabda atau firman Tuhan. Hubungan mendasar dan fundamental bagi Yesus bukan semata karena hubungan biologis, namun karena kesetiaan di dalam mendengarkan sabda Tuhan dan menjalankan dalam kehidupan sehari-harinya.
Amsal menyatakan apa yang perlu dilakukan, penggambaran perilaku orang jahat atau orang fasik dan apa yang dilakukan oleh orang baik atau orang yang berhikmat. Orang fasik sebagai orang yang tidak mendengarkan sabda Tuhan. Apa yang terjadi dengan orang yang demikian? Apa yang dilakukan sia-sia, kekurangan, menutup telingannya bagi orang yang perlu mendapatkan pertolongan, hatinya penuh rencana jahat, dan perilaku buruk lainnya. Tuhan memberkati orang yang lurus hatinya berdasar sabda Tuhan. Ia akan mendapatkan kelimpahan, menjadi bijak, berpengertahuan, dan memiliki hati yang penuh belas kasihan.
Saudara terkasih, hal inilah yang menghantar Padre Pio sehingga menggerakkan hatinya untuk menolong sesamanya yang sedang menderita di dalam penyakit menular dan belum ada obatnya saat itu. Cinta kasihnya mengatasi hubungan darah dan ketakutannya kehilanggan nyawanya sendiri. Sabda Tuhan menggerakkan hati untuk mengulurkan tangan bagi saudaranya yang membutuhkan bantuannya. Uluran tangan tanpa perlu berkaitan dengan relasional biologis, namun menjalankan saba Tuhan. BD.eLeSHa.


Senin, 22 September 2014

Siapa yang mempunyai kepadanya akan diberi.....

Senin Biasa (H)
Ams. 3:27-34
Mzm. 15:2-3ab, 3cd-4ab,5
Luk.8: 16-18


Ams. 3:27-34

3:27 Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya.
3:28 Janganlah engkau berkata kepada sesamamu: "Pergilah dan kembalilah, besok akan kuberi," sedangkan yang diminta ada padamu.
3:29 Janganlah merencanakan kejahatan terhadap sesamamu, sedangkan tanpa curiga ia tinggal bersama-sama dengan engkau.
3:30 Janganlah bertengkar tidak semena-mena dengan seseorang, jikalau ia tidak berbuat jahat kepadamu.
3:31 Janganlah iri hati kepada orang yang melakukan kelaliman, dan janganlah memilih satu pun dari jalannya,
3:32 karena orang yang sesat adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi dengan orang jujur Ia bergaul erat.
3:33 Kutuk TUHAN ada di dalam rumah orang fasik, tetapi tempat kediaman orang benar diberkati-Nya.
3:34 Apabila Ia menghadapi pencemooh, maka Ia pun mencemooh, tetapi orang yang rendah hati dikasihani-Nya.

Luk.8: 16-18

8:16 "Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya.
8:17 Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan.
8:18 Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya."


Siapa yang mempunyai kepadanya akan diberi.....

Saudara terkasih, Tuhan Yesus bersabda, bahwa pelita sebagai penerang itu pasti akan ditempatkan di tempat yang tinggi. Pelita tidak akan ditutup di dalam tempayan dan ditaruh di bawah tempat tidur. Fungsi lampu adalah sebagai penerang. Posisi yang paling tepat dan pas adalah di atas. Senada dengan bacaan Pertama yang menyatakan janganlah menahan-nahan kebaikan yang mampu engkau lakukan. Kebaikan harus disegerakan dan jangan ditunda-tunda.
Sebuah ilustrasi agak tidak enak, kebaikan itu seperti orang sakit perut dan hendak ke belakang. Lakukan segera, kalau tidak akan membuat tambah sakit, namun jangan pula berharap akan balasan dan kembalinya. Orang ke toilet tidak akan ada yang mengharap kembalinya bukan? Kebaikan merupakan mekanisme wajar dan alamiah dari diri kita yang harus cepat-cepat dilakukan tanpa perlu mengharapkan balasannya.
Pewartaan Tuhan Yesus mengenai pelita sebagai pewahyuan Misteri Kerajaan Allah berkaitan dengan jangkauan yang terbatas. Keseluruhan pewartaan Kerajaan Allah nantinya harus dilakukan oleh Para Rasul. Yesus mendesak para pendengar-Nya untuk mendengarkan, dan barang siapa yang mendengarkan dan terbuka akan Sabda Allah akan mengalami kehidupan rohani yang  lebih kaya. Sebaliknya, ketika orang jauh dari Sabda Allah, kehidupan rohani menjadi layu. Berkembang dan menghasilkan buah hanya di dalam Tuhan, dan bersama Tuhan, apa yang terjadi sebaliknya hanya karena jauh dari DIA. BD.eLeSHa.




Sabtu, 20 September 2014

Iri hatikah engkau karena Aku murah hati?

Hari Minggu Biasa XXV (H)
Yes.55:6-9;
Mzm. 145:2-3,8-9,17-18
Fil. 1:20-24,27
Mat. 20:1-16



Yes.55:6-9;

55:6 Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!
55:7 Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.
55:8 Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN.
55:9 Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.


Fil. 1:20-24,27

1:20 Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikian pun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku.
1:21 Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.
1:22 Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu.
1:23 Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus -- itu memang jauh lebih baik;
1:24 tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu
1:27 Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil

Mat. 20:1-16

20:1 "Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya.
20:2 Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya.
20:3 Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar.
20:4 Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan mereka pun pergi.
20:5 Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi.
20:6 Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari?
20:7 Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku.
20:8 Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu.
20:9 Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar.
20:10 Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga.
20:11 Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu,
20:12 katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari.
20:13 Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari?
20:14 Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu.
20:15 Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?
20:16 Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir."

Iri hatikah engkau karena Aku murah hati?

Saudara terkasih, bagaimana ketika buruh berdemo mengenai UMR saja merusak, menghancurkan  pagar, pot-pot bunga, tanaman, dan banyak lagi. Emosi karena menuntut hak, dan tidak mengingat kewajiban dan menghargai orang lain. Apalagi mendengar upah yang diterima sama dengan yang baru bekerja. Ini ilustrasi yang tidak tepat menggambarkan, namun sedikit mewakili betapa Tuhan itu baik hati dan murah hati. Pada pihak lain, manusia penuh dengan iri, menuntut hak dengan menafikan hak orang lain, lupa akan kewajibanya. Tuhan Yesus menceritakan betapa baiknya dan murah hati Tuhan, sedang manusia iri, apapun menjadi penyebab iri dan dengki akan kebaikan dan rezeki yang diterima sesamanya. Perjanjian Tuhan dengan para pekerja-pekerja dalam perikopa itu, siapa yang bekerja mendapatkan upah satu dinar, tidak menyatakan masa waktunya. Pekerja yang berangkat pagi dan menjelang usai, mendapatkan yang sama. Perjanjian yang dinyatakan adalah satu dinar untuk seorang pekerja.
Manusia yang penuh perhitungan dan matre iri dengan rezeki yang diterima sesamanya. Tuhan memberikan apa yang menjadi hak pekerja sesuai dengan apa yang telah disepakati.
Kemurahan Tuhan sama dengan apa yang akan kita terima. Siapapun yang mengimani DIA baik itu sepanjang hidupnya, atauu hanya sesaat ketika dia tahu dan menyatakan Ya Tuhan ku dan Allah ku langsung masuk kerajaan surga, sebagaimana penjahat yang disalib bersama Tuhan Yesus. Saudara terkasih jangan kemudian berfikir ah aku mau nanti saja berbuat baik dan beribadat kalau menjelang mati. Siapa yang tahu waktu kita. Tiba-tiba dipanggil Tuhan dan kita belum sempat bertobat, kita mau apa? Dan juga hukum berbeda bagi yang tahu namun tidak menjalankan. Tahu namun tidak menjalankan sama juga sama sekali tidak melakukan dan memiliki konsekuensii hukum yang lebih berat.
Bacaan Pertama memberikan peneguhan kita akan bacaan Injil, di mana Tuhan memiliki takaran, ukuran, dan standart yang berbeda dengan manusia. Manusia dan Tuhan punya kelas yang berbeda, manusia dengan segala keterbatasannya tidak mampu menyelami kebaikan dan kemurahan Tuhan. Tuhan yang begitu murah bahkan kepada kita, yangsering jatuh, bahkan dengan yang menolak sekalipun, menghujat, menyangkal, tetap diberi kesempatan, tetap DIA rentangkan tangan-Nya, pelukan-Nya yang hangat dan menerima dengan kasih-Nya. Selamat Hari Tuhan.BD.eLeSHa.


Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.

Pw. S. Andreas Kim Taegon, Im dan Paulus Chong Hasang, dkkMrt-Korea (M)
1 Kor. 15:35-37, 42-49
Mzm. 56:10,11-12,13-14
Luk.8:4-15


1 Kor. 15:35-37, 42-49

15:35 Tetapi mungkin ada orang yang bertanya: "Bagaimanakah orang mati dibangkitkan? Dan dengan tubuh apakah mereka akan datang kembali?"
15:36 Hai orang bodoh! Apa yang engkau sendiri taburkan, tidak akan tumbuh dan hidup, kalau ia tidak mati dahulu.
15:37 Dan yang engkau taburkan bukanlah tubuh tanaman yang akan tumbuh, tetapi biji yang tidak berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain.
15:42 Demikianlah pula halnya dengan kebangkitan orang mati. Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan.
15:43 Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan.
15:44 Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah.
15:45 Seperti ada tertulis: "Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup", tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan.
15:46 Tetapi yang mula-mula datang bukanlah yang rohaniah, tetapi yang alamiah; kemudian barulah datang yang rohaniah.
15:47 Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua berasal dari sorga.
15:48 Makhluk-makhluk alamiah sama dengan dia yang berasal dari debu tanah dan makhluk-makhluk sorgawi sama dengan Dia yang berasal dari sorga.
15:49 Sama seperti kita telah memakai rupa dari yang alamiah, demikian pula kita akan memakai rupa dari yang sorgawi.


Luk.8:4-15

8:4 Ketika orang banyak berbondong-bondong datang, yaitu orang-orang yang dari kota ke kota menggabungkan diri pada Yesus, berkatalah Ia dalam suatu perumpamaan:
8:5 "Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis.
8:6 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air.
8:7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati.
8:8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat." Setelah berkata demikian Yesus berseru: "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"
8:9 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, apa maksud perumpamaan itu.
8:10 Lalu Ia menjawab: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti.
8:11 Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah.
8:12 Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan.
8:13 Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad.
8:14 Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang.
8:15 Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan."

Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.

Saudara terkasih, kebangkitan badan yang dinyatakan Paulus merupakan pengajaran bagi kita, dan merupakan pembelajaran baru bagi orang Yahudi yang memang menolak adanya kebangkitan badan. Benih yang mati dan tumbuh menjadi tanaman baru merupakan ilustrasi di dalam menggambarkan kebangkitan. Kematian tubuh jasmaniah kita yang akan mengubah kita di dalam kerohaniahan kita. Bukan kita yang lama, yang dapat mati lagi, namun kita tubuh rohaniah yang baru.
Saudara terkasih, gambaran Tuhan Yesus di dalam perumpamaan kehidupan beriman itu tetap kontekstual dengan masa kini, yang telah berjalan ribuan tahun yang lalu. Bagaimana iman kita sering  terhimpit demi popularitas melepaskan imannya, dapat disaksikan apa yang menjadi agama dan kepercayaan para artis. Demi pasangan hidup rela meninggalkan agama dan Tuhan Yesus yang telah mengasihinya sepanjang hidup. Politisi dan para birokrat agar dapat masuk pada jajaran elit, dengan syarat meninggalkan imannya, dan itu tidak sedikit. Perkembangan ekonomi, kemajuan teknologi informasi, dan tawaran-tawaran kemudahan dunia yang ditawarkan telah menggoda perkembangan iman itu menjadi kerdil dan mati, karena tidak ada pemeliharaan sehingga mudah menjadi layu dan berakhir di dalam kematian. Dunia dan daging dan tawaran-tawaran kemudahan memang menggiurkan, namun pada sisi yang lain mengikis keimanan manusia. Keimanan yang mensyaratkan keberanian memanggul salib dan berserah sepenuhnya kepada Dia semata. Ketergantungan kepada Tuhan telah digantikan keberadaan kepada ekonomi, teknologi, ilmu pengetahuan, kemampuan diri sendiri, dan kepercayaan akan ideologi-ideologi sempit dunia. Memanggul salib telah dianggap sebagai kuno, dan bisa dibeli dengan uang dan harta yang dimiliki. Kesetiaan terkalahkan oleh keberadaan materi dunia. Bukan itu. Tuhan menghendaki manusia seperti apapun keadaannya tetap setia memanggul salib dan berserah sepenuhnya  kepada-Nya.
Bukti buah dari keimanan ialah buah. Buah kehidupan yang berciri religius, agamis, dan hidup dengan sesama yang berkualitas. Salib horisontal terhadap sesama dan vertikal berkaitan relasional dengan Yang Kuasa baik dan bisa dirasakan lingkungannya.BD.eLeSHa.